Raja
Goujian dari Yue (越王句踐) (?-465 SM) adalah seorang raja muda feodal yang berkuasa atas negara
Yue (sekarang Zhejiang) pada zaman musim semi dan musim gugur, Dinasti Zhou. Ketabahannya menghadapi cobaan ketika menjadi tawanan di negara Wu hingga akhirnya berhasil bangkit
dari keterpurukan membuat namanya dikenang sepanjang masa.
Kehidupan awal
Goujian adalah keturunan Yu(禹), pendiri Dinasti Xia, dinasti pertama Tiongkok. Dia mewarisi tahta setelah ayahnya, Raja Yunchang (越王允常)mangkat tahun 496 SM. Ketika baru saja naik tahta, Raja Helu
dari Wu (吳王闔閭)menyatakan perang terhadap
Yue dengan alasan membalas dendam pada negara
Yue karena dulu Raja Yunchang pernah memberi bantuan pada adik Raja Helu yang memberontak terhadapnya. Helu memakai kesempatan di saat rakyat
Yue berduka karena kematian rajanya ini untuk menyerang negara itu. Dalam situasi genting itu, istrinya, Ratu Jiyu (姬玉)merekomendasikan seorang ahli strategi, Fan Li (范蠡). Dengan bantuan Fan Li, pasukan
Yue berhasil mengalahkan Wu dalam pertempuran Zuili bahkan Raja Helu tewas karena luka-lukanya.
Kemenangan di Zuili membuat
Goujian mabuk kemenangan, dia kini sering terlibat pesta pora dan sibuk menerima hadiah padahal di saat yang sama Raja Fuchai
dari Wu (吳王夫差)yang menggantikan Helu sedang melakukan persiapan untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. Tahun 494 SM, pasukan Wu kembali menyerang
Yue.
Goujian dengan gegabah menyambut serangan musuh tanpa mengindahkan saran Fan Li. Akhirnya pasukannya dikalahkan di Fujiao dan dia sendiri harus melarikan diri ke Gunung Huiji, disana pasukan Wu mengepungnya dengan ketat. Situasi ini akhirnya memaksanya untuk menyerah dan melakukan negosiasi damai dengan Wu.
Menjadi budak di Wu
Raja Fuchai menghukumnya dengan menjadikannya dan istrinya budak selama tiga tahun di negeri Wu. Merasa terhina
Goujian hampir melakukan bunuh diri namun Fan Li dan Wen Zhong (文種) mencegahnya, mereka membujuknya agar bersikap tegar demi kelangsungan hidup negaranya. Dengan berat hati akhirnya
Goujian menerima hukuman itu. Dia menyerahkan urusan dalam negri untuk ditangani Wen Zhong sementara dia bersama istrinya dan Fan Li berangkat ke Wu untuk menjadi budak. Setiba di hadapan Fuchai, dengan penuh rasa hina
Goujian menyembahnya sebagai tanda ketaatan. Fuchai menghinanya di depan para pejabat Wu. Jendral veteran Wu Zixu (伍子胥)menuntut agar
Goujian dihukum mati karena masih berbahaya, tetapi Fuchai lebih mendengar perkataan mentrinya yang korup Bo Pi agar tidak menghukum mati mereka. Ini juga berkat jasa Fan Li yang sebelumnya telah menyogok Bo Pi dengan uang dan wanita cantik.
Di negara Wu, ketiganya benar-benar direndahkan, mereka tinggal di kandang kuda dan harus menjalani pekerjaan kasar setiap hari.
Goujian pernah disuruh berlari mengikuti kereta kuda yang ditumpangi Fuchai dan istrinya pernah dipaksa tidur dengannya. Ejekan
dari Fuchai, pejabatnya dan rakyatnya seperti pisau yang dihujamkan ke dadanya., walau demikian dia bersikap diam saja seolah-olah patuh pada Fuchai. Ketika Fuchai sakit,
Goujian mengaku bisa menganalis penyakit dengan mencicipi kotorannya. Maka dengan menahan aib dan jijik dia mengambil kotoran Fuchai untuk dicicipi. Setelah sembuh Fuchai memaafkan
Goujian karena sudah tidak menganggapnya ancaman.
