Tanah Abang adalah salah satu kecamatan di wilayah Kota Administrasi
Jakarta Pusat, provinsi D.K.I
Jakarta, Indonesia. Luas wilayah kecamatan
Tanah Abang sekitar 9,30 km² dan memiliki penduduk berjumlah 147.788 jiwa di tahun 2019, di mana laki-laki berjumlah 74.450 jiwa dan perempuan 73.338 jiwa.
Nama
Ada beberapa teori yang menjelaskan asal muasal nama
Tanah Abang. Salah satu teorinya, saat pasukan Mataram melakukan penyerangan di selatan Batavia pada 1628 dan menjadikan kawasan yang kini disebut
Tanah Abang sebagai pangkalan karena kondisinya yang berupa
Tanah bukit dengan rawa-rawa dan Kali Krukut di sekitarnya. Warna
Tanah yang kemerahan membuat pasukan tersebut menyebutnya "
Tanah abang" di mana kata abang dalam bahasa Jawa berarti merah.
Ada pula yang menyebut kata abang bukan berarti "merah", tetapi berarti sapaan kepada "kakak laki-laki". Kawasan tersebut menjadi dikenal umum setelah seorang Kapten Tionghoa (Kapitein der Chinezen) bernama Phoa Bing Gam mendapatkan izin dari VOC untuk memegang hak kekuasaan hutan di kawasan tersebut, yang mengerjakan terusan dan kanal untuk sarana pengangkutan. Selama pengerjaan, para pekerjanya yang berasal dari Banten memberikan nama
Tanah Abang pada lahan yang dimiliki Phoa Bing Gam.
Teori lainnya menyebut bahwa daerah tersebut mulanya disebut sebagai "Nabang", yang kemudian ditambahkan partikel "De" oleh kolonial Belanda, sehingga menjadi "De Nabang". Singkatan tersebut kemudian berubah perlahan-lahan, menjadi "Tenabang", dan terakhir "
Tanah Abang".
Wilayah administrasi
Kecamatan
Tanah Abang terdiri dari 7 kelurahan, yakni;
Bendungan Hilir,
Tanah Abang dengan kode pos 10210
Karet Tengsin,
Tanah Abang dengan kode pos 10220
Kebon Melati,
Tanah Abang dengan kode pos 10230
Kebon Kacang,
Tanah Abang dengan kode pos 10240
Kampung Bali,
Tanah Abang dengan kode pos 10250
Petamburan,
Tanah Abang dengan kode pos 10260
Gelora,
Tanah Abang dengan kode pos 10270
Demografi
Pada tahun 2021, penduduk kecamatan
Tanah Abang sebanyak 182.665 jiwa, dengan kepadatan 18.032 jiwa/km². Sebagai bagian dari wilayah ibu kota negara Indonesia, kecamatan
Tanah Abang dihuni oleh beragam etnis. Warga asli ialah suku Betawi, tetapi banyak penduduk yang berasal dari suku lain seperti Jawa, Sunda, Banten, Batak, Minangkabau, Tionghoa, dan lain-lain.
Berdasarkan agama yang dianut, Badan
Pusat Statistik kota
Jakarta Pusat mencatat, pemeluk agama di kecamatan
Tanah Abang yakni Islam 82,26%, kemudian Kekristenan 16,85% (Protestan 11,06% dan Katolik 5,79%) dan sebagian lagi memeluk agama Hindu 0,61% dan Buddha 0,28%. Untuk sarana rumah ibadah di
Tanah Abang, terdapat 98 masjid, 81 musala, 12 gereja Protestan, 8 gereja Katolik, 2 vihara dan 1 pura.
Transportasi
BRT Transjakarta: Koridor 1 dan 9
MRT
Jakarta: Lin Utara–Selatan di Stasiun Senayan s.d. Dukuh Atas
KAI Commuter: Commuter Line Basoetta, Cikarang, dan Rangkasbitung di Stasiun Karet, Sudirman Baru, Palmerah, dan
Tanah Abang
Pusat Perbelanjaan
Di kecamatan ini, terdapat Pasar
Tanah Abang yang merupakan
Pusat perdagangan pakaian dan tekstil terbesar di Asia Tenggara. Pasar tersebut telah ada sejak 1735. Pada Februari 2003, sebagian kecil dari wilayah pasar
Tanah Abang terbakar. Pasar
Tanah Abang terbagi menjadi 3 wilayah gedung yang menjadi
Pusat perdagangan antara lain
Tanah Abang Metro,
Tanah Abang lama dan
Tanah Abang AURI.
Tanah Abang lama terbagi atas beberapa blok antara lain blok A, B dan F yang berisikan kios-kios, sedangkan
Tanah Abang AURI terbagi atas beberapa blok antara lain blok A, B, C, D, E, F, AA, BB, CC. Seluruh blok di
Tanah Abang AURI merupakan kumpulan ruko yang umumnya menjual tekstil, kecuali blok E yang merupakan kumpulan kios-kios yang menjual pakaian dalam bentuk eceran ataupun grosir.
Selain Pasar
Tanah Abang, sejumlah
Pusat perbelanjaan modern yang berada di kecamatan ini, meliputi Grand Indonesia Shopping Town, Citywalk Sudirman, Senayan City, Plaza Senayan, dan Thamrin City.
Referensi
Pranala luar