Kembar mayang (Hanacaraka: ꦏꦼꦩ꧀ꦧꦂꦩꦪꦁ) adalah sepasang hiasan dekoratif simbolik setinggi setengah sampai satu badan manusia yang dilibatkan dalam upacara perkawinan adat Jawa, khususnya sejak sub-upacara midodareni sampai panggih.
Kembar mayang biasanya dibawa oleh pria dan mendampingi sepasang cengkir gading yang dibawa oleh sepasang gadis.
Kembar mayang tersusun dari bunga, buah, serta anyaman janur yang disusun sedemikian rupa sehingga tampak indah.
Kembar mayang dalam penampilan mirip dengan tatanan sesaji buah yang biasa dipersembahkan dalam upacara ritual Bali tetapi biasanya agak lebih besar. Secara lengkap,
Kembar mayang merupakan hiasan yang dirangkai pada batang semu pisang (bahasa Jawa gedebog, ꦒꦼꦢꦼꦧꦺꦴꦒ꧀). Batang semu pisang ini ditegakkan pada tempolong atau paidon kuningan. Hiasan janur yang disertakan paling tidak memiliki empat ragam anyam, yaitu keris, belalang, payung, dan burung. Selain itu disertakan empat macam daun: daun kemuning, nering, alang-alang, dan croton. Bunga yang disertakan adalah melati, kantil, dan pudak, serta bunga merak. Buah yang biasanya digunakan adalah nanas yang diletakkan di posisi paling atas, kadang-kadang ditambah apel dan jeruk. Sindur (selendang pinggang berwarna merah-putih) juga dibebatkan pada
Kembar mayang.
Ragam anyam janur yang berjumlah empat memiliki simbol tersendiri. Ragam keris berarti melindungi dari bahaya dan pesan agar berhati-hati dalam kehidupan. Ragam belalang memberi pesan agar tidak ada halangan di kemudian hari. Ragam payung berarti pengayoman atau perlindungan. Yang terakhir, ragam burung melambangkan kerukunan dan kebahagiaan seperti burung.
Keterampilan membuat
Kembar mayang biasanya termasuk dalam kompetensi peserta kursus merangkai janur.
Galeri