Kembali ke Yue
Sekembalinya
dari Wu,
Goujian membenahi negaranya yang terpuruk karena perang. Dia tinggal di sebuah gubuk kecil di belakang istana dan tidur beralaskan jerami. Sebelum makan dia selalu mencicipi empedu babi untuk mengingatkannya pada penderitaan yang pernah dialami. Prajurit yang berjaga di depan pintu masuknya setiap beberapa jam sekali akan berseru, “
Goujian jangan lupakan penghinaan oleh Fuchai !” dan dia akan merespon dengan, “Aku tidak akan lupa !”. Dengan begitu semangatnya untuk bekerja keras dan membalas dendam selalu menyala. Dia terus berusaha membangun dan memperkuat
Yue. Sambil berpura-pura tetap taat pada Wu dengan mengirim upeti setiap tahunnya,
Goujian juga diam-diam membangun kekuatan militernya.
Tahun 482 SM,
Goujian telah berhasil memulihkan negaranya dan siap melakukan pembalasan setelah 12 tahun menunggu.
Goujian mengambil kesempatan saat Fuchai sedang memimpin ekspedisi ke negara Jin yang letaknya jauh untuk menyerang Wu. Pasukan
Yue berhasil memasuki Gusu, ibu kota Wu yang hanya dijaga Pangeran You, putra mahkota Fuchai dan prajurit-prajurit yang tua dan lemah. Pangeran You tertangkap dan melakukan bunuh diri. Pasukan Fuchai yang buru-buru kembali
dari Jin pun berhasil dikalahkan. Namun karena kekuatan Wu masih cukup besar,
Goujian menerima negosiasi damai yang ditawarkan Wu. Sebuah traktat yang menyatakan
Yue lepas
dari pengawasan Wu ditandatangani lalu
Goujian menarik mundur pasukannya
dari Wu.
Membalas penghinaan
Tahun 476 SM,
Goujian kembali mengirim pasukannya menyerang Wu yang telah lemah akibat perang dengan negara bagian lain dan kemarau panjang. Raja Fuchai terkepung di Gusu selama tiga tahun. Dia mengirim utusan untuk menawarkan negosiasi damai dengan
Goujian. Untuk membalas penghinaannya dulu,
Goujian mengatakan pada utusan itu bahwa negosiasi boleh dicapai asal Fuchai bersedia merawat 100 kepala keluarga di Yongtong. Fuchai yang tidak dapat menahan hinaan ini akhirnya bunuh diri di Gunung Yang setelah sebelumnya sempat kabur
dari Gusu yang telah dibanjiri air Danau Taihu. Dengan demikian Wu telah kalah,
Goujian memasuki Gusu dan mengeksekusi Bo Pi dan seluruh keluarganya atas tuduhan berkhianat pada negara.
Setelah menaklukkan Wu,
Goujian segera menjalin persekutuan dengan negara-negara bagian lain. Dia mengembalikan tanah negara Chu, Song, dan Lu yang pernah direbut Wu untuk merebut simpati mereka. Saat itu tentara
Yue telah menguasai daerah Sungai Yangtze hingga bagian timur Sungai Huai. Kaisar Zhou mengangkat
Goujian sebagai kepala penguasa feodal (霸王) bagian timur.
Goujian menghadiahi orang-orang yang pernah membantunya dengan harta berlimpah, tetapi tak seorangpun diberi tanah. Dia mulai merasa curiga pada mereka, Fan Li yang sudah membaca pikiran
Goujian mengundurkan diri
dari panggung politik. Perkiraan Fan Li memang tepat karena tak lama kemudian
Goujian memaksa Wen Zhong bunuh diri atas tuduhan pemberontakan. Tahun 465 SM,
Goujian wafat dan putranya Raja Shiyu(越王鼫與)menggantikannya.
Sumber
Chen Jia, Fan Li and Xi Shi, Master Strategist and the Beauty, Singapore: Asiapac Books, 2001.