Ci Tanduy (aksara Sunda: ᮎᮤᮒᮔ᮪ᮓᮥᮚ᮪) atau biasa disebut sebagai Citanduy, adalah sebuah sungai yang mengalir di Pulau Jawa, Indonesia. Sepertiga panjang sungai ini adalah batas alami antara Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah. Sungai ini membelah delapan kabupaten kota, yakni Kabupaten Ciamis, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar, Kabupaten Pangandaran, dan Kabupaten Cilacap.
Hulu sungai ini terletak di antara Gunung Sawal dan kompleks Gunung Galunggung, Gunung Telaga Bodas, Gunung Cakrabuana dan Gunung Sadakeling. Sementara muara sungai ini terletak di Perairan Segara Anakan KabupatenCilacap dan membentuk sebuah delta yang disebut sebagai "Muara Citanduy."
Hingga tahun 2010, volume sedimen yang terbawa oleh sungai ini diperkirakan mencapai 8,67 juta meter kubik per tahun, tetapi 0,74 juta meter kubik per tahun di antaranya diperkirakan mengendap di Segara Anakan, tidak ikut terbawa ke Samudera Hindia, sehingga menyebabkan luas Segara Anakan terus mengecil.
Geografi
Sungai ini mengalir di sepanjang wilayah barat daya pulau Jawa yang beriklim muson tropis. Suhu rata-rata setahun sekitar 22 °C. Bulan terpanas adalah Maret, dengan suhu rata-rata 23 °C, and terdingin Februari, sekitar 20 °C. Curah hujan rata-rata tahunan adalah 3547 mm. Bulan dengan curah hujan tertinggi adalah Desember, dengan rata-rata 533 mm, dan yang terendah September, rata-rata 56 mm.
Peninggalan sejarah
Di aliran
Ci Tanduy, tepatnya di sekitar area pembangunan Bendungan Leuwikeris di Benteng, Ciamis, ditemukan sebuah batu yang mirip jejak kaki manusia. Diduga batu tersebut berhubungan dengan peninggalan kerajaan Bojong Galuh hingga kerajaan Galuh pada zaman kuno yang berdiri di sepanjang sungai itu.
Selain itu ada juga Situs Karangkamulyan yaitu situs arkeologi yang terletak di Desa Karangkamulyan, Cijeungjing, Ciamis, Jawa Barat. Situs ini merupakan peninggalan dari zaman Kerajaan Galuh. Lokasinya berada di jalan poros Ciamis-Banjar dengan luas 25,5 hektar. Situs ini bercorak Hindu-Sunda. Situs Karangkamulyan menerapkan pola kelipatan tiga dalam susunan bangunannya.
Sebuah tank baja peninggalan tentara Belanda juga pernah ditemukan tertimbun pasir selama 70 tahun di
Ci Tanduy, tepatnya di Purwaharja, Banjar. Tank tersebut dapat terlihat saat air sungai surut tajam. Diduga kendaraan tempur itu terjebak dalam pertempuran ketika menuju Yogyakarta pada waktu perang kemerdekaan 1945-1949. Pada tahun 2012, ada upaya untuk mengangkat tank tersebut dari dalam pasir dan timbunan batu, tetapi gagal dilakukan, karena turun hujan lebat, sehingga air
Ci Tanduy kembali naik.
Penanganan banjir musiman
Debit air
Ci Tanduy yang meningkat selama musim hujan sering menyebabkan banjir yang tidak jarang mengakibatkan kerusakan tanggul, jembatan dan tanah pertanian, serta korban jiwa. Pada tanggal 10 Oktober 2016, Jembatan Ketapangjaya yang menghubungkan Jawa Barat dan Jawa Tengah, amblas akibat tergerus anak
Ci Tanduy di Purwaharja, Banjar. Guna mencegah banjir, pemerintah pun terus mengupayakan perbaikan tanggul di sepanjang
Ci Tanduy secara bertahap, antara lain di Sukanagara, Padaherang, Pangandaran.
Daerah aliran sungai
Daerah aliran sungai ini meliputi sejumlah daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah, yakni Kabupaten Ciamis, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar, Kabupaten Pangandaran dan Kabupaten Cilacap. Hingga tahun 2011, terdapat 2.749.180 orang yang tinggal di daerah aliran sungai ini. Selain itu, juga terdapat lahan pertanian seluas 88.925 hektar yang dapat diairi oleh sungai ini. Sungai ini menjadi salah satu prioritas pemerintah pusat, karena tingginya laju sedimentasi di bagian hilirnya.
Secara geografis, daerah aliran sungai ini terletak di antara 108°04' dan 109°30' BT, 7°03' dan 7°52' LS, membentang dari Pegunungan Cakrabuana, tempat sungai ini berhulu, di sisi utara (1721 m dpl), hingga ke Segara Anakan di sisi selatan, berbatasan dengan pulau Nusa Kambangan dan Samudra Hindia. Gunung Galunggung (2168 m), Gunung Telaga Bodas (2201 m) dan Gunung Sadakeling (1676 m) menjadi batas barat dari daerah aliran sungai ini, sementara Gunung Simpang Tiga menjadi batas timur, dan di tengah, di bagian hulu, menjulang Gunung Sawal (1784 m).
Daerah hilir sungai ini merupakan wilayah ekosistem mangrove yang unik, yaitu di Segara Anakan dan Nusa Kambangan. Namun, tingkat sedimentasi yang tinggi mengancam keberadaan ekosistem tersebut. Pada tahun 1970, luas Segara Anakan mencapai sekitar 4.580 hektar, tetapi pada tahun 2002, telah berkurang menjadi 850 hektar. Pada tahun 2005, Segara Anakan kembali berkurang menjadi seluas 700 hektar, dan pada tahun 2012, Segara Anakan hanya tersisa 600 hejtae. Pada tahun 2012, untuk mengurangi laju sedimentasi Segara Anakan, sempat diwacanakan pembangunan sebuah sudetan untuk mengalirkan sebagian air
Ci Tanduy ke dekat Pantai Pangandaran, tetapi hingga saat ini wacana tersebut belum dapat direalisasikan.
Lihat pula
Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy
BPDAS Cimanuk Citanduy
Daerah aliran sungai
Daftar daerah aliran sungai di Indonesia
Wilayah sungai
Referensi