- Source: Yayati
Yayati (Dewanagari: ययाति; ,IAST: Yayāti, ययाति), menurut mitologi dan legenda India, adalah leluhur Maharaja Bharata, penguasa India. Ia merupakan putra kedua dari pasangan Nahusa dan Asokasundari. Kakaknya bernama Yati, yang menghabiskan sisa hidupnya untuk menjadi pertapa. Karena Yati tidak mau mewarisi takhta, maka Yayati diangkat menjadi raja, meskipun bukan putra sulung. Yayati menikah dengan Dewayani dan Sarmista, dan menurunkan lima putra.
Kisah mengenai Yayati dapat ditemukan dalam kitab Mahabharata, Brahmapurana, Naradapurana, Matsyapurana, Bhagawatapurana dan Purana lainnya. Berbagai kitab tersebut memiliki versi yang berbeda-beda mengenai Yayati, tetapi inti ceritanya tetap sama.
Pernikahan dengan Dewayani
Kisah mengenai Yayati ditemukan pada Adiparwa, kitab pertama Mahabharata. Dikisahkan bahwa ketika Yayati pergi berburu, ia berhenti di suatu sumur untuk menghilangkan dahaga. Ketika ia menengok ke dalam sumur, didapatinya seorang wanita terjerembab di sana. Yayati menolong wanita tersebut agar keluar dari sumur. Wanita tersebut mengaku bernama Dewayani, putri Mahaguru Sukra, guru para asura. Ia didorong oleh Sarmista, pelayannya sendiri, karena memperebutkan pakaian. Setelah pertemuan tersebut, Yayati dan Dewayani jatuh cinta. Atas jasanya karena telah menolong Dewayani, Sukra menikahkan putrinya dengan sang raja. Sukra juga mewanti-wanti agar sang raja tidak boleh menikahi Sarmista, pelayan Dewayani.
Keturunan
Dari hasil perkawinannya, Yayati dan Dewayani dikaruniai dua orang putra, yang sulung diberi nama Yadu dan yang bungsu diberi nama Turwasu. Suatu ketika, Sarmista mendekati Yayati yang sedang duduk sendirian di taman. Ia membujuk sang raja agar mau mengawininya. Sang raja menolak, tetapi selalu dirayu, hingga akhirnya sang raja mengingkari janji pernikahannya. Ia pun menikah diam-diam dengan Sarmista. Dari hasil perkawinannya, sang raja memiliki tiga putra. Yang sulung diberi nama Druhyu, yang tengah diberi nama Anu, yang bungsu diberi nama Puru. Ketiga-tiganya berparas mirip dengan Yayati.
Yayati berhasil menundukkan beberapa wilayah di muka bumi dan memerintah jagat dengan baik selama beberapa tahun. Ia juga sering melaksanakan yadnya. Ketika ia telah semakin tua, maka ia membagi bumi kepada lima putranya. Yadu diberikan wilayah timur, Puru mendapat bagian yang di tengah, Turwasu mendapat bagian di selatan, Druhyu di utara dan Anu di bagian barat.
Kutukan Sukra
Pada suatu ketika, Dewayani melihat ada tiga orang anak yang wajahnya mirip dengan Yayati, suaminya. Dewayani pun menanyakan ayah mereka. Ketiga anak tersebut menunjuk ke arah Yayati. Dewayani yang merasa sakit hati, lari mengadu kepada ayahnya. Ia mengatakan bahwa sang raja sudah mengingkari janji pernikahan. Sukra kemudian mengutuk Yayati agar ia menjadi tua lebih cepat; tua sebelum usia yang wajar. Mendengar kutukan tersebut, sang raja menjadi takut dan memohon agar mertuanya menarik kembali kutukannya. Hal itu tak dapat dilakukan, tetapi salah satu putranya dapat mewakilinya untuk menerima kutukan tersebut.
Yayati pun memanggil kelima putranya. Putra pertamanya, Sang Yadu, menolak untuk menanggung kutukan ayahnya. Hal itu membuat Yayati marah sehingga ia bersumpah tidak akan mewariskan tahta kerajaan kepada Yadu. Berturut-turut—Turwasu, Druhyu, Anu—menolak permintaan Yayati. Akhirnya mereka pun tidak berhak mewarisi kerajaan ayahnya. Hanya Sang Puru yang bersedia menanggung kutukan yang ditimpa kepada ayahnya. Yayati sangat senang dan menganugerahi Puru bahwa setelah menjalani usia tua selama 1000 tahun, Puru dapat menikmati masa mudanya kembali. Keturunan Sang Puru-lah yang akan menurunkan para raja yang menjadi leluhur Pandawa dan Korawa. Kemudian Yayati menikmati masa mudanya kembali dengan Dewayani dan menurunkan seorang putri yang diberi nama Madawi.
Mangkat
Setelah Sang Puru habis menjalani masa kutukan Yayati, ia menjadi muda dan menikmati masa mudanya kembali. Yayati menobatkan Puru sebagai raja. Yayati memutuskan untuk meninggalkan kekuasaan dan menjalani sisa hidup sebagai seorang petapa bersama dengan kedua istrinya. Ia bertapa di tengah hutan dengan teguh, tanpa makan dan minum, hanya merapalkan mantra. Karena teguh tapanya maka ia meninggalkan alam fana dan jiwanya mencapai surga.
Setelah mencapai surga, ia ditanya oleh Dewa Indra tentang kebajikan dan usahanya dalam mencapai surga. Yayati menjawab dengan rasa bangga dan terasa angkuh bagi Indra, sehingga sang dewa menjadi tersinggung lalu melempar sang raja dari surga. Pada saat jatuh, sang raja meminta maaf atas kesalahannya, lalu memohon bahwa apabila ia harus jatuh, maka ia ingin jatuh di tempat orang yang banyak berbuat kebajikan. Indra mengabulkannya kemudian sang raja tertahan di angkasa, melayang-layang tidak sampai jatuh ke tanah. Di bawahnya ada empat orang yang melakukan yadnya (ritual suci Hindu), bernama Astaka, Pratardana, Basuman, dan Siwi. Mereka semua putra Madawi, dan merupakan cucu Yayati. Melihat kakeknya tertahan di angkasa, mereka menghaturkan yadnya mereka agar kakeknya dapat mencapai surga. Atas pengorbanan cucunya yang tulus, datanglah lima buah kereta, menjemput Yayati dan cucunya agar mencapai surga.
Silsilah keturunan
Lihat pula
Mahabharata
Silsilah Dinasti Kuru dan Yadu
Referensi
Pranala luar
(Inggris) Prabu Yayati di situs Mythfolklore.net
Kata Kunci Pencarian:
- Yayati
- Dewayani
- Anu (Hindu)
- Sukra
- Turwasu
- Druhyu
- Puru (mitologi)
- Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2024
- Yayat Sudrajat
- Sarmista
- Yayati
- Yayati (novel)
- Devayani
- Somavamshi dynasty
- Madhavi (princess)
- Puru (Hinduism)
- Nahusha
- Turvasu Druhyu and Anu dynasties
- Girish Karnad
- Yadu (legendary king)