Liga Arab memiliki 22
negara anggota.
Liga Arab didirikan di Kairo pada tahun 1945 oleh Mesir, Irak, Lebanon,
Arab Saudi, Suriah, Yordania, dan Yaman (Yaman Utara, kemudian disatukan dibawah
negara Yaman). Ada peningkatan jumlah keanggotaan selama paruh kedua abad ke-20, dengan tambahan 15
negara Arab dan 4 pengamat.
Israel tidak termasuk dalam keanggotaan meskipun 20 % dari penduduknya terdiri dari
Arab Palestina, hampir setengah penduduk Yahudi juga diturunkan dari orang Yahudi dari
negara-
negara Arab, dan bahasa
Arab diakui sebagai bahasa resmi.
Chad juga bukan
anggota, meskipun bahasa
Arab menjadi salah satu dari dua bahasa resmi, sekitar 12 % dari penduduk Chad dikenal sebagai orang
Arab dan sekitar 900.000 orang yang berbahasa
Arab.
Republik Demokratik
Arab Sahrawi juga bukan
anggota dari
Liga Arab seperti yang diakui oleh hanya beberapa
negara Liga Arab, sementara Sahara Barat hanya diakui oleh
Liga sebagai bagian dari Maroko, yang menguasai hampir 80 % wilayah tersebut.
Iran juga tidak dianggap sebagai bagian dari dunia
Arab, karena mayoritas penduduknya adalah Persia, dengan hanya 2 % saja dari penduduknya yang berasal dari
Arab.
Penangguhan sementara keanggotaan
Keanggotaan Mesir dihentikan pada tahun 1979 setelah
negara itu menandatangani Perjanjian Perdamaian Mesir-Israel, dan kantor pusat
Liga dipindahkan dari Kairo ke Tunis. Pada tahun 1987,
Liga Arab menyatakan memulihkan hubungan diplomatik dengan Mesir,
negara itu kembali diterima di
Liga pada tahun 1989, dan kantor pusat
Liga dipindahkan kembali ke Kairo.
Libya diskors dari
Liga Arab pada tanggal 22 Februari 2011. Pada tanggal 27 Agustus 2011,
Liga Arab memutuskan untuk mengembalikan keanggotaan Libya dengan akreditasi wakil dari Dewan Transisi Nasional, yang sebagian diakui sebagai pemerintah interim
negara di tengah pengulingan Gaddafi dari ibu kota Tripoli.
Pada tanggal 12 November 2011
Liga kembali mengesahkan sebuah keputusan yang akan menangguhkan keanggotaan Suriah jika pemerintahan yang berkuasa di Suriah gagal menghentikan kekerasan terhadap demonstran sipil yang dimulai sejak 16 November 2011 di tengah-tengah pemberontakan dinegara itu. Meskipun demikian, pemerintah Suriah tidak menyerah pada tuntutan
Liga.
Empat
negara yang diterima sebagai pengamat di
Liga Arab, dimana status tersebut memberikan mereka untuk mengekspresikan pendapat dan memberikan nasihat. Ke empat
negara ini adalah Eritrea, di mana bahasa
Arab merupakan salah satu bahasa resmi, serta Brasil dan Venezuela. India adalah pengamat lain untuk
Liga Arab.
Rujukan