Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK dibentuk berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor
Jasa Keuangan. OJK didirikan untuk menggantikan peran Bapepam-LK dalam pengaturan dan pengawasan pasar modal dan lembaga
Keuangan, serta menggantikan peran Bank Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta untuk melindungi konsumen industri
Jasa Keuangan.
Berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2023 mengenai Pengembangan dan Penguatan Sektor
Keuangan (UU PPSK), OJK juga mendapat tambahan kewenangan untuk
Keuangan Derivatif, Bursa Karbon, Inovasi Teknologi Sektor
Keuangan, termasuk juga untuk Aset
Keuangan Digital dan Aset Kripto, sebagian kewenangan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan. OJK mendapat tambahan kewenangan di mana penyidikan atas tindak pidana di sektor
Jasa Keuangan hanya dapat dilakukan oleh penyidik OJK .
Tujuan
Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor
Jasa Keuangan:
terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
mampu mewujudkan sistem
Keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan
mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
Tugas dan wewenang
OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
kegiatan
Jasa Keuangan di sektor Perbankan;
kegiatan
Jasa Keuangan di sektor Pasar Modal,
Keuangan Derivatif, dan bursa karbon;
kegiatan
Jasa Keuangan di sektor Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun;
kegiatan
Jasa Keuangan di sektor Lembaga Pembiayaan, perusahaan modal ventura, lembaga
Keuangan mikro, dan LJK Lainnya;
kegiatan di sektor ITSK serta aset
Keuangan digital dan aset kripto;
perilaku pelaku usaha
Jasa Keuangan serta pelaksanaan edukasi dan Pelindungan Konsumen; dan
sektor
Keuangan secara terintegrasi serta melakukan asesmen dampak sistemik Konglomerasi
Keuangan.
Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang:
menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;
menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor
Jasa Keuangan;
menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor
Jasa Keuangan;
menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga
Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga
Jasa Keuangan;
menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor
Jasa Keuangan.
Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai wewenang:
menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan
Jasa Keuangan;
mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;
melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga
Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan
Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor
Jasa Keuangan;
memberikan perintah tertulis kepada Lembaga
Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu;
melakukan penunjukan pengelola statuter;
menetapkan penggunaan pengelola statuter;
menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor
Jasa Keuangan; dan
memberikan dan/atau mencabut:
izin usaha;
izin orang perseorangan;
efektifnya pernyataan pendaftaran;
surat tanda terdaftar;
persetujuan melakukan kegiatan usaha;
pengesahan;
persetujuan atau penetapan pembubaran; dan
penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor
Jasa Keuangan.
Dewan Komisioner
Dewan Komisioner adalah pimpinan tertinggi OJK yang bersifat kolektif dan kolegial. Dewan Komisioner beranggotakan 12 (dua belas) orang anggota yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
Susunan Dewan Komisioner terdiri atas:
seorang Ketua merangkap anggota;
seorang Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota;
seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota;
seorang Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal,
Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon merangkap anggota;
seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun, merangkap anggota;
seorang Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga
Keuangan Mikro, dan Lembaga
Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota;
seorang Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor
Keuangan, Aset
Keuangan Digital dan Aset Kripto merangkap anggota;
seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha
Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen merangkap anggota;
seorang Ketua Dewan Audit merangkap anggota;
seorang anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia; dan
seorang anggota Ex-officio dari Kementerian
Keuangan yang merupakan pejabat setingkat eselon I Kementerian
Keuangan.
Pranala luar
(Indonesia) Situs web resmi
Otoritas Jasa Keuangan
Referensi