Henri IV dari Prancis (13 Desember 1553 – 14 Mei 1610,
Henri-Quatre atau "Henry
dari Navarre") adalah pemimpin Protestan yang akhirnya di Misa menjadi Katolik. Ia menandatangani perdamaian antara Katolik dan Protestan juga menghentikan pertikaian perang agama serta menaklukkan agresi
dari Spanyol. Ia berperang sejak usia muda. Dia menjadi Raja Navarre pada tahun 1572-1610 dan Raja seluruh
Prancis pada tahun 1589-1610. Ia merupakan raja pertama
dari cabang keluarga Bourbon
dari Wangsa Kapetia di
Prancis.
Masa muda
Henri dilahirkan di Pau,
Prancis Selatan, di kota Navarre. Dia adalah putra Antoine de Bourbon dan Jeanne
dari Navarre. Pada tahun 1561,
Prancis adalah negara terkuat di Eropa yang terpecah oleh perang agama. Di satu sisi: Katolik, yang mengontrol pengadilan di Paris, di sisi lain Protestan dikenal sebagai Huguenot sebagai pemberontak pada hukum Katolik.
Pada waktu itu, Catherine de'Medici menguasai Paris, Ia adalah ratu
dari Henri III sebagai utusan Paus dan mencoba untuk memegang kekuasaan bagi ketiga putranya. Karena pada masa itu utusan
dari Paus/Katolik adalah hukum tertinggi dibanding Raja.
Pernikahan
Pernikahan
Henri IV dengan istri pertama dengan anak
Henri II menjadikan ia sebagai Katolik, karena membawa misi perdamaian antara Katolik dan Protestan. Pernikahan kedua dengan sang kekasih membawa pemberontakan di seluruh
Prancis dengan diracunnya sang kekasih saat sedang hamil, sama seperti penderitaan ibunya yang diracun sebelum pernikahan pertamanya.
Pernikahan terakhir pada 18 Agustus 1672,
Henri menikah dengan Margaret
dari Valois, saudari Charles IX, pada tahun yang sama saat ia dinobatkan menjadi Raja Navarre.
Henri Dinobatkan sebagai Raja
Prancis, Setelah kematia Saudara jauhnya
Henri III,
Henri IV mempunyai enam anak di antaranya: Pangeran Louis de Bourbon atau Louis XIII
dari Prancis, yang menjadi Raja
Prancis.
Kematian
Henri meninggal pada 14 Mei 1610. Ia dibunuh oleh fans
dari Katolik dengan tiga tusukan di atas keretanya saat berjalan-jalan di sepanjang kota, dan pembunuhnya mengatakan dia raja kafir. Ia dibunuh setelah istrinya dijadikan ratu oleh Kekaisaran Katolik.