Orang
Jawa adalah salah satu suku bangsa yang terdapat
di Malaysia. Banyak tokoh penting dan terkenal
di Malaysia yang memiliki darah keturunan
Jawa. Orang
Jawa bukanlah satu-satunya suku bangsa Indonesia yang telah berasimilasi dalam masyarakat
Malaysia, terdapat juga suku Minangkabau, suku Bugis, suku Banjar, suku Bawean, dan lain-lain. Migrasi orang Indonesia ke
Malaysia telah terjadi sebelum zaman kolonial khususnya pada masa kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Pernikahan politis antar kerajaan seperti antara Sultan Mansur Shah dari Malaka dan Putri Raden Galuh Chandra Kirana dari Majapahit menjadi bukti interaksi antar bangsa sudah dimulai sejak lama. Kisah ini diceritakan dalam naskah melayu kuno abad ke-16, Sulalatus Salatin. Suku bangsa
Jawa di Malaysia telah beradaptasi pada budaya dan nilai sosial setempat dengan sangat baik. Komunitas orang
Jawa di Malaysia telah mengadopsi budaya Melayu, mereka berbicara dalam bahasa Melayu dan menggunakan nama-nama Melayu.
Sensus penduduk
di Malaysia tidak mengkategorikan
Jawa sebagai suku bangsa tersendiri melainkan diklasifikasikan sebagai Orang Melayu. Kehadiran orang
Jawa di Malaysia telah menjadi bagian sejarah dan sebuah kontribusi bagi perkembangan Negara
Malaysia. Banyak tokoh politik yang memegang jabatan-jabatan penting
di jajaran pemerintahan
Malaysia diantaranya adalah Dato' Seri Ahmad Zahid Hamidi seorang Timbalan Perdana Menteri
Malaysia (Wakil Perdana Menteri) sejak 29 Juli 2015 dan Muhyiddin Yassin seorang Presiden Parti Pribumi Bersatu
Malaysia dan pernah memegang beberapa jabatan menteri
di Malaysia. Banyak juga seniman
Malaysia yang memiliki darah keturunan
Jawa seperti Mohammad Azwan bin Mohammad Nor atau dikenal luas dengan panggilan Wak Doyok, seorang pengusaha dan ikon fesyen dan juga Herman Tino, seorang pelopor penyanyi dangdut
di Malaysia.
Kesamaan sejarah antara Indonesia dan Malaysia
Nusantara adalah istilah yang berasal dari dua kata bahasa Sanskerta, yaitu nusa (pulau) dan antara (antara). Hal ini dikarenakan geografis wilayah ini yang berbentuk gugusan pulau-pulau yang dihimpit oleh dataran benua Asia dan benua Australia, dan berada diantara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Sejarah Nusantara dimulai jauh sebelum terbentuknya negara modern yang dikenal sekarang dengan nama Indonesia,
Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, dan Thailand. Bangsa-bangsa
di wilayah Nusantara dahulunya dipersatukan oleh kerajaan-kerajaan kuno, seperti Sriwijaya, Majapahit, dan kerajaan lain.
= Zaman kolonial
=
Pada zaman penjajahan bangsa Eropa
di Nusantara, banyak orang
Jawa dibawa ke Semenanjung Malaya untuk dijadikan pekerja kasar
di perkebunan kelapa sawit dan karet.
Malaysia memiliki penduduk keturunan
Jawa yang banyak terutama
di Negara Bagian Johor. Orang
Jawa terutama dari daerah Kulon Progo dan Ponorogo bermigrasi ke wilayah Johor bagian selatan mulai dari abad ke-18 hingga awal abad ke-20.
Diaspora Jawa ini kebanyakan bekerja
di sektor perkebunan
di Johor dan Selangor. Mereka memilih untuk hidup dibawah pemerintahan Kolonial Inggris karena dianggap bisa memperlakukan buruh pribumi lebih baik daripada Pemerintah Kolonial Belanda.
