Intoksikasi jengkol atau keracunan
jengkol (bahasa Inggris: djenkolism; djenkol bean poisoning) adalah penyakit pada ginjal yang disebabkan oleh asam
jengkol yang terkandung dalam biji
jengkol. Penyakit ini jarang terjadi dan kejadiannya sporadis. Sesuai wilayah endemis tempat tumbuhnya
jengkol, penyakit ini dilaporkan terjadi di Asia Tenggara terutama Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Myanmar. Tampilan klinis pada penderita
Intoksikasi jengkol cukup beragam, mulai dari gagal ginjal akut (acute kidney injury), sumbatan saluran kemih, dan rasa nyeri di bagian pinggang dan perut bawah dalam beberapa jam setelah mengonsumsi biji
jengkol. Penyakit ini dapat menjadi fatal bila tidak segera ditangani oleh tenaga medis.
Epidemiologi
Penyakit ini hanya mengenai sebagai kecil orang yang mengonsumsi biji
jengkol saja. Kejadiannya jarang dan tersebar secara sporadis. Penyakit ini biasa terjadi di Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Myanmar, tempat tanaman ini tumbuh dan dikonsumsi. Masyarakat Asia Tenggara biasa mengonsumsinya baik dalam keadaan mentah maupun diolah dengan berbagai jenis hidangan. Tanaman ini dapat tumbuh dan panen hampir sepanjang tahun, tetapi dalam sebuah studi dilaporkan bahwa terdapat peningkatan kasus antara bulan September hingga Desember atau pada musim penghujan saat puncak musim panen
jengkol.
Penyakit ini tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin dan usia. Pada studi ditemukan bahwa kasus ini dapat terjadi pada anak dan dewasa, umumnya antara usia 12 hingga 50 tahun.
Etiologi
Penyebab keracunan
jengkol adalah asam
jengkol yang terkandung dalam biji
jengkol. Asam
jengkol adalah sejenis asam amino non-protein yang mengandung sulfur. Sulfur inilah yang menyebabkan bau tidak sedap. Kadar asam
jengkol pada biji
jengkol bervariasi tergantung pada varietas dan usia bijinya. Kadar asam
jengkol pada biji muda lebih sedikit daripada kadar yang terdapat pada biji
jengkol yang lebih tua.
Patogenesis
Keracunan
jengkol terjadi ketika terjadi peningkatan kadar asam
jengkol dalam ginjal. Pada saat kadar asam
jengkol dalam tubuh tinggi maka akan menimbulkan endapan dan terbentuk kristal-kristal tajam seperti jarum. Kristal tersebut sukar larut dalam air dan dapat menimbulkan penyumbatan dalam saluran kemih. Pada kondisi yang parah akan timbul kerusakan pada ginjal hingga kematian.
Gejala klinis
Tidak semua orang dapat langsung terkena penyakit ini ketika mengonsumsi
jengkol. Penyakit ini dapat timbul bergantung pada daya tahan tubuh seseorang. Tampilan klinis pada seseorang yang terkena penyakit ini bisa beragam. Tampilan klinis penderita muncul dalam 5 hingga 12 jam setelah mengonsumsi
jengkol, terkadang bisa lebih cepat hingga 2 jam setelahnya. Penderita biasanya datang dalam keadaan mulut berbau tidak sedap khas
jengkol. Gejala yang dapat muncul antara lain:
Mual
Muntah
Kolik, rasa nyeri pada daerah sekitar perut bawah atau pinggang
Oliguria (kemih sedikit) atau anuria (tidak berkemih sama sekali)
Hematuria (berdarah saat berkemih), ditandai urin kemerahan
Gagal ginjal akut
Komplikasi
Pada kondisi yang parah, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi seperti gagal ginjal akut. Belum ada penelitian yang menentukan kadar asam
jengkol atau jumlah
jengkol yang aman dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan komplikasi. Namun, pada sebuah studi kasus dilaporkan seorang laki-laki berusia 32 tahun mengalami keluhan keracunan
jengkol setelah menghabiskan 10 biji
jengkol.
Kematian juga dapat menjadi komplikasi paling fatal dari keracunan
jengkol. Pada studi meta analis, ditemukan 9 artikel dengan 4 angka kematian dari 96 kasus atau sekitar 4%. 3 dari 4 kematian tersebut terjadi pada anak-anak dan berada dalam kondisi tidak tersedia fasilitas hemodialisis.
Tatalaksana
Intoksikasi jengkol tidak memiliki antidotum atau obat yang spesifik. Tatalaksana yang dilakukan adalah istirahat dan terapi suportif. Tujuan tatalaksana untuk mencegah terbentuknya kristal dengan mengubah suasa asam menjadi basa. Pembentukan kristal dapat dicegah dengan pemberian natrium bikarbonat 0,5 - 2 gram 4 kali sehari secara oral. Penderita biasanya dapat sembuh dalam beberapa hari.
Pada pasien dengan komplikasi gagal ginjal akut, maka ditatalaksana sesuai tatalaksana gagal ginjal akut, seperti dilakukan hemodialisa. Perawatan di rumah sakit dapat diperlukan untuk memonitor kondisi pasien ini.
Pencegahan
Pencegahan
Intoksikasi jengkol dapat dilakukan dengan menghindari makan
jengkol berlebihan. Menghindari konsumsi
jengkol secara mentah dan merebus
jengkol dapat mengurangi risiko keracunan karena dapat menghilangkan asam
jengkol pada proses perebusan. Dianjurkan untuk merebus
jengkol selama 10 menit dengan air soda hingga mendidih.
Cara pencegahan lainnya adalah dengan mengonsumsi banyak air. Kondisi tubuh yang dehidrasi (kekurangan cairan) dapat menyebabkan asam
jengkol mudah mengendap dan membenuk kristal yang mengganggu saluran kemih.
Referensi