- Source: Bandungan, Pakong, Pamekasan
Bandungan adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan
Sejarah
Sebelum menjadi salah satu desa yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, Desa Bandungan memiliki sejarah yang panjang dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan desa. Berdirinya Desa Bandungan dimulai ketika penjajahan Belanda. Pada zaman dahulu ketika Belanda bersama serdadunya melewati suatu daerah yang tidak berpenduduk, Belanda menjadikan daerah tersebut sebagai tempat penampungan penduduk sementara.
Pada daerah tersebut terdapat suatu bendungan besar tempat penampungan air. Para penduduk dan tokoh-tokoh yang membebaskan diri dari penjajahan Belanda itu bersembunyi di tempat penampungan tersebut. Para tokoh yang membebaskan diri Belanda memberikan nama daerah kosong tersebut dengan nama Bandungan yang berasal dari kata “Bendungan” yang mempunyai arti tempat penampungan air.
Setelah zaman penjajahan Belanda berakhir banyak masyarakat yang tinggal dan menetap di daerah Bandungan tersebut. Akhirnya terbentuklah suatu desa yang bernama Desa Bandungan. Dimana Desa Bandungan sendiri terdiri dari 4 dusun yaitu Dusun Sumber Balang, Dusun Ba Asam, Dusun Duko dan Dusun Masjid. Menurut ahli sejarah Desa Bandungan sendiri terbentuk sekitar abad ke-17, dimana pada waktu itu yang memimpin adalah Kyai Tarjhak. Kyai Tarjhak adalah sosok panutan warga yang bertinggi besar dan berkulit hitam.
Pada tahun 1929, Kyai Tarjhak turun dari posisi sebagai Kepala Desa dan diganti oleh Syafi’i. beliau juga menjadi panutan masyarakat. Dan pada masa pemerintahannya beliau bersama tokoh berhasil mengusir beberapa penjajah dari Desa Bandungan. Dari masa ke masa kepemimpinan Desa Bandungan selalu berubah. Adapun Kepala Desa yang pernah menjabat dan mempimpin hingga sekarang adalah: Kyai Tarjhak, Syafiuddin, H. Modhar, Suhdiyanto dan Kepala Desa yang menjabat saat ini adalah Abusiri Yadi
Geografis
Secara administrasi, Desa Bandungan merupakan sebuah desa yang termasuk dalam bagian Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan yang merupakan kawasan penelitan berada pada Kecamatan pakong, Kabupaten Pamekasan. Desa bandungan memiliki luas 361,44Ha. Adapun batas dari kawasan penelitian adalah:
Sebelah Utara: Desa Pakong
Sebelah Timur: Desa Pakong
Sebelah Selatan: Desa Bicorong
Sebelah Barat: Desa Lebbek
Desa Bandungan terdiri dari 4 (empat) dusun yaitu Dusun Ba Asam, Duko, Sumber Balang dan Masjid. Desa Bandungan terletak 20 km dari arah pusat kota Pamekasan. di bawah ini adalah data kependudukan Desa Bandungan dari tahun 2008 sampai tahun 2012.
Ekonomi
Desa Bandungan, Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan memiliki jumlah perekonomian yang sudah maju. Banyak perubahan yang terjadi pada sistem perekonomian Desa Bandungan. Terdapat beberapa macam perekonomian diantaranya toko, warung makan, cafe, apotek dan pom bensin. Tetapi untuk pasar tradisional tidak ada di daerah Bandungan namun adanya pasar tradisional berada di Kecamatan Pakong.
Penduduk
Desa Bandungan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Pakong dari total 12 desa.Dari data penelitian Desa Bandungan memiliki luas 1.77 km/persegi dengan total 6 dusun.Berdasarkan data administrasi Pemerintahan Desa tahun 2016, jumlah penduduk Desa Bandunganterdiri dari: Dusun Ba Assem 107 KK, Dusun Duko 192 KK, Dusun Masjid 304 KK, dan Dusun Sumber Balang 189 KK, Total keseluruhan KK Bandungan 792 KK, dengan jumlah total Penduduk 2732 jiwa, dengan rincian Dusun Ba Assem 311 jiwa (121 LK – 190 PR ), Dusun Duko 641 Jiwa (325 LK- 316 PR), Dusun Masjid 1050 jiwa (533 LK- 517 PR), Dusun Sumber Balang 731 (395 LK- 336 PR), Dan Total keselurun laki-laki dan perempuan adalah 1374 laki-laki dan 1358perempuan sebagaimana tertera dalam Tabel.