Sejak zaman Pemerintahan Kolonial Inggris
di Semenanjung Malaya, Ibu Kota Negara Bagian Selangor, Shah Alam sudah didatangi oleh orang-orang
Jawa. Selain orang
Jawa yang tiba
di Shah Alam, terdapat pula orang-orang Hindia Belanda yang datang dari Pulau Sumatra yang umumnya dari suku Minangkabau dan suku Aceh. Para pendatang dari Hindia Belanda ini lalu mendirikan pemukiman yang kini dikenal dengan Kampung Padang
Jawa. Pada saat awal berdirinya Kampung Padang
Jawa, wilayah tersebut dulunya merupakan lahan pertanian yang produktif menghasilkan berbagai macam buah-buahan. Pada waktu itu penduduk Kampung Padang
Jawa umunya bekerja sebagai pengumpul getah karet. Sebelum Sungai Kelang tercemar oleh limbah pembangunan dari kota-kota
di sekitarnya, mayoritas penduduk
di Kampung Padang
Jawa bekerja sebagai nelayan yang menjadikan ikan air tawar, udang galah dan udang belacan sebagai hasil tangkapan. Pendiri Kampung Padang
Jawa adalah seorang pria bernama Wak Karian. Dikisahkan Wak Karian adalah seorang pendekar yang gagah berani dan seorang sosok yang disegani oleh masyarakat Kampung Padang
Jawa. Wak Karian merupakan laki-laki
Jawa yang berasal dari daerah
Jawa Tengah. Wak Karian adalah orang yang pertama kali membuka lahan dan mendirikan Kampung Padang
Jawa. Makam Wak Karian kini dapat ditemukan
di kawasan pemakaman Kampung Padang
Jawa yang terletak bersebelahan dengan Lebuh Raya Persekutuan, Selangor. Asal muasal nama Kampung Padang
Jawa sendiri berasal dari bahasa
Jawa, yaitu berasal dari kata padhang yang memiliki arti terang atau membuat terang suatu wilayah. Hal ini merujuk kepada perjuangan dari Wak Karaian yang membuka lahan baru yang dianggap membuat terang (karena ada kehidupan)
di wilayah baru tersebut. Seiring berjalannya waktu wilayah yang dibuka oleh Wak Karian ini dikenal luas dengan nama Kampung Padang
Jawa.
Hasil dari sensus penduduk
Malaysia pada tahun 1950 mengindikasikan bahwa terdapat 189.450 orang yang lahir
di Pulau
Jawa, 62.200 orang berasal dari Kalimantan Selatan (suku Banjar), 26.300 orang dari Pulau Sumatra, 24.000 orang dari Pulau Bawean (
di Malaysia dan Singapura disebut dengan Boyan), dan 7.000 orang dari Pulau Sulawesi (suku Bugis).
Integrasi Jawa sebagai Melayu
Orang
Jawa bukan satu-satunya suku bangsa yang berasal dari Indonesia yang membangun demografi
di Malaysia. Terdapat pula orang-orang keturunan Minangkabau, Bugis, Banjar, Mandailing, dan lain-lain. Bahkan suku Minangkabau membangun pemerintahan
di semenanjung Malaya yang kini dikenal dengan nama Negeri Sembilan, hingga sekarang orang Minangkabau sangat dominan dari segi jumlah dan budaya
di Negara Bagian Negeri Sembilan. Namun, sensus penduduk
di Malaysia mengkategorikan suku-suku yang berasal dari Indonesia ini sebagai Orang Melayu. Mereka memiliki hak dan kewajiban sebagaimana orang Melayu lain sesuai konstitusi dan undang-undang yang berlaku
di Malaysia.
