Injil orang Ebionit merupakan nama konvensional yang diberikan oleh para ahli kepada sebuah naskah apokrifa Perjanjian Baru yang hanya terlestarikan dalam tujuh kutipan singkat dalam Panarion, tulisan mengenai ajaran-ajaran sesat karya Epifanius dari Salamis. Ada ahli modern yang menganggap Epifanius keliru menafsirkan naskah itu sebagai "
Injil orang Ibrani", yang diyakininya sebagai versi yang disingkat dan diubah dari
Injil Matius. Kutipan-kutipan itu termaktub dalam suatu polemik yang menjabarkan ketidaksesuaian ajaran dan praktik sekte Kristen Yahudi yang dikenal sebagai kaum
Ebionit, jika dibandingkan dengan ajaran yang didasarkan dari Kredo Nikea.
Fragmen-fragmen yang terlestarikan berasal dari Harmoni
Injil-
Injil Sinoptik, yang disusun dalam bahasa Yunani dengan berbagai penambahan dan penghubungan yang merefleksikan teologi penulis. Isi-isi yang berbeda meliputi ketiadaan kelahiran perawan dan silsilah Yesus; suatu Kristologi Adopsionisme, yang menyatakan bahwa Yesus dipilih menjadi Putra Allah pada waktu pembaptisan-Nya; penghapusan persembahan korban Yahudi oleh Yesus; dan advokasi vegetarianisme. Karya tersebut diyakini disusun beberapa kali pada pertengahan abad ke-2 di dalam atau sekitar wilayah timur Sungai Yordan. Meskipun
Injil tersebut dilaporkan dipakai oleh "
orang-
orang Ebionit" pada masa gereja perdana, identitas kelompok atau kelompok-kelompok yang memakainya masih menjadi dugaan.
Injil orang Ebionit adalah salah satu
Injil Yahudi-Kristen, bersama dengan
Injil orang Ibrani dan
Injil orang Nazaret; semuanya masih terlestarikan hanya dalam bentuk fragmen yang memuat kutipan-kutipan dari Bapa-Bapa Gereja awal. Karena keadaan yang terfragmentasi, hubungan antara
Injil-
Injil Yahudi-Kristen dan
Injil Ibrani hipotetis masih belum jelas dan menjadi bahan penyelidikan para cendekiawan.
Injil Ebionit diakui berbeda dari
Injil-
Injil lainnya, dan diidentifikasikan sangat berkaitan dengan "
Injil Dua Belas Rasul" yang hilang. Tidak didapati ketergantungan dengan
Injil Yohanes, dan
Injil orang Ebonit sendiri mirip dengan harmoni
Injil yang didasarkan pada
Injil-
Injil Sinoptik yang digunakan oleh Yustinus Martir, meskipun hubungan di antara mereka, kalaupun ada, masih belum jelas. Terdapat kemiripan antara
Injil tersebut dengan dokumen sumber yang terkandung dalam sastra Klemens, Recognitions (1.27–71), yang secara konvensional disebut oleh para cendekiawan sebagai "Kenaikan Yakobus", berdasarkan kesesuaian perintah penghapusan praktik persembahan korban Yahudi.
Latar belakang
Epifanius diyakini mendapatkan sebuah naskah
Injil yang disebutnya berasal dari kaum
Ebionit ketika ia menjabat sebagai uskup di Salamis, Siprus. Hanya dia di antara para bapa gereja yang mengidentifikasi Siprus sebagai salah satu "akar" ajaran
Ebionit. Naskah
Injil ini hanya terlestarikan dalam bentuk tujuh kutipan singkat oleh Epifanius dalam Bab 30 di dalam buku heresiologi yang ia tulis, Panarion, atau "Peti Obat-obatan" ("Medicine Chest"), (~ tahun 377) sebagai suatu polemik melawan ajaran Ebionisme. Kutipan-kutipannya sering kali saling bertentangan dan kemungkinan hanya berlandaskan pada dugaannya saja. Berbagai sumber informasinya, yang terkadang saling berlawanan, disatukan untuk menunjukkan ketidakkonsistenan di dalam kepercayaan dan praktik keagamaan
Ebionit yang terkait dengan Konsili Nikea, mungkin secara tak langsung untuk dijadikan polemik melawan penganut Arian pada masa itu.
