Gempa bumi Sumatera Utara 1984 terjadi dengan kekuatan momen 7.2 pada 17 November pada pukul 06:49 UTC. Pusat
Gempa berada di lepas pantai Sumatra, dekat pulau Nias, di mana kerusakan bangunan dilaporkan terjadi.
Gempa ini dapat sangat terasa di beberapa bagian
Sumatera Utara, termasuk Padang dan Medan. Mekanisme fokal berhubungan dengan pematahan terbalik.
Pengaturan tektonik
Pulau Sumatra terletak pada batas lempeng konvergen antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia. Konvergensi antara lempeng-lempeng ini sangat miring di dekat Sumatra, dengan pergerakannya diakomodasi oleh patahan yang hampir murni di sepanjang zona penunjaman, yang dikenal sebagai zona subduksi selat sunda, dan dekat patahan mendatar murni di sepanjang sesar
Sumatera. Kejadian tergelincir utama pada antarmuka zona subduksi biasanya merupakan tipe megathrust. Secara historis,
Gempa zona subduksi telah tercatat pada tahun 1797, 1833, 1861, 2004, 2005 dan 2007, sebagian besar dikaitkan dengan tsunami yang dahsyat. Peristiwa megathrust yang lebih kecil (tapi masih besar) juga terjadi pada celah kecil antara daerah yang tergelincir dalam peristiwa yang lebih besar, yakni pada tahun 1935,
1984, 2000 dan 2002. Kecepatan deformasi di daerah landas Sumatra lepas pantai diperkirakan sekitar 19nbsp;mm/tahun di sepanjang N45° di dekat khatulistiwa, dengan kompresi menjadi deformasi yang dominan.
Gempa bumi 1984 ini terjadi di celah yang sama dengan
Gempa pada tahun 1935.
Karakteristik
Gempa tersebut disebabkan oleh pecahnya antarmuka subduksi. Kedalaman fokal sekitar 27 km dan bidang curam pada 12°.
Gempa ini terutama terdiri dari konvergensi down-dip tetapi juga perpindahan lateral-kanan.
Lihat pula
Daftar
Gempa bumi di Indonesia
Referensi