Hubungan Indonesia dengan Pakistan adalah
Hubungan yang sangat spesial, yang didirikan
dengan pandangan agama yang sama.
Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia dalam hal populasi, sedangkan
Pakistan adalah dunia kedua negara muslim terbesar. Kedua negara adalah anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Kelompok D-8 Negara Berkembang.
Pakistan memiliki kedutaan besar di Jakarta, sedangkan
Indonesia memiliki kedutaan besar di Islamabad, dan konsulat jenderal di Karachi. Berdasarkan BBC World Service Poll tahun 2015, 80% dari masyarakat
Indonesia melihat pengaruh positif
Pakistan, sedangkan 11% menyatakan pandangan negatif, menjadikan
Indonesia sebagai negara yang paling pro
Pakistan di dunia.
Sejarah
Selama Revolusi Nasional
Indonesia, Muhammad Ali Jinnah mendorong tentara muslim masuk di tentara Kemaharajaan Britania untuk bergabung
dengan masyarakat
Indonesia dalam perjuangan mereka melawan penjajahan Belanda di
Indonesia. Akibatnya 600 tentara muslim dari Angkatan Darat Kemaharajaan Britania membelot dari pasukan kolonial menempatkan mereka mempertaruhkan banyak hal, lalu bersekutu
dengan masyarakat
Indonesia. Dari ini 600 tentara, 500 dari mereka meninggal dalam perang, sedangkan yang selamat kembali ke
Pakistan atau tetap tinggal di
Indonesia. Sebagai pengakuan terhadap tentara muslim dari
Pakistan, selama perayaan
Indonesia Golden Jubilee pada tanggal 17 Agustus 1995,
Indonesia memberikan Independence War Awards kepada mantan tentara
Pakistan yang masih hidup dan memberikan penghargaan tertinggi Adipura ke Bapak Bangsa
Pakistan Muhammad Ali Jinnah dan Pemerintah
Pakistan.
Hubungan Pakistan dengan Indonesia sangat berkembang di bawah Ayub Khan. Selama perang tahun 1965
dengan India,
Indonesia menawarkan untuk menyediakan
Pakistan dengan bantuan militer, dan untuk merebut Kepulauan Andaman dan Nikobar dari India sehingga mengalihkan perhatian dari Kashmir.
Berdasarkan BBC World Service Poll tahun 2015, 80% dari masyarakat
Indonesia melihat pengaruh positif
Pakistan, sedangkan 11% menyatakan pandangan negatif, menjadikan
Indonesia sebagai negara yang paling pro
Pakistan di dunia.
Pada 8 Mei 2015, Istri dari Duta Besar
Indonesia untuk
Pakistan, Heri Listyawati Burhan Muhammad, tewas pada kecelakaan helikopter
Pakistan di wilayah utara pegunungan Gilgit. Sementara suaminya, Burhan Muhammad, Duta besar
Indonesia, menjadi salah satu yang terluka, dan kemudian meninggal karena luka-lukanya di sebuah rumah sakit Singapura pada 19 Mei. Kecelakaan tersebut juga menewaskan diplomat lain, diantaranya Duta Besar Norwegia untuk
Pakistan dan Duta Besar Filipina untuk
Pakistan, dan juga istri diplomat Malaysia.
Kerja Sama Pertahanan
Pakistan telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang kerja sama pertahanan (DCA). Salah satu hal penting dari DCA adalah tawaran bagi
Indonesia untuk mengambil bagian dalam manufaktur bersama antara
Pakistan dan China pada jet tempur JF-17.
Indonesia dan
Pakistan juga bertukar personil militer untuk pelatihan.
Kerja Sama Perdagangan
Perdagangan bilateral antara
Pakistan dan
Indonesia bernilai sekitar US$1 miliar.
Pakistan mengekspor
Indonesia kinnow, seafood, tekstil, benang katun, peralatan medis, beras, gandum dan karpet, sedangkan
Indonesia mengekspor
Pakistan minyak sawit. Perjanjian Perdagangan Preferensial
Indonesia dan
Pakistan antara kedua negara bertujuan untuk meningkatkan perdagangan bilateral.
Lalu Lintas Orang
Terlepas dari orang
Pakistan yang tinggal di
Indonesia, ada sekitar 100 mahasiswa
Indonesia yang belajar di berbagai perguruan tinggi
Pakistan. Juga pada waktu tertentu ada beberapa pelatihan personel militer
Pakistan di akademi militer
Indonesia, sedangkan ada juga beberapa pelatihan personil militer
Indonesia di akademi militer
Pakistan. Orang
Pakistan di Singapura dan orang
Pakistan di Malaysia juga melakukan perjalanan ke
Indonesia dalam jangka pendek sebagai pengunjung wisata, karena dekat geografis
Indonesia ke Malaysia dan Singapura, dan banyak objek wisata
Indonesia menawarkan. Anggota Jamaah Tabligh
Pakistan juga melakukan perjalanan ke
Indonesia untuk propagasi agama, dan mahasiswa agama Islam dari
Indonesia datang ke
Pakistan untuk pendidikan agama.
Kerja Sama Kemanusiaan
Pakistan Army Task Force dan
Pakistan Islamic Medical Association menyediakan medis dan barang bantuan, menyusul Tsunami tahun 2004, sedangkan
Indonesia telah berperan dalam mengirimkan 15 ton obat-obatan dan persediaan makanan sebesar setara
dengan $1 juta dan pengiriman beberapa dokter ke
Pakistan pada Banjir
Pakistan 2010.
Kunjungan Bilateral
Presiden
Indonesia Megawati Soekarnoputri melakukan kunjungan resmi 3 hari ke Islamabad pada Desember 2003. Presiden
Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi
Pakistan pada tahun 2005.. Mantan Presiden
Pakistan Pervez Musharraf mengunjungi
Indonesia pada Januari 2007, dan mengadakan pembicaraan
dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada November 2010, Menteri Luar Negeri
Pakistan Shah Mehmood Qureshi mengunjungi
Indonesia dan mengadakan pembicaraan bilateral dalam hal perdagangan, terorisme, dan situasi terkini di Afghanistan dan Timur Tengah.
Lihat pula
Daftar Duta Besar
Indonesia untuk
Pakistan
Daftar duta besar
Pakistan untuk
Indonesia
Kedutaan Besar Republik
Indonesia di Islamabad
Referensi