Orang yang diakui sebagai Melayu menurut Perlembagan Persekutuan (Konstitusi Negara
Malaysia) perkara 160 klausa 2 adalah sebagai berikut:
“Orang Melayu” ertinya seseorang yang menganuti agama Islam, lazim bercakap bahasa Melayu, menurut adat Melayu dan—
(a) yang lahir sebelum Hari Merdeka
di Persekutuan atau Singapura atau yang lahir sebelum Hari Merdeka dan ibu atau bapanya telah lahir
di Persekutuan atau
di Singapura, atau yang pada Hari Merdeka berdomisil
di Persekutuan atau
di Singapura; atau
(b) ialah zuriat seseorang yang sedemikian;
Hal ini menyebabkan semua ras dan suku tanpa terkecuali jika memenuhi syarat diatas akan diklasifikasikan sebagai Melayu dan mendapatkan hak keistimewaan dan kewajiban sebagai orang Melayu
di Malaysia menurut hukum
Malaysia.
Orang
Jawa di Malaysia masih banyak yang menggunakan bahasa
Jawa di kehidupan sehari-hari terutama Orang
Jawa di Negara Bagian Selangor, Perak dan Johor. Namun, generasi muda
Jawa yang tinggal
di perkotaan sudah banyak yang tidak dapat bertutur dalam bahasa
Jawa dan menggunakan bahasa Melayu standard atau bahasa Melayu dialek lain sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Bahkan nama merekapun sudah mengadopsi nama orang-orang Melayu
di Malaysia pada umumnya.
= Hak dan keistimewaan Melayu
=
Hak istimewa orang Melayu adalah hak yang telah disepakati oleh para pemimpin
Malaysia terdahulu yang mereka berikan kepada orang Melayu sebagai kompensasi kesediaan rakyat Melayu
di tanah Melayu untuk menerima etnis Tionghoa dan etnis India untuk berbagi kehidupan
di tanah Melayu secara bersama-sama. Hak-hak keistimewaan ini termaktub dalam perkara 153 Perlembagaan Persekutuan Tanah Melayu 1948. Orang
Jawa yang diklasifikasikan sebagai Melayu
di Malaysia sebenarnya diuntungkan karena konstitusi
Malaysia memberikan hak-hak keistimewaan bagi orang-orang Melayu
di negara tersebut. Berikut isi kandungan hak-hak keistimewaan orang Melayu menurut Perlembagaan Persekutuan
Malaysia:
Jabatan dalam kerajaan
Beberapa jabatan penting didalam pemerintahan
Malaysia harus dipegang oleh orang Melayu. Salah satu jabatan tertinggi yang hanya dapat diduduki oleh orang Melayu adalah Yang
di-Pertuan Agong
Malaysia. Yang
di-Pertuan Agong adalah gelar resmi bagi kepala negara
di Negara
Malaysia dan memiliki masa jabatan selama lima tahun.
Peruntukan Beasiswa
Kuota pemberian beasiswa atau bantuan pendidikan lainnya harus mengutamakan orang Melayu terlebih dahulu daripada orang bukan Melayu.
Bantuan Ekonomi
Setiap peraturan dibuat untuk memudahkan orang-orang Melayu dalam mendapatkan izin atau sertifikasi untuk menjalankan usaha, bisnis ataupun kegiatan ekonomi lainnya.
Konflik Indonesia–Malaysia terkait klaim seni dan budaya
Hubungan Indonesia dan
Malaysia sering kali memanas terkait masalah saling klaim atas beberapa kesenian dan kebudayaan. Kesamaan sejarah, kedekatan secara geografis, dan migrasi antar negara menyebabkan banyaknya kesamaan dalam kesenian dan kebudayaan kedua negara. Kebudayaan
Jawa yang dibawa oleh imigran
Jawa pernah beberapa kali menjadi pemicu memanasnya hubungan Indonesia dan
Malaysia, beberapa diantaranya adalah klaim
Malaysia atas reog Ponorogo, wayang kulit, batik, kuda lumping, keris, dan gamelan
Jawa.
