Hafsa Sultan (Turki Otoman: حفصه سلطان, meninggal 19 Maret 1534) atau
Hafsa Valide
Sultan (Turki Otoman: حفصه والدہ سلطان) adalah seorang valide
Sultan atau ibu suri Kesultanan Utsmaniyah sebagai ibunda dari
Sultan Süleyman Al-Qanuni. Pada masa putranya naik takhta pada tahun 1520 hingga
Hafsa Sultan meninggal pada tahun 1534, ia adalah salah satu tokoh paling berpengaruh di Kesultanan Utsmaniyah karena ia merupakan wali de facto putranya selama empat belas tahun tersebut.
Latar belakang
Terdapat perbedaan pendapat mengenai latar belakang
Hafsa. Pendapat populer menyatakan bahwa dia adalah seorang putri Krimea, anak perempuan Meñli I Giray, Khan Krimea yang berkuasa pada 1467–1515. Pendapat ini didukung Prof. Brian Glyn Williams. Reşat Kasaba menyatakan bahwa pernikahan antara
Hafsa dan
Sultan Selim I merupakan pernikahan terakhir antara pihak Utsmani dengan negara Muslim tetangganya.
Namun Esin Atıl menyatakan bahwa meski banyak sejarawan yang menyatakan bahwa dia seorang putri Krimea, pendapat lain menyatakan bahwa putri Krimea itu adalah Ayşe Hatun. Menurut pendapat ini,
Hafsa adalah seorang budak-selir. Sejarawan Alan Fisher, Leslie Peirce, dan Feridun Emecen sepakat bahwa
Hafsa adalah seorang budak-selir dan bukan anak perempuan Meñli I Giray.
Ibu pangeran
Dalam adat Utsmani, saat şehzade (pangeran) sudah dianggap dewasa, mereka akan dikirim ke sebuah provinsi untuk belajar memerinah sebagai bekal menjadi
Sultan dan ibu mereka ikut serta mendampingi mereka. Sesuai tradisi,
Hafsa juga turut serta tinggal di Manisa bersama Şehzade Süleyman.
Pada masa pelatihan putranya tersebut,
Hafsa terserang penyakit yang tidak bisa ditangani para tabib. Süleyman kemudian meminta bantuan Merkez Muslihiddin Efendi, seorang kepala madrasah, yang kemudian membuat adonan obat bernama mesir macunu yang terdiri dari 41 jenis herbal dan rempah. Tak lama,
Hafsa sembuh dari penyakitnya. Sebagai bentuk rasa syukur,
Hafsa kemudian memerintahkan adonan tersebut dibagikan kepada masyarakat dalam bentuk sebuah perayaan tahunan yang dilaksanakan pada saat Nevruz. Dalam perayaan ini, adonan tersebut dibungkus kertas dan disebarkan kepada penduduk dari atas atap dan menara masjid. Perayaan tersebut tetap dilestarikan di Manisa hingga saat ini.
Ibu suri
Saat putranya naik takhta sebagai
Sultan Süleyman,
Hafsa berperan sebagai ibu suri. Sebelum masa Süleyman, seorang ibu suri menyandang gelar valide hatun. Namun dimulai pada masa Süleyman, gelar
Sultan tidak hanya khusus disandang penguasa Utsmani, tetapi juga keluarganya. Ibu suri sejak masa itu menyandang gelar valide
Sultan.
Hafsa merupakan non-anggota Wangsa Utsmaniyah pertama yang menyandang gelar
Sultan. Penggunaan gelar
Sultan ini sebagai perlambang dalam konsep Utsmani bahwa kekuasaan merupakan "wewenang satu keluarga."
Hafsa juga turut terlibat dalam urusan politik negara. Saat saudara ipar Süleyman, Ferhat Pasya, melakukan tindakan penyimpangan di wilayah pemerintahannya,
Hafsa menengahi dan memintakan ampun untuknya kepada Süleyman. Namun Ferhat melakukan hal serupa di kemudian hari, sehingga Süleyman kemudian menghukum mati Ferhat pada November 1524. Saudari Süleyman dan istri Ferhat, Beyhan
Sultan, yang kesetiaan pada suaminya melampaui keluarga asalnya, menolak tinggal bersama
Sultan dan keluarganya setelah menjanda dan mengasingkan diri di istananya di Skopje.
Pada masa
Hafsa menjadi valide
Sultan, terdapat dua peristiwa besar yang terjadi di rumah tangga istana. Sejak masa pemerintahan
Sultan Mehmed II, para wanita keluarga
Sultan tinggal di istana lama dan kegiatan pemerintahan dilangsungkan di Istana Topkapı. Namun terjadi kebakaran besar di istana lama sehingga keluarga
Sultan pindah ke Istana Topkapı. Dengan tinggal di pusat kekuasaan, keterlibatan para wanita istana dalam urusan pemerintahan semakin besar. Sekitar tahun 1531-an, Süleyman menikahi seorang selirnya, Hürrem, dan ini pertama kalinya seorang selir, dimerdekakan dan menjadi istri
Sultan.
Wafat
Hafsa mangkat pada Maret 1534. Dia dikebumikan di Masjid Yavuz Selim tepat di belakang dinding kiblat.
Catatan kaki
Bacaan lanjut
Peirce, Leslie P., The Imperial Harem: Women and Sovereignty in the Ottoman Empire, Oxford University Press, 1993, ISBN 0-19-508677-5 (paperback).
Yavuz Bahadıroğlu, Resimli Osmanlı Tarihi, Nesil Yayınları (Ottoman History with Illustrations, Nesil Publications), 15th Ed., 2009, ISBN 978-975-269-299-2 (Hardcover).
Pranala luar