Apresiasi Karya
sastra adalah pembelajaran
sastra. Menurut Roestam Effendi dkk.(1998), “Apreasisi adalah kegiatan mengakrabi karya
sastra secara sungguh-sungguh. Di dalam mengakrabi tersebut terjadi proses pengenalan, pemahaman, penghayatan, penikmatan, dan setelah itu penerapan.” Pengenalan terhadap karya
sastra dapat dilakukan melalui membaca, mendengar, dan menonton.
Kesungguhan dalam kegiatan tersebut akan menuju tingkat pemahaman. Pemahaman terhadap karya
sastra akan membuat penghayatan. Indikator yang dapat dilihat setelah menghayati karya
sastra adalah jika bacaan, dengaran, atau tontonan sedih ia akan ikut sedih, jika gembira ia ikut gembira, begitu seterusnya. Hal itu terjadi seolah-olah ia melihat, mendengar, dan merasakan dari yang dibacanya. Ia benar-benar terlibat dengan karya
sastra yang digeluti atau diakrabinya.
Teori
Menurut Moody (1971) pembelajaran
Apresiasi sastra mengikuti penahapan berikut:
Pelacakan pendahuluan. Memahamani karya
sastra sangat penting agar dapat menentukan strategi yang tepat, dapat menentukan aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian yang khusus terhadap karya
sastra.
Penentuan sikap praktis. Maksudnya, pemberian informasi untuk memahami karya
sastra. Informasi/ keterangan awal itu hendaknya jelas dan seperlunya.
Introduksi. Pada tahap ini, pemberian informasi awal berupa uraian singkat mengenai karya yang disajikan, termasuk juga informasi mengenai pengarangnyLangkah-langkah atau proses mengapresiasi suatu karya
sastra meliputi pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan penerapan. Di bawah ini saya akan menjelaskan satu per satu tahapan proses
Apresiasi sastra. a dan karya pengarangnya yang lain.
Penyajian.
Diskusi.
Pengukuhan.
Langkah-langkah atau proses mengapresiasi suatu karya
sastra meliputi pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan penerapan. Di bawah ini saya akan menjelaskan satu per satu tahapan proses
Apresiasi sastra.
= Pengenalan
=
Tahap pertama dalam
Apresiasi sastra adalah pendahuluan. Pada tahap ini siswa diminta untuk mulai menemukan ciri-ciri umum yang sering dijumpai dalam karya
sastra. Misalnya judul, pengarang, atau genre karya secara umum.
= Pemahaman
=
Beberapa siswa merasa mudah untuk memahaminya, sementara yang lain merasa sangat sulit. Siswa yang kesulitan memahami karya
sastra hendaknya berusaha memahaminya di bawah bimbingan gurunya.
= Penghayatan
=
Pemahaman dapat diperiksa melalui indikator yang dialami siswa. Misalnya ketika siswa membaca secara berulang-ulang, rangsangan membaca menyebabkan mereka merasakan kesedihan, kegembiraan, kasih sayang, empati, dan lain-lain, seolah-olah mereka sedang melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu seperti yang dialami tokoh-tokoh dalam cerita tersebut. saya sedang mengalami.
= Penikmatan
=
Kami berharap para mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mengapresiasi secara mendalam berbagai keindahan karya
sastra. Emosi tersebut membantu kita menemukan beragam nilai, baik nilai
sastra imajinatif maupun nilai yang berkaitan langsung dengan kehidupan. Kenikmatan mengapresiasi karya
sastra terlihat dari kemampuan siswa mengungkapkan pengalaman penulis dalam karyanya. Hal ini dapat memberikan pembaca kenikmatan yang hanya dapat ditemukan dalam karya
sastra.
= Penerapan
=
Penerapan merupakan suatu bentuk perubahan sikap pembaca yang terjadi melalui penemuan nilai dan pesan moral. Pada tahap ini, siswa yang menemukan keindahan dan kesenangan dalam membaca karya
sastra diharapkan dapat memanfaatkan nilai-nilai dan pesan-pesan moral tersebut dalam praktik berupa perubahan sikap terhadap cinta kasih dan dinamika kehidupan.
Referensi