Buddhisme Tionghoa atau
Buddhisme Han (Hanzi sederhana: 汉传佛教; Hanzi tradisional: 漢傳佛教; Pinyin: Hànchuán Fójiào; Jyutping: Hon3 Cyun4 Fat6 Gaau3; Pe̍h-ōe-jī: Hàn-thoân Hu̍t-kàu)—juga dikenal sebagai
Buddhisme Cina—adalah bentuk aliran Buddha Mahayana versi orang-orang
Tionghoa yang mengacu pada Tripitaka
Tionghoa serta beberapa tradisi
Tionghoa.
Buddhisme Tionghoa berfokus pada mempelajari sutra dan kitab-kitab Mahāyāna, dan mendasarkan ajaran-ajarann utamanya dari sumber-sumber ini. Beberapa teks suci terpenting dalam
Buddhisme Tionghoa meliputi: Sutra Teratai, Sutra Ornamen Bunga, Sutra Vimalakirtī, Sutra Nirwana, dan Sutra Amitābha.
Buddhisme Tiongkok adalah agama terbesar yang dilembagakan di daratan Tiongkok. Saat ini, diperkirakan terdapat 185 hingga 250 juta umat
Buddhisme Tionghoa di Republik Rakyat Tiongkok. Ini juga merupakan agama besar di Taiwan, Singapura, dan Malaysia, serta di kalangan Diaspora
Tionghoa.
Agama Buddha pertama kali masuk ke Tiongkok pada masa Dinasti Han (206 SM – 220 M). Agama ini dipromosikan oleh banyak kaisar, terutama pada masa Dinasti Tang (618–907), yang membantu penyebarannya ke seluruh negeri. Penerjemahan sejumlah besar kitab Buddha dari India ke dalam bahasa
Tionghoa dan dimasukkannya terjemahan-terjemahan ini (bersama dengan karya-karya Taoisme dan Konfusianisme) ke dalam Tripitaka
Tionghoa mempunyai implikasi yang luas terhadap penyebaran agama Buddha di seluruh lingkup budaya Asia Timur, termasuk Korea, Jepang, dan Vietnam.
Buddhisme Tionghoa juga mengembangkan berbagai tradisi pemikiran dan praktik Buddhis yang unik, termasuk
Buddhisme Tiantai, Huayan, Chan, dan
Buddhisme Tanah Suci.
Sejak awal berdirinya,
Buddhisme Tionghoa telah dipengaruhi tidak hanya oleh filsafat asli Tiongkok, khususnya Konfusianisme dan Taoisme, tetapi juga oleh kepercayaan tradisional Tiongkok.
Referensi