Handled the
ball sebelumnya merupakan salah satu metode untuk memberhentikan seorang pemukul dalam olahraga kriket, tetapi kemudian diintegrasikan ke dalam peraturan mengenai obstructing the field ketika Hukum Kriket ditulis ulang pada tahun 2017. Peraturan tersebut menentukan bahwa salah satu pemukul dapat dikeluarkan jika mereka dengan sengaja menyentuh bola dengan tangan tanpa memegang tongkat pemukul mereka. Pengecualian diberikan jika pemukul memegang bola untuk menghindari cedera. Hal itu diatur dalam pasal 33 dari peraturan Edisi 2000, dan merupakan cara yang sulit dijumpai bagi seorang pemukul untuk dikeluarkan. Dalam sejarah kriket, ada 61 kejadian dalam pertandingan kelas satu dan 5 kesempatan dalam permainan Daftar A terkait dengan kasus ini. Dalam kebanyakan kasus, ini terjadi ketika seorang pemukul mengira bahwa bola akan mengenai gawang mereka, dan menjatuhkannya dari stump dengan tangan mereka.
Dalam kriket internasional, hanya ada sepuluh kasus ketika seorang pemukul dikeluarkan karena hal ini; tujuh kasus ditemui Test cricket dan tiga kasus lainnya ada di One Day Internationals. Russel Endean dari Afrika Selatan menjadi pemukul pertama yang melakukan
Handled the
ball dalam kriket internasional sehingga ia dikeluarkan dalam pertandingan Test Cricket 1957 melawan Inggris. Kejadian terakhir adalah di ODI pada tahun 2015, ketika Chamu Chibhabha dari Zimbabwe dikeluarkan melawan Afghanistan.
Definisi
Handled the
ball merupakan bagian dari pasal 33 dalam Hukum Kriket yang dibuat oleh Marylebone Cricket Club (MCC). Seorang pemukul dapat dikeluarkan karena memegang bola jika saat seorang pemain melemparkan sebuah bola, pemukul dengan sengaja menyentuh bola dengan salah satu atau kedua tangannya tanpa memegang tongkat pemukul. Hal ini tidak akan berlaku apabila pemukul memegang bola untuk menghindari cedera. Seorang pemain kriket tidak menerima poin untuk menjaga gawang ketika seorang pemukul dikeluarkan dengan cara ini.
Sejarah
Handled the
ball termasuk ke dalam Hukum Kriket dari kitab hukum aslinya yang ditulis pada tahun 1744 sebagai metode untuk mengeluarkan pemain. Dalam dokumen tersebut dinyatakan bahwa "Jika seorang Striker menyentuh atau mengambil bolamu sebelum dia diam, kecuali jika diminta oleh pemain kriket atau penjaga gawang Anda, maka pemain tersebut keluar." Kata-kata serupa tetap ada dalam revisi yang dibuat untuk peraturan tiga puluh tahun kemudian. Pemukul pertama yang dikeluarkan karena memegang bola di kriket kelas satu adalah James Grundy di saat bermain untuk MCC melawan Kent pada tahun 1857. Sebelum tahun 1899, seorang pemukul dapat dikeluarkan apabila memegang bola bahkan jika mereka melakukannya untuk mengeluarkan bola yang tersangkut pada peralatan atau pakaian mereka. Pada saat itu, jika salah satu pemain lapangan melepaskan bola dari pakaian pemukul, mereka dapat mengklaim tangkapan. Dalam situasi seperti itulah George Bennett, pemain pertama yang memegang bola di kriket county Inggris, dikeluarkan pada tahun 1872. Gawang William Scotton pada awal 1887 digambarkan oleh Gerald Brodribb sebagai "paling tidak biasa". Dalam pertandingan antara smokers dan non-smokers yang berada dalam seri Ashes 1886–87, Scotton menghadapi permainan terakhir dari pertandingan tersebut. Dia pada awalnya bersemangat untuk mengklaim bola sebagai suvenir dari pertandingan tersebut karena skornya yang tinggi. Dia menahan pukulan dari pemain lawan dan malah memegang bola dengan menyentuhnya. Para pemain lapangan yang juga menginginkan suvenir itu kemudian mengajukan banding, dan Scotton akhirnya dikeluarkan.