Istilah
Injil orang Ebionit merupakan nama modern; tidak ada dokumen gereja awal yang menyebut
Injil ini dengan nama tersebut. Epifanius mengenali
Injil ini hanya sebagai "
Injil yang digunakan oleh mereka, disebut 'menurut Matius'" dan "mereka menyebutkan '[
Injil] Ibrani'". Sejak tahun 1689 pendeta Prancis, Richard Simon menyebut teks ini "
Injil orang Ebionit". Nama ini kemudian dipakai oleh para ahli sebagai cara mudah untuk memisahkan naskah
Injil yang mungkin pernah dipakai oleh
orang Ebionit dari anggapan Epifanius yang sebenarnya salah bahwa
Injil tersebut merupakan
Injil Matius versi Ibrani. Tempat asalnya masih belum jelas; diduga karya tersebut ditulis di sebelah timur Yordania yang dianggap sebagai tempat berdiamnya
orang-
orang Ebionit menurut catatan Bapa-bapa Gereja. Karya tersebut kemungkinan ditulis pada pertengahan abad ke-2, karena beberapa harmoni
Injil lainnya diketahui berasal dari masa tersebut.
Komposisi
Menurut sejumlah ahli, Epifanius mencantumkan isi teks
Injil pada tahap akhir dalam penyusunan Panarion 30, terutama pada pasal 13 dan 14 Sesuai dengan deskripsi Epifanus, "
Injil tersebut ditemukan di antara [kumpulan] ... tidak lengkap, tetapi difalsifikasikan dan didistorsi ..." (13.1–2). Selain itu, karya tersebut mengurangi beberapa atau keseluruhan dua pasal pertama
Injil Matius, yang berisi penjelasan kisah kelahiran Yesus dari seorang perawan dan silsilah Daud melalui Salomo, "Mereka menghilangkan silsilah Matius ..." (14.2–3).
Terdapat kesepakatan umum mengenai tujuh kutipan Epifanius yang disadur dalam edisi kritis "Jewish Christian gospels" (
Injil-
Injil Kristen Yahudi) karya Philipp Vielhauer dan Georg Strecker, yang diterjemahkan oleh George Ogg, dalam buku Schneemelcher, New Testament Apocrypha. Terjemahan Bernhard Pick (1908), dengan kutipan dari empat fragmen yang dirangkai berdasarkan hasil susunan Vielhauer & Strecker dari permulaan
Injil tersebut adalah sebagai berikut:
Kutipan 1-3:
Terjadilah pada masa Herodes, raja Yudea, di bawah Imam Besar Kayafas, datanglah Yohanes dan membaptiskan dengan baptisan pertobatan di sungai Yordan; ia dikatakan berasal dari suku Harun dan seorang putra imam Zakharia dan Elisabet, dan datanglah semua
orang kepadanya. (13.6) Dan terjadilah ketika Yohanes membaptis, datanglah
orang-
orang Farisi kepadanya dan dibaptiskan dan juga seluruh Yerusalem. Ia memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya madu hutan, yang rasanya seperti manna, dan berbentuk seperti kue minyak. (13.4) Setelah
orang-
orang dibaptiskan, datanglah juga Yesus, dan dibaptiskan oleh Yohanes. Dan ketika Ia keluar dari dalam air, terbukalah langit, dan Ia melihat Roh Kudus turun dalam bentuk burung merpati, dan masuk ke dalam-Nya. Dan sebuah suara terdengar dari langit: 'Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, dan dalam Engkau Aku berkenan'. Dan lagipula: 'Hari ini Aku memperanakkan Engkau'. Dan tiba-tiba sebuah terang besar menerangi tempat itu. Dan Yohanes memandangi-Nya, katanya: 'Siapakah Engkau, Tuhan'? Maka sebuah suara terdengar dari langit: 'Inilah Anakku yang Kukasihi, kepada-Nya aku berkenan'. Dengan itu Yohanes tersungkur berlutut dan berkata: 'Aku mohon kepada-Mu, Tuhan, baptiskanlah aku'. Tetapi Ia tidak mau, kata-Nya 'Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya seluruh kehendak Allah digenapi.' (13.7)
Tiga kutipan Epifanius dalam Panarion 30.13.6, 4, dan 7, membentuk pembukaan narasi
Injil, termasuk misi Yohanes Pembaptis, penampilan dan makanannya, serta pembaptisan Yesus oleh Yohanes. Permulaan
Injil (13.6) mempunyai paralel dengan
Injil Lukas tetapi dalam bentuk lebih singkat. Teks itu menunjukkan pengenalan akan narasi masa kanak-kanak Yesus dalam Lukas 1:5 meskipun tidak ada narasi kelahiran itu sendiri. Mengutip teks mengenai makanan Yohanes (13.4), Epifanius mengeluh bahwa
orang Ebionit telah memalsukan teks dengan memasukkan kata "roti" (egkris ἐγκρίς) menggantikan "belalang" (akris ἀκρίς, dalam Matius 3:4). Kemiripan kata dalam bahasa Yunani ini telah mendorong para ahli untuk menyimpulkan bahwa bahasa Yunani merupakan bahasa asli komposisi ini. Dalam naratif baptisan Yesus oleh Yohanes (13.7), suara Allah berbicara tiga kali dan masing-masing bersesuaian dekat dengan catatan dalam
Injil Markus 1:11,
Injil Lukas 3:22 (jenis teks Western), dan
Injil Matius 3:17. Adanya lebih dari satu pernyataan Allah ("teofani") mendorong konsensus para ahli modern bahwa teks yang dikutip oleh Epifanius ini merupakan harmoni (gabungan) kitab-kitab
Injil Sinoptik. Kemunculan cahaya terang kemungkinan adalah gema dari kisah pertobatan St. Paulus atau harmonisasi tambahan dari
Injil orang Ibrani pada naskah ini.
