Jembatan Pasupati atau Jalan Layang
Pasupati dan
Jembatan Layang Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja adalah sebuah
Jembatan yang menghubungkan bagian utara dan timur Kota Bandung melewati lembah Cikapundung. Panjangnya 2,8 km dan lebarnya 30–60 m. Sebagian jalan itu dibangun di atas Jalan Pasteur, adalah jalan lama dengan pohon palm raja disebelah kanan dan kirinya yang menjadi ciri kota Bandung. Jalan Layang
Pasupati juga menjadi salah satu ikon Kota Bandung. Oleh karena itu, pada malam hari bagian tengah
Jembatan Pasupati diterangi lampu sorot warna-warni. Jalan layang ini membuat arus lalu lintas dari wilayah sekitar Jabodetabek ke Bandung menjadi lebih mudah. Di bawah
Jembatan Pasupati terdapat taman yang bernama Taman
Pasupati. Pada 1 Maret 2022, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meresmikan penamaan jalan dari
Jembatan Layang
Pasupati menjadi
Jembatan Layang Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja untuk menghormati jasa dari akademisi asal Universitas Padjadjaran sekaligus mantan menteri luar negeri di bawah pemerintahan Soeharto bernama Mochtar Kusumaatmadja
Sejarah
Jalan layang (flyover)
Pasupati merupakan nama jalan layang di daerah Bandung. Nama
Pasupati ini pengganti dari nama sebelumnya Paspati yang dalam artian Sunda “pas mati”.
Pasupati merupakan singkatan dari Jalan Pasteur dan Jalan Surapati. Jalan layang
Pasupati secara historis sudah terancang oleh arsitek Ir. Karsten. Arsitek wilayah ini pada tahun 1920-an sudah menyimpan dasar-dasar rancangan kota Bandung. Sampai ke sepuluh tahun selanjutnya, dari tahun 1931, rancangan itu masih tetap jadi obsesi sebagaimana program Autostrada yang menghubungkan missing link Jalan Pasteur (Pasteurweg) dan Jalan Ir. H. Djuanda (Dagoweg). Pembangunan
Jembatan ini dibiayai melalu hibah dana dari pemerintah Kuwait. Setelah sempat beberapa tahun tidak terlaksana, akhirnya pada tanggal 26 Juni 2005 uji coba pertama sudah dilakukan.
Struktur
Jalan layang
Pasupati merupakan jalan layang pertama di Indonesia yang memanfaatkan teknologi anti gempa. Perangkatnya yang disebut lock up device (LUD) dibuat di Prancis, sebuanya jumlahnya 76 buah.
Jembatan ini secara keseluruhan menggunakan 663 unit segmen yang ditopang oleh 46 tiang. Setiap segmen beratnya 80 ton sampai ke 140 ton. Yang menarik,
Jembatan ini dilengkapi dengan
Jembatan cable stayed sepanjang 161 meter yang melintang di atas lembah Cikapundung. Cable stayed merupakan
Jembatan tanpa kaki. Kekuatan
Jembatan itu ditopang oleh 19 kabel baja yang terdiri dari 10 kabel sebelah barat dan 9 kabel sebelah timur. Setiap kabel isinya 91 kabel kecil yang masing-masing kabel kecil itu terdiri dari tujuh kabel yang lebih kecil lagi. Sepuluh kabel yang dipasang di sebelah barat dibuat berpasangan.
Referensi