Balak bin Zipor adalah raja Moab yang bertukar kata dengan Bileam bin Beor untuk mengutuk bangsa Israel.
Balak bertakhta pada zaman bangsa Israel di bawah pimpinan Musa bersiap untuk memasuki tanah Kanaan menurut catatan Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Ayahnya bernama Zipor.
Bileam dan Balak
Kisah utama mengenai
Balak terjadi ketika bangsa Israel berkemah di dataran Moab, di daerah seberang (sebelah timur) sungai Yordan dekat Yerikho, di akhir 40 tahun perjalanan dari tanah Mesir menuju ke tanah Kanaan, sebelum Musa mati dan bangsa Israel melintasi sungai Yordan untuk masuk ke tanah Kanaan. Bangsa Israel baru saja mengalahkan 2 orang raja: Sihon, raja orang Amori, dan Og, raja Basan.
Balak bin Zipor, raja Moab dan orang-orang Moab menjadi gentar (Bilangan 22:2), maka
Balak mengirim utusan yang terdiri dari para tua-tua Moab dan para tua-tua Midian, dengan membawa di tangannya upah penenung, memanggil Bileam bin Beor, ke Petor yang di tepi sungai Efrat, ke negeri teman-teman sebangsanya, dengan pesan:
"Ketahuilah, ada suatu bangsa keluar dari Mesir; sungguh, sampai tertutup permukaan bumi olehnya, dan mereka sedang berkemah di depanku. Karena itu, datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku, sebab mereka lebih kuat dari padaku; mungkin aku sanggup mengalahkannya dan menghalaunya dari negeri ini, sebab aku tahu: siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat, dan siapa yang kaukutuk, dia kena kutuk." (Bilangan 22:4–7)
Mula-mula Bileam tidak mau pergi, karena menurutnya dalam mimpi dilarang oleh Allah. Lalu berangkatlah pemuka-pemuka Moab itu dan setelah mereka sampai kepada
Balak, berkatalah mereka: "Bileam menolak datang bersama-sama dengan kami." Tetapi
Balak mengutus pula pemuka-pemuka lebih banyak dan lebih terhormat dari yang pertama. Setelah mereka sampai kepada Bileam, berkatalah mereka kepadanya: "Beginilah kata
Balak bin Zipor: Janganlah biarkan dirimu terhalang-halang untuk datang kepadaku, sebab aku akan memberi upahmu sangat banyak, dan apapun yang kauminta dari padaku, aku akan mengabulkannya. Datanglah, dan serapahlah bangsa itu bagiku."(Bilangan 22:14–17)
Akhirnya Bileam diberi izin untuk pergi asalkan hanya mengucapkan apa yang diperintahkan oleh Allah. Ketika
Balak mendengar, bahwa Bileam datang, keluarlah ia menyongsong dia sampai ke Kota Moab di perbatasan sungai Arnon, pada ujung perbatasan itu. Dan berkatalah
Balak kepada Bileam: "Bukankah aku sudah mengutus orang memanggil engkau? Mengapakah engkau tidak hendak datang kepadaku? Sungguhkah tidak sanggup aku memberi upahmu?" Tetapi berkatalah Bileam kepada
Balak: "Ini aku sudah datang kepadamu sekarang; tetapi akan mungkinkah aku dapat mengatakan apa-apa? Perkataan yang akan ditaruh Allah ke dalam mulutku, itulah yang akan kukatakan."(Bilangan 22:36–38)
= Kesempatan pertama
=
Balak membawa Bileam ke Kiryat Huzot.
Di sana
Balak mengorbankan beberapa ekor lembu sapi dan kambing domba dan mengirimkan sebagian kepada Bileam dan kepada pemuka-pemuka yang bersama-sama dengan dia. Keesokan harinya
Balak mengambil Bileam dan membawa dia mendaki bukit Baal. Dari situ dilihatnyalah bagian yang paling ujung dari bangsa Israel.
Lalu berkatalah Bileam kepada
Balak: "Dirikanlah bagiku di sini tujuh mezbah dan siapkanlah bagiku di sini tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan."
Balak melakukan seperti yang dikatakan Bileam, maka
Balak dan Bileam mempersembahkan seekor lembu jantan dan seekor domba jantan di atas setiap mezbah itu. Sesudah itu berkatalah Bileam kepada
Balak: "Berdirilah di samping korban bakaranmu, tetapi aku ini hendak pergi; mungkin TUHAN akan datang menemui aku, dan perkataan apapun yang dinyatakan-Nya kepadaku, akan kuberitahukan kepadamu." Lalu pergilah ia ke atas sebuah bukit yang gundul.