Kutipan 4:
"Ada
orang bernama Yesus, dan Ia berusia kira-kira 30 tahun; Ia telah memilih kita. Dan Ia datang ke Kapernaum dan masuk ke rumah Simon, yang bergelar Petrus, dan Ia membuka mulut-Nya dan berkata, 'Ketika Aku berjalan di tepi Danau Tiberias, Aku memilih Yohanes dan Yakobus, putra-putra Zebedeus, dan Simon dan Andreas dan Tadeus dan Simon
orang Zelot, dan Yudas Iskariot; engkau juga, Matius, ketika engkau duduk di tempat penerimaan cukai, telah Kupanggil dan engkau mengikuti Aku. Menurut maksud-Ku kalian akan menjadi dua belas rasul sebagai kesaksian bagi Israel'." (13.2b–3)
Epifanius memulai pernyataannya atas naskah
Injil ini (13.2b–3) dengan kutipan yang diucapkan oleh rasul Matius secara langsung kepada para pembaca. Dicatat bahwa Yesus mengenang bagaimana kedua belas rasul itu dipilih dan berkata kepada Matius sebagai
orang kedua ("engkau juga, Matius"). Meskipun disebutkan dua belas rasul, tetapi hanya delapan
orang yang disebut namanya. Mereka dikatakan dipilih langsung oleh Yesus, "sebagai suatu kesaksian bagi Israel". Frasa "yang memilih kita" dapat ditafsirkan sebagai bukti bahwa naskah ini merupakan
Injil Dua Belas Rasul ("Gospel of the Twelve") yang pernah disebut oleh Origenes. Namun, identifikasi naskah
Injil yang dikutip oleh Epifanius ini dengan
Injil tanpa nama lainnya itu masih diperdebatkan. Nomor posisi kutipan ini secara tentatif diberikan berdasarkan nas paralel dalam
Injil-
Injil Sinoptik.
Kutipan kelima dan keenam (menurut urutan Vielhauer & Strecker) berkaitan dengan kontroversi Kristologi. Polemik yang ditulis oleh Epifanius beserta kutipannya dari teks
Injil tersebut (cetak miring) ditayangkan dalam paralel:
Kutipan 5:
"Lebih lagi mereka menyangkal bahwa Ia adalah seorang manusia, terbukti dari alasan perkataan yang diucapkan Sang Juruselamat ketika dilaporkan kepada-Nya: 'Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara laki-laki-Mu berdiri di luar' , yaitu: 'Siapakah ibu-Ku dan siapakah saudara-saudara laki-laki-Ku'? Dan Ia mengedangkan tangannya ke arah murid-murid-Nya dan berkata: 'Inilah saudara-saudara-Ku laki-laki dan ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku perempuan, yang melakukan kehendak Bapa-Ku'." (14.5)
Kutipan 6:
"Mereka berkata bahwa Ia tidak diperanakkan dari Allah Bapa, tetapi diciptakan sebagai salah seorang penghulu malaikat ... bahwa Ia memerintah atas para malaikat dan semua ciptaan Yang Mahakuasa, dan bahwa Ia datang dan menyatakan, menurut
Injil mereka, yang dikatakan menurut
orang-
orang Ibrani, dilaporkan: 'Aku datang untuk meniadakan persembahan korban, jika kalian tidak berhenti mempersembahkan korban, murka tidak akan berhenti daripadamu'." (16.4–5)
Kutipan kelima (14.5) tampaknya merupakan harmoni dari Matius 12:47–48 dan paralel sinoptiknya. Namun, kotbah terakhir Yesus menunjukkan pernyataan yang mendekati 2 Klemens 9:11 ketimbang
Injil-
Injil Sinoptik. Penyatuan kutipan tersebut dengan teks
Injil dalam Bab 13 masih dipertanyakan. Perintah untuk meniadakan persembahan korban pada kutipan keenam (16.5) tak mempunyai paralel dengan
Injil-
Injil Kanonikal, dan ini memberi dugaan hubungan dengan Matius 5:17 ("Aku tak datang untuk meniadakan Hukum Taurat") yang tercantum dalam sastra Klemens.