Pada tahun 2007 publik Indonesia sempat dibuat geram dengan adanya klaim
Malaysia atas kesenian asal
Jawa reog Ponorogo. Dalam situs Kementerian Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan
Malaysia terpampang gambar kesenian reog Ponorogo. Pada topeng dadak merak yang dikenakan penari
di situs tersebut terdapat tulisan "
Malaysia". Pada situs Kementerian Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan
Malaysia tersebut dijelaskan mengenai penjelasan filosofis dari kesenian yang disebut oleh pihak
Malaysia sebagai Tari Barongan. Dalam situs yang sama dijelaskan bahwa Tari Barongan ini menceritakan kisah Nabi Sulaiman dengan binatang-binatang yang dapat berbicara dan diantara binatang-binatang tersebut terdapat harimau dan merak yang diilustrasikan melalui Tari Barongan. Menggapi hal ini para seniman reog dari Kabupaten Ponorogo berunjuk rasa ke Kedutaan Besar
Malaysia di Jakarta. Mereka menyatakan protes atas klaim
Malaysia atas kesenian reog. Namun, pada akhir November 2007, Duta Besar
Malaysia untuk Indonesia Datuk Zainal Abidin Muhammad Zain menyatakan bahwa Pemerintah
Malaysia tidak pernah mengklaim Reog Ponorogo sebagai budaya asli negara itu. Reog yang disebut Tari Barongan
di Malaysia dapat dijumpai
di Johor dan Selangor, karena dibawa oleh orang
Jawa yang merantau ke
Malaysia pada zaman penjajahan Belanda dan Inggris.
Pemerintah
Malaysia juga tercatat pernah melakukan klaim atas batik pada tahun 2008. Namun kali ini pihak Indonesia melakukan tindakan solutif atas klaim yang dilakukan oleh
Malaysia. Indonesia mendaftarkan batik kepada pihak UNESCO sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity (bahasa Indonesia: Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi). Untuk mendapat pengakuan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi, proses yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia terbilang cukup panjang. Berawal pada 3 September 2008 dengan mendaftarkan batik sebagai nominasi kepada pihak UNESCO. Kemudian nominasi ini diterima secara resmi oleh UNESCO pada tanggal 9 Januari 2009 untuk diproses lebih lanjut. Puncaknya, pada tanggal 2 Oktober 2009
di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, UNESCO menyatakan dengan resmi bahwa batik Indonesia termasuk kedalam Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. Untuk merayakan hal ini Pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.
Batik ke dalam jajaran daftar representatif budaya tak benda warisan manusia UNESCO atau Representative List of Intangible Cultural Heritage-UNESCO.
Untuk mendapat pengakuan representatif sebagai warisan budaya, proses yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia terbilang cukup panjang. Berawal pada 3 September 2008 dengan proses Nominasi Batik Indonesia ke UNESCO, yang kemudian diterima secara resmi oleh UNESCO pada 9 Januari 2009 untuk diproses lebih lanjut.
Puncaknya, pada tanggal 2 Oktober 2009 diakhiri dengan UNESCO mengukuhkan batik Indonesia dalam daftar representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia yang dilaksanakan
di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Tanggal 2 Oktober juga diperingati sebagai Hari Batik Nasional.
Pada gelaran ajang Miss Grand International tahun 2017
di Phú Quốc, Vietnam warganet Indonesia dan
Malaysia saling serang komentar negatif. Hal ini disebabkan karena pada kontes Best National Costume perwakilan
Malaysia Sanjeda John membawakan busana bertemakan Kuda Warisan yang terinspirasi dari tarian kuda lumping khas masyarakat
Jawa di Indonesia. Pihak Miss Grand
Malaysia mengklarifikasi hal ini melalui akun instagramnya dan menyatakan bahwa:
"Kostum Nasional Kuda ini terinspirasi dari komunitas orang
Jawa yang tinggal
di wilayah selatan Negara Bagian Johor,
Malaysia. Pada awal abad ke-20, migrasi orang
Jawa dari Indonesia dibawah pemerintahan kolonial Belanda dan dibawa oleh kapal dagang Jepang telah membawa kebudayaan
Jawa sekaligus tarian yang unik ini yang biasa ditampilkan pada acara-acara perayaan tertentu. Pada tahun 1971, Kementerian Pariwisata Johor mengakui tarian kuda kepang sebagai bagian dari masyarakat
Jawa yang tinggal
di Johor dan sekaligus sebagai simbol perstauan dan keberagaman dalam budaya masyarakat Johor. Banyaknya kesamaan sejarah menyebabkan budaya
Jawa tersebar hingga wilayah selatan Johor, Perak, dan Selangor
di Malaysia juga
di Singapura."