Ketika ia kembali, maka
Balak masih berdiri di situ di samping korban bakarannya, bersama dengan semua pemuka Moab. Lalu Bileam mengucapkan sanjaknya, katanya: "Dari Aram aku disuruh datang oleh
Balak, raja Moab, dari gunung-gunung sebelah timur: Datanglah, katanya, kutuklah bagiku Yakub, dan datanglah, kutuklah Israel. Bagaimanakah aku menyerapah yang tidak diserapah Allah? Bagaimanakah aku mengutuk yang tidak dikutuk TUHAN?..."
Lalu berkatalah
Balak kepada Bileam: "Apakah yang kaulakukan kepadaku ini? Untuk menyerapah musuhkulah aku menjemput engkau, tetapi sebaliknya engkau memberkati mereka." Tetapi ia menjawab: "Bukankah aku harus berawas-awas, supaya mengatakan apa yang ditaruh TUHAN ke dalam mulutku?" Lalu
Balak berkata kepadanya: "Baiklah pergi bersama-sama dengan aku ke tempat lain, dan dari sana engkau dapat melihat bangsa itu; engkau akan melihat hanya bagiannya yang paling ujung, tetapi seluruhnya tidak akan kaulihat; serapahlah mereka dari situ bagiku."
= Kesempatan kedua
=
Kedua kalinya,
Balak membawa Bileam ke Padang Pengintai, ke puncak gunung Pisga.
Balak mendirikan tujuh mezbah dan mempersembahkan seekor lembu jantan dan seekor domba jantan di atas setiap mezbah itu. Kemudian berkatalah Bileam kepada
Balak: "Berdirilah di sini di samping korban bakaranmu, sedang aku hendak bertemu dengan TUHAN di situ." Lalu TUHAN menemui Bileam dan menaruh perkataan ke dalam mulutnya, dan berfirman: "Kembalilah kepada
Balak dan katakanlah demikian." Ketika ia sampai kepadanya,
Balak masih berdiri di samping korban bakarannya bersama-sama dengan pemuka-pemuka Moab. Berkatalah
Balak kepadanya: "Apakah yang difirmankan TUHAN?" Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Bangunlah, hai
Balak, dan dengarlah; pasanglah telingamu mendengarkan aku, ya anak Zipor. Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya? Ketahuilah, aku mendapat perintah untuk memberkati, dan apabila Dia memberkati, maka aku tidak dapat membalikkannya..."
Lalu berkatalah
Balak kepada Bileam: "Jika sekali-kali tidak mau engkau menyerapah mereka, janganlah sekali-kali memberkatinya." Tetapi Bileam menjawab
Balak: "Bukankah telah kukatakan kepadamu: Segala yang akan difirmankan TUHAN, itulah yang akan kulakukan." Kemudian berkatalah
Balak kepada Bileam: "Marilah aku akan membawa engkau ke tempat lain; mungkin benar di mata Allah bahwa engkau menyerapah mereka bagiku dari tempat itu."
= Kesempatan ketiga
=
Ketiga kalinya, Bileam dibawa ke puncak gunung Peor, yang menghadap Padang Belantara. Berkatalah Bileam kepada
Balak: "Dirikanlah bagiku di sini tujuh mezbah dan siapkanlah di sini bagiku tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan." Lalu
Balak melakukan seperti yang dikatakan Bileam, maka ia mempersembahkan seekor lembu jantan dan seekor domba jantan di atas setiap mezbah itu.
Ketika dilihat Bileam, bahwa baik di mata TUHAN untuk memberkati Israel, ia tidak mencarikan pertanda lagi seperti yang sudah-sudah, tetapi ia menghadapkan mukanya ke arah padang gurun. Ketika Bileam memandang ke depan dan melihat orang Israel berkemah menurut suku mereka, maka Roh Allah menghinggapi dia. Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya; tutur kata orang yang mendengar firman Allah, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa sambil rebah, namun dengan mata tersingkap. Alangkah indahnya kemah-kemahmu, hai Yakub, dan tempat-tempat kediamanmu, hai Israel!..."
