Jember Fashion Carnaval (Indonesia: Karnaval Busana
Jember) atau sering disebut JFC adalah sebuah even karnaval busana internasional yang setiap tahun digelar di alun-alun hingga jalan protokoler di Kabupaten
Jember, Jawa Timur. Karnaval ini digagas oleh Dynand Fariz yang juga pendiri JFC Center.
Sebanyak 2.000-an peserta berkarnaval dalam 4 hari penyelenggaraan event meliputi Kids Carnival, Artwear Carnival, Waci, dan Grand Carnival. Di jalan utama kota
Jember disaksikan oleh ratusan ribu penonton di kanan dan kiri jalan. Mereka terbagi dalam 10 defile yang masing-masing defile mencerminkan tren busana pada tahun yang bersangkutan.
Defile pertama adalah defile Archipelago yang mengangkat tema busana nasional dari daerah tertentu secara berkala seperti Jawa, Bali, Madura, Dayak, Papua, Sumatra, dan seterusnya. Defile lainnya mengangkat tema
Fashion yang sedang trend apakah dari suatu negara, kelompok tertentu, film, kejadian atau peristiwa global lainnya. Semua busana dibuat dalam bentuk kostum yang kesemuanya dikompetisikan untuk meraih penghargaan-penghargaan.
Arena yang digunakan untuk menggelar JFC adalah jalan utama Kota
Jember sepanjang 3,6 kilometer.
Sejarah
Berawal Dari Maraknya Group Reog Ponorogo yang memadati jalan raya protokol kota di saat arak-arakan budaya HUT kota
Jember maupun perayaan kemerdekaan yang selalu menarik perhatian warga tiap Tahun. Sehingga terciptalah ide pemikiran sebuah parade dengan jalan kaki dengan menggenakan kostum yang menarik, meriah, warna cerah serta berumbai-rumbai khalayak seniman Reog tetapi memiliki khas sendiri pada identitas kota
Jember.
Pada saat tahun 2001 menjadi awal dari
Jember Festival
Carnaval, dimana Ide konsepnyanya tidak jauh beda dengan Arak-arakan sebelumnya, maka dari itu bentuk kostum dari JFC selalu menyerupai Reog dimana pada saat itu juga terdapat acara serupa, seperti festival kostum di negara-negara di benua Amerika. Bahkan hingga saat ini puluhan group Reog di kota
Jember masih berpartisipasi dan mendukung kegiatan JFC tiap tahun, begitu pula selalu ada desain kostum pada JFC yang mengusung tentang seni Reog.
kemudian dengn adanya kegiatan Pertemuan Keluarga Besar (PKB) H.Tirto Soetowo (orang tua dari Dynand Fariz, anak ke 8 dari 11 bersaudara) yang rutin digelar bersamaan dengan momen lebaran. Beberapa acara di persiapkan antara lain lomba pidato, lomba adzan, ceramah, puisi, cerita lucu serta puncak acara adalah kegiatan karnaval keluarga besar.
Dalam perkembangannya Pertemuan Keluarga Besar ini atas inisiasi dari Dynand Fariz bersama dengan kakak pertama, Suyanto, didirikanlah Dynand Fariz
Fashion House pada tahun 1997.
Agenda Tahunan yang diselenggarakan di Dynand Fariz
Fashion House antara lain adalah Dynand Fariz
Fashion Week, antara bulan Juli-Agustus, dimana seluruh karyawan dalam selama pekan tersebut berpakaian sesuai tema yang sedang menjadi trend mode dunia. Perihal ini terkait erat dengan keberadaan Dynand Fariz sebagai teacher di Sekolah Mode ESMOD Jakarta.
Pada tahun 2002 di gelaran Dynand Fariz
Fashion Week hadir gagasan untuk berparade di area sekitar Dynand Fariz
Fashion House diikuti oleh seluruh karyawan.
Dari kegiatan parade di atas akhirnya terlahir gagasan besar untuk mengadakan sebuah event yang dapat menjadi wadah bagi generasi muda untuk meggali potensi mereka melalui satu kegiatan sosial sarat edukasi yakni
Jember Fashion Carnaval.
Setelah melalui perjuangan yang berat
Jember Fashion Carnaval (JFC) yang ke 1 diselenggarakan pada tanggal 1 Januari 2003.
= Perkembangan
=
Dalam perjalanannya JFC kini telah menjadi karnaval terbesar ketiga di dunia setelah meraih kemenangan di IINTERNATIONAL Carnival de Victoria, Seychelles Afrika. Berbagai prestasi dunia yakni Best National Costume berhasil pula dipersembahkan oleh JFC dalam ajang kompetisi internasional yang diikuti oleh 40 hingga 80 an negara di dunia.
Lihat pula
Karnaval Batik Solo
Referensi