- Gelar kehormatan Islam
- Gelar kehormatan Melayu
- Gelar-gelar Maria
- Gelar kebangsawanan Jawa
- Syekhul Islam
- Islam
- Haji (gelar)
- Al-Ghazali
- Oemar Said Tjokroaminoto
- Ibrahim
- Surya Paloh
- Sufmi Dasco Ahmad
- Prabowo Subianto
- Erick Thohir
- Bambang Brodjonegoro
- National Hero of Indonesia
- Orders, decorations, and medals of Indonesia
- Joko Widodo
- Basuki Tjahaja Purnama
- Muhammad Herindra
gelar kehormatan islam
Gelar kehormatan Islam GudangMovies21 Rebahinxxi LK21
Gelar kehormatan Islam digunakan oleh Muslim untuk memuji Allah, menghormati dan memuliakan para nabi, sahabat Muhammad, malaikat, dan para ulama Islam. Istilah-istilah ini umumnya berisi pujian kepada Allah (misalnya, subḥānahu wa-taʿālā), atau mendoakan kebaikan terhadap Nabi Islam Muhammad atau nabi lainnya (misalnya alayhis-salām), atau para sahabat dan tabiin.
Kepada Allah
Setelah menyebut nama Allah atau salah satu nama indah yang dimiliki oleh-Nya, biasanya akan diikuti ungkapan-ungkapan sebagai berikut:
Yang paling umum diucapkan adalah adalah subḥānahu wa-taʿālā yang berarti "Maha Suci dan Maha Tinggi". Dalam banyak teks Islam seperti yang ada di Al-Qur'an dan hadis, gelar ini lebih banyak digunakan setelah menyebut nama Allah.
Kepada Muhammad dan keluarganya
Berdasarkan keterangan di atas kata bahasa Arab: عليه, translit. ʿalayhi "padanya" dapat diganti dengan bahasa Arab: عليه وعلى آله, translit. ʿalayhi wa-ʿalā 'ālihi "padanya dan keluarganya."
Biasanya, "ṣallā" ditujukan kepada Muhammad untuk membedakan antara Muhammad dan nabi-nabi Allah sebelumnya (serta imam Syiah), tetapi secara teoretis, frasa itu dapat digunakan untuk semua nabi secara setara.
= Hukum pengucapan berdasarkan al-Qur'an dan hadis
=al-Qur'an
Perintah untuk berselawat kepada Muhammad tertulis dalam Surah al-Ahzab:
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (Qur'an Al-Ahzab:56)
Hadis
Terdapat beberapa hadis yang memerintahkan kepada Muslim untuk berselawat terhadap pribadi Muhammad. Sejumlah pakar hadis, seperti at-Tirmizi, Ahmad bin Hambal, dan yang lainnya telah meriwayatkan banyak hadis tentang selawat.
Diantaranya adalah sebuah hadis dari Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh an-Nasai.
Anas bin Malik berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda: 'Barang siapa berselawat kepadaku, Allah akan memberi salawat padanya sepuluh kali lipat dan akan menghapus sepuluh dosa darinya, dan akan menaikkan derajatnya sepuluh kali lipat.'"
Kepada malaikat dan nabi sebelum Muhammad
Ditujukan kepada malaikat agung (Jibril, Mikail, dll.) serta nabi sebelum Muhammad (Isa, Musa, Ibrahim, dll.). Sejumlah ulama dari Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Yaman, dan Mauritania sudah mengeluarkan fatwa baru bahwa malaikat harus disapa dengan gelar Alaihissalam, juga nabi dan rasul dari manusia. Fatwa ini didasarkan pada keputusan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.
ʿAlayhis-salāmu (Arab: "عليه السلام")
Terjemahan: "Semoga keselamatan dilimpahkan padanya"
Singkatan: "a.s."
ʿAlayhiṣ-ṣalātu was-salāmu (Arab: عليه الصلاة والسلام)
Terjemahan: "Semoga selawat dan salam dilimpahkan padanya"
Singkatan: "a.s.w."
Kepada sahabat Muhammad
Digunakan untuk menyebut sahabat Muhammad
Raḍiyallāhu 'an-hu (Arab: رضي الله عنه)
Terjemahan: "Semoga Allah meridainya"
Singkatan: "r.a."
Contoh: "al-'Abbās (raḍiyallāhu 'an-hu)..."
Raḍiyallāhu 'an-hā (Arab: رضي الله عنها)
Terjemahan: "Semoga Allah meridainya (feminin)"
Contoh: “Khadījah (raḍiyallāhu 'an-hā)..."
Raḍiyallāhu 'an-hum (Arab: رضي الله)
Terjemahan: "Semoga Allah meridai mereka"
Contoh: "aṣ-Ṣaḥābah (Raḍiyallāhu 'an-hum)..."