Lalu bangkitlah amarah
Balak terhadap Bileam dan dengan meremas-remas jarinya berkatalah ia kepada Bileam: "Untuk menyerapah musuhku aku memanggil engkau, tetapi sebaliknya sampai tiga kali engkau memberkati mereka. Oleh sebab itu, enyahlah engkau ke tempat kediamanmu; aku telah berkata kepadamu aku telah bermaksud memberi banyak upah kepadamu, tetapi TUHAN telah mencegah engkau memperolehnya." Tetapi berkatalah Bileam kepada
Balak: "Bukankah telah kukatakan juga kepada utusan-utusan yang kaukirim kepadaku: Sekalipun
Balak memberikan kepadaku emas dan perak seistana penuh, aku tidak akan sanggup melanggar titah TUHAN dengan berbuat baik atau jahat atas kemauanku sendiri; apa yang akan difirmankan TUHAN, itulah yang akan kukatakan. Dan sekarang, aku ini sudah hendak pergi kepada bangsaku; marilah kuberitahukan kepadamu apa yang akan dilakukan bangsa itu kepada bangsamu di kemudian hari."
Lalu bersiaplah Bileam dan pulang ke tempat kediamannya; dan Balakpun pergilah juga.
Baal-Peor
Ternyata kisah Bileam dan
Balak tidak berhenti di sana, melainkan ada keterlibatan dalam kasus Baal-Peor. Sejarawan Flavius Yosefus yang menulis pada abad pertama Masehi memberikan keterangan lebih panjang mengenai peristiwa ini. Menurutnya, Bileam meskipun tidak menyampaikan kutukan kepada bangsa Israel, menasihati
Balak dan para pemimpin Midian cara untuk membuat Israel terkutuk, yaitu dengan membuat mereka berdosa kepada Allah. Bileam menyuruh mereka mengirim wanita-wanita paling cantik untuk membujuk orang-orang Israel untuk menyembah berhala. Siasat ini berhasil dan dalam waktu singkat banyak orang Israel tergoda dan disesatkan.
Kitab Bilangan mencatat adanya hubungan antara Bileam (dan tersirat juga melibatkan
Balak) dengan peristiwa Baal-Peor: "Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap TUHAN dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat TUHAN."
Tradisi Yahudi
Balak disebut-sebut dalam sejumlah bagian Alkitab Ibrani (atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen).
Yosua bin Nun mengingatkan bangsa Israel dalam pidato terakhirnya kepada mereka: "Ketika itu
Balak bin Zipor, raja Moab, bangkit berperang melawan orang Israel. Disuruhnya memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kamu."
Dalam Kitab Hakim-hakim dicatat bahwa Hakim Yefta mengirim utusan kepada raja bani Amon dengan pesan: "Beginilah kata Yefta: orang Israel tidak merampas tanah orang Moab atau tanah bani Amon...Lagipula, apakah engkau lebih baik dari
Balak bin Zipor, raja Moab? Pernahkah ia menuntut hak kepada orang Israel atau pernahkah ia berperang melawan mereka?"
Dalam Kitab Mikha, nabi Mikha menyampaikan Firman Tuhan yang mengingatkan bangsa Israel: "Umat-Ku, baiklah ingat apa yang dirancangkan oleh
Balak, raja Moab, dan apa yang dijawab kepadanya oleh Bileam bin Beor dan apa yang telah terjadi dari Sitim sampai ke Gilgal, supaya engkau mengakui perbuatan-perbuatan keadilan dari TUHAN."
Balak tidak disebutkan lagi kehidupannya dan diduga sudah mati ketika Yosua bin Nun mulai masuk dan merebut tanah Kanaan.
Tradisi Kristen
Dalam Wahyu 2:12–14 Yesus Kristus menyebut nama
Balak:
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua:Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam. Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada
Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zina."
Balak adalah nama bagian bacaan Taurat Mingguan yang termasuk dalam pembacaan Taurat dalam setahun dalam tradisi Yahudi yang meliputi Kitab Bilanganpasal 22 sampai pasal 25 ayat 9. Orang-orang Yahudi di Diaspora umumnya melakukan pembacaan di akhir bulan Juni dan Juli. Dalam tahun-tahun waktu hari ke-2 Shavuot jatuh pada hari Sabat (misalnya tahun 2009), pembacaan parsyah
Balak digabung dengan parsyah sebelumnya, Khukat.
Lihat pula
Referensi