Dari data di atas menunjukkanbahwa total penduduk Desa Bandungan yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 1.347, sedangkan penduduk yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 1.358. Rata-ratausia penduduk Desa Bandungan produktif pada usia 20-49 tahun sekitar 911 atau hampir 46%. Hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.
Sosial
Dengan adanya perubahan dinamika politik dan sistem politik di Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih demokratis.Dalam konteks politik local Desa Bandungan, hal ini tergambar dalam pemilihan Kepala Desa dan pemilihan-pemilihan lain (pileg, pilpres, pemilukada dan pemilugub) yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum.
Khusus untuk pemilihan Kepala Desa Bandungan, sebagaimana tradisi Kepala Desa di Jawa, biasanya para peserta (kandidat)nya adalah mereka yang memiliki hubungan dengan Kepala Desa yang lama. Hal ini tidak terlepas dari anggapan masyarakat banyak di desa-desa bahwa jabatan Kepala Desa adalah jabatan garis tangan keluarga-keluarga tersebut. Fenomena inilah yang biasa disebut pulung dalam tradisi jawa sebagai keluarga-keluarga tersebut.
Jabatan kepala Desa merupakan merupakan jabatan yang tidak semerta-merta diwariskan kepada anak cucu.Mereka dipilih karena kecerdasan, etos kerja, kejujuran dan kedekatan dengan masyarakat. Kepala Desa bias diganti sebelum masa jabatannya habis, jika dia melanggar peraturan maupun norma-norma yang berlaku. Begitupula dia bias diganti jika dia berhalangan tetap. Karena demikian,maka setiap orang yang memiliki dan memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam perundangan dan peraturan yang berlaku, bias mengajukan diri untuk mendaftar menjadi kandidat Kepala Desa.
Walaupun pola kepemimpinan adat di Kepala Desa namun mekanisme pengambilan keputusan selalu ada pelibatan masyarakat baik lewat lembaga resmi desa seperti badan perwakilan desa maupun lewat masyarakat langsung.Dengan demikian terlihat bahawa pola kepemimpinan diwilayah Desa Bandungan mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis. Berdasarkan deskripsi beberapa fakta diatas, dapat diapahami bahwa Desa Bandunganmempunyai dinamika politik lokal yang bagus.Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan kepemimpjnan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem politik demokratis kedalam kehidupan politik lokal.
Tetapi terhadap minta politik daerah dan Nasional terlihat masih kurang antusias hal ini dapat dimengerti dikarenakan dinamika politik Nasional dalam kehidupan keseharian masyarakat Desa Bandungan, terutama yang berkaitan dengan permasalahan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat langsung. Berkaitan dengan letaknya yang berada di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah suasana masyarakat Jawa sangat terasa di Desa Bandungan. Dalam hal kegiatan agama islam suasana sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan social Madura. Hal ini tergambar dari dipakainya kalender umum atau islam, masih adanya budaya tumpeng dan yang lainnya, yang semuanya mencermikan sisi budaya islam Madura.
Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal lama mulai mendapat respon dan timbal balik dari masyarakat hal ini menandai babak baru dinamika social budaya, sekaligus tantangan baru bersama masyarakat Desa Bandungan dalam rangka merespon tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial, politik, agama dan budaya di Desa Bandungan tentunya hal ini memerlukan kearifan tersendiri, sebab secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah baik tetapi secara sosiologis akan berisiko menghadirkan kerawanan dan konflik sosial.
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Bandungan, Pakong, Pamekasan
- Kabupaten Pamekasan
- Pakong, Pamekasan
- Somalang, Pakong, Pamekasan
- Bajang, Pakong, Pamekasan
- Lebbek, Pakong, Pamekasan
- Palalang, Pakong, Pamekasan
- Klompang Barat, Pakong, Pamekasan
- Seddur, Pakong, Pamekasan
- Pakong, Pakong, Pamekasan