Meski sudah memberikan klarifikasi atas kostum Kuda Warisan tersebut, laman instagram Miss Grand
Malaysia dan Sanjeda John tetap dibanjiri hujatan warganet Indonesia yang menuding pihak Miss Grand
Malaysia "mencuri" kebudayaan Indonesia.
Populasi
Jumlah populasi keturunan
Jawa di Malaysia tidak dapat diketahui secara pasti dikarenakan dalam sensus penduduk
di Malaysia tidak terdapat kategori "
Jawa". Konstitusi
Malaysia yang meluaskan pengertian Melayu menyebabkan pengintegrasian masyarkat
Jawa dan suku bangsa lainnya
di Malaysia sebagai orang Melayu. Selain orang
Jawa yang telah lama menetap
di Malaysia dan menjadi warga negara
Malaysia, banyak juga orang-orang
Jawa dari Indonesia yang bekerja
di Malaysia. Kantong populasi orang
Jawa di Malaysia banyak dijumpai
di Johor, Selangor, Melaka, Kuala Lumpur dan Perak. Namun diketahui sejumlah 1.500.000 keturunan
Jawa
= Buruh Migran Indonesia di Malaysia
=
Orang
Jawa yang bekerja
di Malaysia mayoritas bekerja sebagai buruh migran
di sektor informal. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, pada tahun 2015 Tenaga Kerja Indonesia
di Malaysia berjumlah 97.635 orang. Namun, angka tersebut belum ditambahkan dengan jumlah Tenaga Kerja Indonesia yang berstatus ilegal. Kasus-kasus yang melibatkan TKI
di Malaysia sering kali terjadi. Salah satu kasus penyiksaan Tenaga Kerja Wanita Indonesia yang menyita perhatian publik adalah kasus Ceriyati. Pada tahun 2007, Ceriyati TKI asal Kabupaten Brebes,
Jawa Tengah diberitakan mencoba melarikan diri melalui jendela apartemen karena tidak tahan terhadap siksaan yang dilakukan oleh majikannya. Ceriyati berusaha kabur dari apartemen majikannya dari lantai 15 dengan menggunakan tali. Namun, usaha melarikan diri Ceriyati terhenti
di lantai 6 dan Ceriyati harus ditolong pemadam kebakaran setempat. Kisah dibalik kaburnya Ceriyati ini menarik perhatian publik Indonesia dan
Malaysia. Kisah Ceriyati ini menjadi tonggak pembenahan pengelolaan TKI termasuk mendata ulang jumlah pekerja Indonesia
di Malaysia.
Adam Sinclair, sutradara
Ahmad Zahid Hamidi, Wakil Perdana Menteri ke-11 dan ke-14
Malaysia
Aisha Retno, musisi
Ashraf Sinclair, aktor
Aziz Sattar, aktor dan komedian
Djamal Tukimin, sastrawan
Herman Tino, musisi
Mohamed Rahmat, Mantan Menteri Penerangan
Malaysia
Muhyiddin Muhammad Yassin, Perdana Menteri ke-8
Malaysia
Norizam Tukiman, wirausahawan
Nur Jazlan Mohamed, politikus
Sahruddin Jamal, Mantan Menteri Besar Johor
Wak Doyok, wirausahawan dan pemeran
Galeri
Referensi