Damiri Mahmud (17 Januari 1945 – 30 Desember 2019) adalah salah seorang sastrawan berasal dari Sumatera Utara. Tulisan-tulisannya berupa artikel budaya, politik, dan agama, tersebar di berbagai harian dan majalah di Indonesia dan Malaysia antara lain: Berita Buana, Pelita, Kompas, Republika, Pikiran Rakyat, Analisa, Waspada, Merdeka, Pikiran Rakyat, Lampung Post, Media Indonesia, Panji Masyarakat, Berdaulat, Horison, Basis, Dewan Sastra dan Berita Harian (Malaysia).
Karier
Kiprahnya dalam dunia sastra Medan dimulai pada tahun 1969 setelah tujuh buah cerpennya dimuat di majalah "Bintang, Sport, dan Film". Cerpennya yang dimuat itu, antara lain, berjudul ”Ronggeng”, ”Luka Lama Berdarah Lagi”, dan ”Kabar dari Laut”. Cerpen ”Mata” kemudian dimuat di majalah Horison Jakarta pada tahun 1970. Di samping menulis karya sastra modern,
Damiri Mahmud juga menulis cerita rakyat. Ia menuliskan kembali cerita rakyat yang sudah ada dengan versi baru. Cerita rakyatnya berjudul "Wasiat Ayah" diterbitkan oleh Firma Hasmar, Medan pada tahun 1976. Ia juga pernah memperoleh penghargaan dari Perpustakaan Sumatera Utara pada tahun 1978 atas cerita rakyat yang ditulisnya yang berjudul "Membalas Budi". Di samping itu, ia juga sudah menghasilkan sebuah novel yang berjudul "Teka-Teki", yang diterbitkan oleh Marwlis Publisher, Selangor, Malaysia pada tahun 1988.
Karya
Kuala: antologi puisi (Dewan Kesenian, Medan, 1975)
Wasiat Ayah: cerita rakyat (Firma Hasmar, Medan, 1976)
Membalas Budi: cerita rakyat (Badan Pengembangan Perpustakaan Daerah Tingkat I, Sumatera Utara, Medan, 1977)
Tiga Muda: antologi puisi (1980)
Titian Laut I: antologi puisi (Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, 1982)
Aku Senantiasa Mencari (1982)
Sajak-Sajak Kamar: antologi puisi (1983)
Muara Satu: antologi puisi (Firma Maju, Medan, 1984)
Nafas Islam dalam Sastra Indonesia: temu kritikus dan sastrawan (1984)
Rantau: antologi puisi Indonesia-Malaysia-Singapura (Yaswira, Medan, 1984)
Memandang Manusia (1985)
Titian Laut II: antologi puisi (Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur. 1986)
Tonggak 3: antologi puisi (Gramedia, Jakarta, 1987)
Bosnia Kita (Komite Solidaritas Muslim Bosnia, Jakarta, 1987)
Teka-Teki: novel (Marwlis Publisher, Malaysia, 1988)
Muara Dua: antologi puisi (Firma Maju Medan, 1989)
Titian Laut III: antologi puisi (Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur.1991)
Ilham: antologi puisi islami Sumatera Utara (1991)
Perisa: jurnal puisi Melayu (Dewan Bahasa dan Pustaka, Malaysia, 1994)
Ensiklopedia Sejarah dan Kebudayaan Melayu (Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan, Malaysia, 1994)
Amir Hamzah Penyair Sepanjang Zaman: penafsiran lain tentang Nyanyi Sunyi (Dewan Kesenian, Sumatera Utara, 1994)
Kontroversi Al-Quran Berwajah Puisi (Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1996)
Antologi Puisi Penyair Sesumatera (Taman Budaya, Jambi, 1996)
Kumpulan Puisi Sumatera Utara (Kanwil Depdikbud, Sumatera Utara, 1998)
Jejak: antologi puisi Sumatera Utara (Dewan Kesenian, Sumatera Utara, 1998)
Parade Baca Puisi Indonesia Berbisik (Korpri Sumut dan DKSU, 1999)
Damai di Bumi: Kumpulan Sajak (Deparsenibud, Sumatera Utara, 2000)
Daun-Daun Sejarah (2000)
Beri Kami Satu Bentuk Hidup Bersahaja (2000)
Esensi dan Dinamika: telaah sufistik terhadap puisi dan perjalanan spritual Aldian Aripin (Sastera Leo, Medan, 2001)
Dari Fansuri ke Handayani (Horison dan The Ford Foundation, 2001)
Horison Sastra Indonesia (Horison dan The Ford Foundation, 2002)
Lagu Kelu (Aliansi Sastrawan Aceh dan Japan Aceh Net-JAN Tokyo, 2004)
Menafsir Kembali Amir Hamzah (Badan Perpustakaan Sumatera Utara, 2013 dan Ombak, 2017)
Rumah Tersembunyi Chairil Anwar (Unimed Press, 2014 dan Ombak, 2018)
Patung (Badan Perpustakaan Sumatera Utara, 2018).
Halakah Panggang (Obelia Publisher, 2018).
Menjadi Tanah (Obelia Publisher, 2019).
Rujukan