Kutipan 7:
Merujuk kepada nas paralel Lukas 22:15, Epifanus mengeluh bahwa
orang Ebionit lagi-lagi memalsukan teks
Injil:
"Mereka menghancurkan urutan sejati dan mengubah nas ... mereka membuat para murid berkata, 'Di mana Engkau inginkan kami menyiapkan bagi-Mu untuk makan Paskah'? yang dijawab-Nya: 'Aku tidak ingin makan daging domba Paskah ini bersama kalian'." (22.4)
Dengan demikian Yesus menyatakan tidak akan makan selama Paskah. Konteks ini menyiratkan kutipan dari sumber Klemens; tetapi kaitan antara fragmen
Injil ini dan sastra Klemens belum dapat dipastikan.
Kristologi
Peristiwa pembaptisan dalam teks
Injil tersebut (13.7) adalah sebuah harmoni dari
Injil-
Injil Sinoptik, selain peristiwa ketika Roh Kudus dikatakan turun ke Yesus dalam bentuk merpati dan memasuki-Nya. Pemilihan ilahi pada masa pembaptisannya dikenal sebagai Kristologi Adopsionisme, dan ini ditunjang oleh kutipan dari Mazmur 2:7, seperti yang ditemukan dalam "teks Western" dari Lukas 3:22, "Engkau adalah Putra-Ku, hari ini Aku memperanakkan-Mu." Roh Kudus yang memasuki Yesus dan terang besar pada air masing-masing dianggap berdasarkan pada nubuat Yesaya 61:1 dan 9:1. Sikap Adopsionisme tersebut dikarakterisasikan oleh keyakinan bahwa Yesus adalah seorang manusia, yang, dalam hal kepatutan sempurna-Nya, diberi keilahian Kristus abadi melalui pembaptisan-Nya dalam rangka memenuhi tugas nubuat yang membuat-Nya terpilih.
Ketiadaan rujukan apapun pada pemeranakan Daud dalam teks
Injil tersebut mensugestikan bahwa Yesus dipilih menjadi nabi akhir zaman, Sosok Terpilih, yang dikirim untuk meniadakan persembahan korban Yahudi. Kristologi Nabi dari teks
Injil yang dikutip oleh Epifanus tersebut lebih ke arah sastra Klemens ketimbang Kristologi
orang Ebionit yang dikenal oleh Irenaeus. Menurut beberapa cendekiawan, Yesus dipahami dalam
Injil tersebut sebagai sosok yang datang untuk meniadakan persembahan korban bukannya menggantikannya; sehingga ini tak tampak sama dengan pernyataan serupa dalam Ekaristi seperti yang diterapkan oleh Kristen Nikea. Namun, para cendekiawan memberikan konsensus atas signifikansi persembahan korban sebagai misi Yesus seperti yang digambarkan dalam
Injil orang Ebionit.
Vegetarianisme
Pengubahan kata "belalang" (akris) dalam teks
Injil yang lazim menjadi "roti" (egkris) dalam
Injil orang Ebionit sebagai makanan Yohanes Pembaptis (13.4) ditafsirkan sebagai bukti vegetarianisme Yahudi. Namun, pengkaitan gaya makan Yohanes Pembaptis dengan vegetarianisme masih dipertanyakan. Epifanus tak memberikan indikasi adanya perhatian kepada vegetarianisme dalam bagian teks
Injil tersebut, dan bisa jadi hanya merupakan sebuah alusi untuk manna yang disebutkan dalam Keluaran 16:31 dan Bilangan 11:7, atau, menurut cendekiawan Glenn Alan Koch, dalam 1 Raja-raja 19:6 ketika Elia menyantap "roti berminyak" (roti bakar).