Kepada musuh Allah dan Muhammad
Digunakan untuk menyebut musuh-musuh (Arab: العَدُوّ, al-'aduww) Allah dan Muhammad:
La'anatullāhi 'alayhi (Arab: لعنة الله عليه)
Terjemahan: "Semoga Allah melaknatnya"
Contoh: "Abū Lahab (la'anatullāhi 'alayhi)..."
Kepada ulama dan tabiin
Untuk ulama yang dihormati dan memiliki kehormatan yang tinggi dan sudah meninggal.
Raḥmatullāhi 'alayhi (Arab: رَحْمَةُ الله عليه)/Raḥimahullāh (Arab: رَحِمَهُ الله)
Terjemahan: "Semoga Allah merahmatinya"
Contoh: "Abū Hanīfah (Raḥmatullāhi 'alayhi)..."
Raḥmatullāhi 'alayhā (Arab: رَحْمَةُ الله عليها)/Raḥimahallāh (Arab: رَحِمَها الله)
Terjemahan: "Semoga rahmat Allah dilimpahkan kepadanya (feminin)"
Contoh: "Fatimah al-Fihri (Raḥmatullāhi 'alayhā)..."
Raḥmatullāhi 'alay-him (Arab: رَحْمَةُ الله عليهم)
Terjemahan: "Semoga rahmat Allah dilimpahkan kepada mereka"
Untuk ulama yang masih hidup dapat digunakan ungkapan sebagai berikut:
Ḥafiẓahullāh (Arab: حفظه الله)
Terjemahan: "Semoga Allah menjaganya"
Hukum penyingkatan
Beberapa sarjana Muslim, terutama yang berasal dari paham Salafisme, seperti Ibnu Baz dan Firanda Andirja, telah mengkritik berbagai bentuk penyingkatan terhadap gelar atau tanda kehormatan Islam. Misalnya, ṣallāllāhu ʿalayhī wa-sallama yang disingkat sebagai "SAW" atau "saw.", raḍiyallāhu ʿanhū sebagai RA atau "r.a.", dan masih banyak lagi. Mereka berpendapat bahwa menyingkat gelar-gelar tersebut akan menghilangkan makna dan pujian yang terkandung di dalamnya.
= Salafi
=Para ulama Salafisme yang berbasis di Arab Saudi telah memerintahkan umat Islam untuk tidak menyingkat selawat atas Muhammad. Misalnya, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Mufti Agung Arab Saudi, mengatakan sebagai berikut:
Sebagaimana disyariatkan untuk berselawat kepada Nabi (ṣallā -llāhu ʿalayhī wa-sallam) dalam doa tasyahud, dan disyariatkan ketika memberikan khutbah, berdoa, beristigfar, setelah azan, keluar masuk masjid, dan menyebut namanya dalam keadaan lain. Maka dalam penulisan nama Nabi dalam sebuah buku, surat, artikel, dan sebagainya, disyariatkan untuk menuliskan selawat secara lengkap untuk memenuhi perintah yang telah Allah berikan kepada umat Islam, dan supaya pembaca akan ingat dalam mengucapkan selawat ketika membacanya. Oleh karena itu, jangan menulis selawat kepada Nabi dalam bentuk pendek seperti tulisan (S) atau (SAW) dll., atau bentuk lain yang digunakan beberapa penulis, karena dapat bertentangan dengan perintah Allah dalam firman-Nya:
صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
Berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. (Qur'an Al-Ahzab:56)
Menuliskannya dalam bentuk singkatan dapat bertentangan dengan tujuan itu dan tidak memberikan keutamaan apa pun. Selain itu pembaca dapat tidak memperhatikannya dan bahkan tidak mengerti maksud dari singkatan tersebut. Perlu diketahui pula bahwa simbol yang digunakan dianggap tidak disetujui oleh para ulama, yang telah mengingatkannya.
= Pandangan mayoritas
=Mayoritas Muslim masih mempertahankan penyingkatan dengan dalih menghemat penulisan. Menurut mereka, sampai sekarang tidak pernah ditemukan nash al-Qur'an dan hadis yang dengan tegas melarang penyingkatan tersebut, begitu pula kewajiban menulis tanda kehormatan secara lengkap. Bahkan menurut pandangan mereka, literatur historis Islam dengan bahasa Arab memuat penyingkatan gelar kehormatan, seperti ṣallāllāhu ʿalayhī wa-sallama dengan huruf ص (ṣad), dan masih banyak lagi.
Unicode
Lihat pula
WP:GELARISLAM, pedoman Wikipedia tentang penggunaan gelar kehormatan Islam di Wikipedia.
Muhammad
Zikir
Selawat