Sebuah tambahan dibuat untuk peraturan pada tahun 1950 untuk memungkinkan wasit memberikan kesempatan pada pemukul untuk tidak keluar jika bola harus mengenai tangan karena "tindakan tidak disengaja oleh striker dalam menggunakan tangan untuk melindungi diri sendiri". Untuk sementara waktu, tindakan mengembalikan bola ke sisi lapangan tidak dimasukkan pada pasal 33, dan sebaliknya dianggap sebagai bagian dari metode diskualifikasi yang berbeda, yaitu Obstructing the field yang tercakup dalam pasal 37. Tindakan yang melanggar dari pasal ini kemudian dikembalikan ke pasal 33, tetapi dikembalikan lagi ke pasal 37 lagi pada tahun 2013. Pada tahun 1948, MCC mengeluarkan peringatan kepada pemukul dengan cara menasihati mereka untuk tidak memegang bola dengan alasan apa pun selama pertandingan kriket, tetapi mewajarkan tindakan bagi pemukul untuk mengambil bola dan mengembalikannya ke sisi lapangan. Charles Wright adalah pemain pertama yang dikeluarkan karena mengembalikan bola ke lapangan dalam pemain kriket kelas satu, meskipun hal itu sebenarnya salah. Brodribb menceritakan bahwa dalam pertandingan tahun 1893, WG Grace mempengaruhi Wright untuk mengembalikan bola kepadanya, dan setelah melakukannya, mengajukan banding. Wasit kemudian mengeluarkan Wright, meskipun ada klausul yang ditambahkan ke peraturan sembilan tahun sebelumnya yang menyatakan bahwa seorang pemukul tidak akan dikeluarkan jika mereka mengembalikan bola atas permintaan dari pemain lapangan.
Pada tahun 2013, peraturan tersebut mengalami perubahan besar. Sebelum perubahan ini, ada ambiguitas dalam situasi tertentu apakah memegang bola atau obstructing the field dapat diterapkan. Ambiguitas ini dihilangkan dengan menetapkan titik batas yang jelas antara keduanya. Titik batas tersebut adalah ketika striker telah "selesai melemparkan bola": sebelum titik ini, peraturan pada tindakan memegang bola berlaku dan setelah itu, peraturan mengenai tindakan obstructing the field yang berlaku. Hasilnya adalah bahwa hanya striker yang bisa diberhentikan ketika memegang bola, dan hanya selama periode singkat ketika striker memainkan (atau mencoba memainkan) bola, baik sebagai pukulan pertama atau berikutnya. Tindakan mengembalikan bola ke sisi lapangan yang disebutkan di atas, oleh karena itu tidak lagi dianggap sebagai penyerang yang memainkan bola, sehingga hal ini kemudian dianggap di bawah peraturan obstructing the field.
Pada bulan Maret 2017 diumumkan oleh MCC bahwa peraturan mengenai
Handled the
ball akan dihapus sepenuhnya dan dimasukkan ke dalam peraturan mengenai obstructing the field. Ini berarti bahwa tindakan memegang bola masih akan mengakibatkan dikeluarkannya pemukul, tetapi mulai tahun 2017 akan selalu dicatat sebagai pelanggaran obstructing the field. Peraturan baru tersebut mulai berlaku pada 1 Oktober 2017.
Secara total, ada 63 kejadian di mana pemukul dikeluarkan karena memegang bola di kriket kelas satu dan 5 kasus di kriket Daftar A. Brodribb berpendapat bahwa 63 kasus tersebut kemungkinan sebenarnya adalah jumlah tersebut lebih banyak untuk kasus diskualifikasi pemukul daripada kasus memegang bola: selain kasus di mana pemukul mengembalikan bola ke sisi lapangan tanpa izin, ada catatan kasus di mana wasit segan untuk menegakkan banding. Pada satu contoh seperti itu, wasit David Constant menolak banding terhadap Younis Ahmed, dengan mengatakan bahwa dia menganggap banding itu tidak serius.
Kejadian di kriket internasional
Kasus pertama dikeluarkannya seorang pemukul karena pelanggaran ini berasal dari seorang pemukul yang bermain di kriket internasional selama pertandingan Test Cricket antara Afrika Selatan dan Inggris di Cape Town pada tahun 1957. Di babak kedua pertandingan, pemain Afrika Selatan Russell Endean memukul umpan dari Jim Laker. Bolanya kemudian menabrak bantalan pemain tersebut sehingga terpantul ke atas dan jatuh ke arah stump-nya sampai Endean secara naluriah menangkap bola tersebut dengan tangan. Dia kemudian mengatakan bahwa dirinya telah "berpikir untuk menghindari bola, tapi itu tampak terlalu dramatis." Contoh kedua terjadi 22 tahun kemudian selama serangkaian permainan antara Australia dan Pakistan yang juga terdapat metode diskualifikasi yang langka lainnya: Mankading. Andrew Hilditch merupakan orang yang dikeluarkan dalam pertandingan ini. Dia mengambil bola dan mengembalikannya ke pelempar setelah lemparan keras dari seorang pemain lapangan. Pemain pelempar, Sarfraz Nawaz, kemudian mengajukan banding dan Hilditch akhirnya dikeluarkan. Pemain Pakistan lainnya yaitu Asif Iqbal, berkomentar bahwa "tidak perlu bagi kita untuk menghina terlalu kasar hanya demi mengajukan banding terhadap Hilditch". Dikeluarkannya Hilditch menandai satu-satunya kejadian bahwa pemukul non-penyerang juga dikeluarkan karena memegang bola. Kasus selanjutnya juga terjadi pada pertandingan lain antara Australia dan Pakistan. Mohsin Khan menahan lemparan dari Geoff Lawson, yang kemudian bola yang dilemparkan dari Lawson mendarat di belakangnya. Mohsin mendorong bola tersebut menjauh dari stump dengan tangannya dan bola tersebut kemudian mendarat gawang.