Bukti tambahan ditemukan dalam kutipan yang berdasarkan pada Lukas 22:15 (22.4), ketika firman tersebut telah dimodifikasi dengan pencantuman kata "daging" untuk menyediakan alasan bagi vegetarianisme. Konteks tak langsung dari kutipan tersebut mensugestikan bahwa karya tersebut sangat berkaitan dengan sumber Klemens, "Perjalanan Petrus" (the Journey of Peter). Membaca dari sumber yang sama, Epifanus menyatakan bahwa
orang-
orang Ebionit berpantang dari "daging dengan jiwa di dalamnya" (15.3), dan ia mengatribusikannya dengan ajaran interpolasi
Ebionit "Mereka merusak isi dan meninggalkan beberapa bahan asli". Karena perkataan tersebut sangat berkaitan dengan sastra Klemens dari abad ke-3 dan ke-4, praktik vegetarianisme pada masa sebelumnya oleh
orang-
orang Ebionit abad ke-2 yang dikenal oleh Irenaeus menjadi dipertanyakan. Vegetarianisme ketat
orang-
orang Ebionit yang dikenal oleh Epifanus mungkin merupakan reaksi penolakan persembahan korban Yahudi dan pencegahan terhadap konsumsi daging tak halal di lingkungan pagan.
Hubungan dengan teks lainnya
Epifanus secara salah merujuk kepada
Injil yang ia miliki sebagai
Injil Matius dan
Injil "menurut
orang-
orang Ibrani", mungkin sejalan dengan tulisan Irenaeus, tetapi berseberangan dengan penulisan Eusebius. Koleganya pada abad ke-4, Hieronimus, menyatakan bahwa sekte Nasrani dan
Ebionit memakai
Injil Ibrani, yang dianggap
Injil Matius asli oleh beberapa
orang dari mereka. Laporan Hieronimus sejalan dengan catatan sebelumnya dari Irenaeus dan Eusebius.
Hubungan antara
Injil orang Ebionit,
Injil orang Ibrani dan
Injil orang Nazaret masih tak jelas. Semua
Injil Yahudi-Kristen hanya masih ada dalam bentuk fragmen berisi kutipan, sehingga sulit dikatakan jika mereka adalah teks independen atau variasi dari satu sama lain. Cendekiawan Albertus Klijn memajukan konsensus modern, menyatakan bahwa harmoni
Injil yang terkomposisi dalam bahasa Yunani tampak pada teks berbeda yang hanya diketahui Epifanus. Cendekiawan Marie-Émile Boismard mengklaim bahwa
Injil Ebionit sebagian bersifat bergantung pada
Injil ibrani hipotetikal sebagai sumber; namun, anggapan tersebut masih merupakan pandangan minoritas. Hubungan putatifnya dengan teks
Injil yang diketahui Origen sebagai
Injil Dua Belas Rasul masih menjadi subyek perdebatan cendekiawan.
Injil Ebionit adalah salah satu contoh dari sebuah jenis harmoni
Injil yang memakai
Injil Matius sebagai teks dasar namun meliputi
Injil Yohanes; karya tersebut diyakini berasal dari Diatessaron (s. 170) karya Tatian yang meliputi seluruh empat
Injil kanonik.
Injil tersebut memiliki paralel pada kutipan dalam homili pertengahan abad ke-2 yang disebut sebagai 2 Klemens, yang mensugestikan bahwa keduanya bergantung pada tradisi harmonisasi dari sumber abad ke-2 pada masa sebelumnya. Perkataan
Injil terharmonisasi dipakai oleh Yustinus Martir untuk menyusun Apologi pertamanya dan Dialog dengan Trifo yang sama-sama berdasarkan pada
Injil-
Injil Sinoptik. Menurut cendekiawan George Howard, harmonisasi ini banyak memakai metode komposisi pada awal zaman Patristik. Beberapa ragam heterodoks ditemukan dalam
Injil orang Ebionit yang diadopsi dari sejumlah besar ragam yang beredar; contohnya adalah kemunculan terang besar yang terjadi saat pembaptisan Yesus juga ditemukan dalam Diatessaron.
