- Source: Yesus menyembuhkan seorang lumpuh di Betesda
Yesus menyembuhkan seorang lumpuh di Betesda adalah suatu peristiwa mujizat yang diperbuat oleh Yesus Kristus di kota Yerusalem, yang dicatat dalam Injil Yohanes pada bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Peristiwa ini secara khusus dicatat dalam pasal 5 Injil Yohanes, dan tidak disebutkan dalam Injil Sinoptik lainnya, yang sudah memuat mujizat penyembuhan orang lumpuh pada waktu dan tempat yang berbeda, yaitu di kota Kapernaum.Dan setelah itu Yesus berkata kepada orang lumpuh itu : " Angkatlah tempat tidurmu itu dan berjalan pulanglah". Setelah ituorang lumpuh itu pun sembuh .
Tempat
Lokasi terjadinya peristiwa ini adalah di kota Yerusalem pada sebuah kolam yang disebut Betesda, dekat Pintu Gerbang Domba.
Waktu
Peristiwa penyembuhan ini terjadi pada masa suatu hari raya Yahudi, pada suatu hari Sabat.
Latar belakang
Pada abad pertama Masehi di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya.
Catatan peristiwa
Waktu Yesus berada di Yerusalem dalam rangka suatu hari raya Yahudi, Ia pergi ke kolam Betesda. Di situ ada seorang yang sudah 38 tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?" Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan.
Kontroversi hari Sabat
Peristiwa penyembuhan orang lumpuh di Betesda ini terjadi pada hari Sabat. Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: "Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu." Akan tetapi ia menjawab mereka: "Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah." Mereka bertanya kepadanya: "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?" Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat. Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.
Kesaksian Yesus
Mukjizat ini berlanjut dengan "Kesaksian Yesus tentang diri-Nya", dengan menyebut empat saksi dan yang ditutup dengan kata-kata:
"Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"
Kaitan dengan mukjizat lain
Yesus mencelikkan mata seorang yang buta sejak lahir di Yerusalem beberapa waktu kemudian juga pada hari Sabat dan menyebabkan diskusi panjang dengan orang Farisi mengenai "Terang Dunia".
Pintu Gerbang Domba
Salah satu pintu gerbang kuno di tembok pertahanan Yerusalem bagian timur laut, sebelah utara Bait Allah. Disebut "pintu gerbang domba" karena melalui pintu gerbang inilah domba-domba untuk korban penebus dosa digiring menuju ke Bait Allah. Pada zaman Nehemia, pembangunan kembali tembok pertahanan Yerusalem dimulai dari gerbang ini, yang merupakan satu-satunya pintu gerbang yang ditahbiskan, dan berakhir di pintu gerbang ini pula:
Maka bersiaplah imam besar Elyasib dan para imam, saudara-saudaranya, lalu membangun kembali pintu gerbang Domba. Mereka mentahbiskannya dan memasang pintu-pintunya. Mereka mentahbiskannya sampai menara Mea, menara Hananeel.
Lalu antara kamar atas di penjuru dan pintu gerbang Domba para tukang emas dan para pedagang mengadakan perbaikan.
Sekarang dikenal sebagai "Pintu Gerbang Santo Stefanus" ("St. Stephen's Gate"), karena di dekat sini Stefanus mati syahid dirajam batu, atau "Pintu Gerbang Singa" ("Lions Gate"; 31°46′51″N 35°14′13″E), karena menurut alkisah, Sultan Suleiman, seorang pemimpin Muslim yang berhasil merebut Yerusalem, membangun gerbang ini pada tahun 1538-1539 (ada sumber yang menyebut tahun 1517) dengan gambar-gambar singa (atau sebenarnya macan tutul) menghiasinya, untuk menjaga kota Yerusalem, setelah bermimpi (atau menurut sumber lain, ayahnya, Sultan Selim I, bermimpi) sejumlah singa menyerangnya karena tadinya ia bermaksud menghancurkan kota itu. Dalam bahasa setempat, nama gerbang ini adalah "Sha'ar HaArayot" (bahasa Ibrani: שער האריות) atau "Bab al-Asbatt" (bahasa Arab: باب الأسباط) /"Bab Sittna Maryam". Nama lainnya dalam bahasa Inggris: "Gate of Yehoshafat, Gate of the Tribes".
Lihat pula
Mujizat Yesus
Betesda
Yesus mencelikkan mata seorang yang buta sejak lahir
Bagian Alkitab yang berkaitan: Nehemia 3, Yohanes 5, Yohanes 9
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Yesus menyembuhkan seorang lumpuh di Kapernaum
- Mukjizat Yesus Kristus
- Yesus menyembuhkan seorang lumpuh di Betesda
- Yesus mencelikkan mata seorang yang buta sejak lahir
- Betesda
- Yesus menyembuhkan anak seorang pegawai istana
- Yohanes 5
- Injil Yohanes
- Nehemia 3
- Gerbang Domba