Desmond Haynes adalah orang keempat yang dikeluarkan karena memegang bola pada tes kriket, pada satu tahun berikutnya setelah kasus Mohsin terjadi. Haynes ketika melawan India pada akhir tahun 1983, dilempari bola pada bagian tongkat pemukul dan bantalan yang kemudian bola tersebut mengarah pada stump. Pemukul India Barat tersebut mengarahkan bola menjauh dari stump dengan tangannya langsung. Setelah dikeluarkan, Haynes yang tidak mengetahui hukum mengenai memegang bola, berdebat dengan wasit perihal kartu merah tersebut. Setelah bertanya kepada pelempar, Kapil Dev, apakah dia dapat menarik bandingnya, wasit kemudian tetap memutuskan bahwa Haynes harus keluar dari permainan. Contoh pertama dalam One Day Internationals adalah pada tahun 1986 ketika pemukul India Mohinder Amarnath menggagalkan umpan balik dari Greg Matthews dari Australia yang mana bola tersebut bergerak menuju ke stump. Pada tahun 1993 Graham Gooch menjadi satu-satunya pemain yang dikeluarkan karena memegang bola setelah mencapai 100 skor. Gooch memblokir serangan pendek dari Merv Hughes karena ingin bertahan untuk mencoba membuat hasil permainan menjadi draw Diarsipkan 2023-03-22 di Wayback Machine. pada pertandingan Test Cricket melawan Australia. Bola tersebut kemudian meleset dari tongkat pemukulnya dan jatuh ke stump sehingga mendorong Gooch untuk memukul bola dengan tangan untuk menjauhkan bola tersebut. Hal itu membuat Australia akhirnya memenangkan pertandingan dengan 179 run.
Dikeluarkannya Daryll Cullinan pada tahun 1999 adalah contoh kedua dalam pertandingan One Day International. Cullinan menangkis bola ke tanah untuk menghadapi pemain India Barat Keith Arthurton. Bola tersebut kemudian memantul tinggi di udara, dan Cullinan melepaskan tongkat pemukul dari tangan kanannya untuk menangkapnya saat bola tersebut akan mendarat. Terlepas dari kenyataan bahwa kecil kemungkinan bola akan mendarat di dekat stump, kapten India Barat, Brian Lara, mengajukan banding, dan Cullinan dikeluarkan. Kejadian berikutnya terjadi dua tahun kemudian dalam pertandingan Test Cricket antara Australia dan India. Di babak pertama pertandingan, Steve Waugh dilempari bola secara keras dari umpan Harbhajan Singh. Wasit menolak banding, tetapi saat Steve melakukan pelanggaran tersebut, bola memantul dan berputar ke arah stump. Waugh diperingatkan oleh teriakan dari pemukul non-penyerang, dan kemudian memukul bola dengan tangannya secara langsung. Contoh terbaru datang pada tahun yang sama ketika dikeluarkannya Waugh dalam pertandingan Test Cricket lain yang melibatkan India. Michael Vaughan dari Inggris gagal memukul bola yang berasal dari umpan Sarandeep Singh, dan bola itu mendarat di tanah setelah mengenai bantalannya. Vaughan menepis bola dengan tangannya, meskipun kemudian faktanya bola tersebut tidak bergerak ke arah stump. Awalnya, dia mengklaim bahwa dia mencoba mengembalikan bola ke pemain lapangan dengan posisi short leg, tetapi dia kemudian mengakui bahwa dia "seharusnya tidak memegang bola tersebut dan berkata 'aku salah paham, aku seorang idiot'."
= Pemukul yang dikeluarkan dalam kriket internasional
=
Referensi
Daftar pustaka
Brodribb, Gerald (1985). Next Man In: A Survey of Cricket Laws and Customs. London: Souvenir Press. ISBN 0-285-63294-9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-19. Diakses tanggal 2022-02-26.