Pengakuan Klemens terdiri dari sebuah dokumen sumber (1.27–71), yang secara konvensional disebut oleh para cendekiawan sebagai Kenaikan Yakobus, yang diyakini berasal dari kaum Yahudi-Kristen. Karya tersebut memiliki kemiripan dengan
Injil orang Ebionit dengan pengakuan terhadap pembaptisan
orang-
orang Farisi oleh Yohanes (Pan. 30.13.4; Rec. 1.54.6–7) dan perintah untuk meniadakan persembahan korban Yahudi, menambahkan bahwa pembaptisan air dalam ajaran Kristen dilakukan untuk penebusan dosa-dosa. Berdasarkan pada kesamaan tersebut, cendekiawan Richard Bauckham dan F. Stanley Jones menyatakan ketergantungan langsung Kenaikan Yakobus dengan
Injil orang Ebionit.
Injil yang dikaitkan dengan
orang-
orang Ebionit oleh Epifanius telah menjadi sumber informasi bernilai yang memperlihatkan ciri khas suatu cabang Kristen Yahudi yang telah lenyap kepada para cendekiawan modern. Namun, para cendekiawan tak sepakat tentang apakah informasi yang terkandung dalam tujuh fragmen yang dikutip oleh Epifanus secara akurat merefleksikan tradisi sekte
Ebionit abad kedua yang dikenal oleh Irenaeus, atau jika sistem keyakinan mereka berubah, mungkin secara garis besar, sepanjang 200 tahun berbanding dengan kelompok awal tersebut.
orang-
orang Ebionit yang dikenal oleh Irenaeus (mula-mula disebutkan dalam Adversus Haereses 1.26.2, ditulis sekitar tahun 185), dan Bapa Gereja lainnya sebelum Epifanus, dideskripsikan sebagai sekte Yahudi yang mengakui Yesus sebagai Mesias namun tak sebagai Allah. Mereka menunjukkan keinginan mengikuti hukum dan upacara Yahudi dan mereka hanya memakai
Injil Yahudi-Kristen.
orang-
orang Ebionit menolak surat-surat Paulus dari Tarsus, yang mereka anggap murtad dari Hukum.
Dalam polemik Epifanus melawan
orang Ebionit yang ditemukan dalam Panarion 30, sebuah gambaran kompleks timbul dari keyakinan dan praktek
Ebionit abad ke-2 yang tak dapat dengan mudah dipisahkan dari metodenya dari perpaduan sumber terpisah secara bersamaan. Meskipun para cendekiawan seperti Hans-Joachim Schoeps secara harfiah menafsirkan catatan Epifanus sebagai deskripsi perkembangan sinkretisme berikutnya dari Ebionisme, kajian paling terkini menemukan bahwa laporannya sulit untuk direkonsiliasi dengan karya-karya Bapa Gereja pada masa sebelumnya, yang berujung pada anggapan dari cendekiawan Petri Luomanen bahwa ada pula kelompok kedua dari
Ebionit yang bersifat Helenistik-Samaria. Penolakan persembahan korban Yahudi dan implikasi Kristologi nabi zaman akhir karena kurangnya kisah kelahiran menimbulkan dukungan untuk pengkaitan
Injil orang Ebionit dengan sebuah kelompok atau kelompok-kelompok yang berbeda dari
orang Ebionit yang dikenal oleh Irenaeus.
Pembelajaran dalam ranah kajian Kristen Yahudi berdasarkan pada konstruksi buatan yang mirip dengan karya-karya yang dikembangkan oleh para heresiologis gereja perdana, dengan asumsi bahwa semua keyakinan dan praktek dari kelompok-kelompok tersebut berdasarkan pada teologi. Ini berujung pada perpetuasi definisi ideologi yang gagal untuk mengambil catatan pluriformitas kelompok tersebut, merefleksikan perbedaan dalam geografi, periode waktu dalam sejarah, dan etnisitas. Terkait Epifanus, dan khususnya,
orang Ebionit, kurang diberikan perhatian mengenai hakikat dari kontruksi-kontruksi teologinya yang sangat spekulatif dan perpaduannya dari sumber-sumber yang berbeda, termasuk pemakaian harmoni
Injil yang tak dilakukan sekte
Ebionit yang dikenal oleh Irenaeus. Pada akhirnya, Epifanius memberikan gambaran enigmatik dari
orang Ebionit dan tempat mereka dalam sejarah gereja perdana.
Lihat pula
Ebionisme
Epifanius
Injil Matius
Catatan
Referensi
Pustaka
Pustaka tambahan
Pranala luar
Apocryphal Gospels di Curlie (dari DMOZ)
Early Christian Writings (Tulisan Kekristenan Awal) – Gospel of the Ebionites (
Injil orang Ebionit)