Jurnalisme digital adalah segala bentuk penyajian berita dengan cara memanfaatkan perkembangan teknologi elektronik yang ada. Kata
Jurnalisme berarti upaya untuk mencari, mengumpulkan dan menyebarkan informasi yang mengandung nilai penting dan berdampak signifikan bagi publik. Sedangkan
digital berarti sistem yang terkait penggunaan komputer dan internet. Dengan demikian,
Jurnalisme digital adalah sebuah metode baru penyajian informasi dan fakta dengan menggunakan bantuan atau perantara teknologi internet. Salah satu contoh dari perwujudan
Jurnalisme digital adalah menjamurnya media berita online, blog atau website seperti Project Multatuli atau Tirto.id.
Ikhtisar
Jurnalisme digital adalah semua bentuk
Jurnalisme yang menggunakan sumber daya
digital. Tidak hanya sumber yang ada di internet saja, melainkan juga di televisi maupun radio
digital. Biasanya, penerapan
Jurnalisme digital ini banyak dilakukan oleh para jurnalis.
Jurnalisme digital juga dilihat sebagai sebuah bentuk praktik lama dalam konteks yang baru.
Jurnalisme digital juga dapat dipahami dalam penggunaan teknologi
digital guna memproduksi konten untuk publik. Misalnya, website,
digital audio recorder, dan weblog.
Jurnalisme digital juga memiliki kaitan erat dengan penggunaan media sosial. Media sosial dapat difungsikan sebagai sarana mengumpulkan dan memverifikasi sumber informasi. Gabungan pemanfaatan perangkat keras dan perangkat lunak ternyata bisa berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan informasi dengan bercerita atau story telling. Publikasi
Jurnalisme melalui media sosial telah menjadi penanda adanya
Jurnalisme digital. Saat ini, perusahaan media telah bergerak ke arah diseminasi informasi secara multiplatform dengan memanfaatkan internet. Situs multimedia saat ini meliputi berbagai macam format, mulai dari blog, video
digital, siniar, dan foto.
Sejarah
Keterlibatan media komputer dalam dunia
Jurnalisme dimulai sejak era 1970-1980, yakni masa ketika teknologi sedang berkembang dengan sangat pesat. Metode penyimpanan data serta fitur copy dan paste juga sudah digunakan, yang berdampak pada pemunduran tenggat waktu atau deadline. Proses pencetakan berita dalam format media cetak pun menjadi lebih mudah sehingga memungkinkan produksi secara masif. Hal ini membawa kita pada era 1990-an, di mana teknologi internet mulai dikembangkan. Teknologi nirkabel atau wireless pada notebook (komputer jinjing) pun diciptakan, yang pada akhirnya memudahkan pelaksanaan proses-proses jurnalistik. Pada tanggal 19 Januari 1998, Mark Drudge mempublikasikan kisah perselingkuhan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, dengan Monica Lewinsky, yang kemudian disebut sebagai tanggal lahir
Jurnalisme daring, hingga akhirnya berkembang di berbagai negara. Barulah pada tahun 2000-an, muncul situs-situs pribadi yang menampilkan laporan jurnalistik pemiliknya, yang kemudian dikenal sebagai weblog atau blog.
Paul Bradshaw menyebutkan bahwa ada lima prinsip dasar
Jurnalisme digital, yang terdiri dari akronim bahasa Inggris B-A-S-I-C, yakni 'Brevity – Adaptability – Scannability – Interactivity – Community and Coversation'
Keringkasan (Brevity). Berita dituntut untuk bersifat ringkas guna menyesuaikan kehidupan manusia dan tingkat kesibukannya yang semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan istilah umum komunikasi ‘KISS’, yakni Keep It Short and Simple.
Adaptabilitas atau kemampuan beradaptasi (Adaptabilty). Para jurnalis daring dituntut agar mampu menyesuaikan diri di tengah kebutuhan dan preferensi publik. Dengan adanya kemajuan teknologi, jurnalis dapat menyajikan berita dengan cara membuat berbagai keragaman cara, seperti penyediaan format suara, video, gambar, dan lain-lain dalam suatu berita.
Dapat dipindai (Scannability). Untuk memudahkan audiens, situs-situs berbasis
Jurnalisme daring hendaknya memiliki sifat dapat dipindai, agar pembaca tidak perlu merasa terpaksa dalam membaca informasi atau berita.
Interaktivitas (Interactivity). Komunikasi dari publik kepada jurnalis dalam
Jurnalisme daring sangat dimungkinkan dengan adanya akses yang semakin luas. Pemirsa (viewer) dibiarkan untuk menjadi pengguna (user). Hal ini sangat penting karena semakin audiens merasa dirinya dilibatkan, mereka akan merasa semakin dihargai dan senang membaca berita yang ada.
Komunitas dan percakapan (Community and Conversation). Media daring memiliki peran yang lebih besar daripada media cetak atau media konvensional lainnya, yakni sebagai penjaring komunitas. Jurnalis juga harus memberi jawaban atau umpan balik kepada publik sebagai sebuah balasan atas interaksi atau respons yang mereka berikan.
Jenis-jenis
Jurnalisme digital dapat dilihat dari dua domain. Domain pertama adalah rentangan dari situs-situs yang fokus pada editorial content hingga situs-situs yang berbasis konektivitas publik. Domain kedua dilihat berdasarkan tingkatan partisipatoris yang ditawarkan oleh situs berita yang bersangkutan. Adapun empat jenis
Jurnalisme daring adalah:
Mainstream News Sites. Contoh situs-situs jenis
Jurnalisme daring ini adalah Detik.com, Astaga.com, juga situs-situs surat kabar media lokal lainnya. Situs semacam ini menawarkan informasi dan isi berita-berita faktual, dengan tingkat komunikasi partisipatoris yang kecil.
Index and Category Sites. Jenis
Jurnalisme daring ini sering dikaitkan dengan situs-situs search engines. Jenis
Jurnalisme daring ini menawarkan audiens berbagai pilihan tautan di seluruh World Wide Web. Contohnya adalah situs Google, Altavista , dan Yahoo.
Meta and Comment Sites.
Jurnalisme daring jenis ini merupakan situs-situs mengenai media berita dan isu-isu media secara umum, dan kadang-kadang juga dikaitkan atau diasosiasikan sebagai pengawas media.
Share and Discussion Sites. Jenis
Jurnalisme daring ini melingkupi situs-situs yang memanfaatkan potensi teknologi internet, sebagai wadah dan sarana untuk saling bertukar pikiran, cerita, dan sebagainya. Tingkat partisipatoris audiens jenis
Jurnalisme daring ini cukup tinggi karena memancing interaksi dari mereka.
Terdapat beberapa pola yang dapat dilihat dari
Jurnalisme digital saat ini, yaitu adanya keterlibatan yang interaktif dan kolaboratif antara wartawan dan penulisnya. Disini terlihat adanya kesatuan publikasi sebagai dampak dari multimedia itu sendiri. Dampak tersebut sangat terasa ketika pola penyebaran konten kian meluas dan jangkauan yang lebih global akibat terhubungnya jaringan internet.
Pengecekan fakta dan verifikasi data dapat dilakukan lebih kompleks sejak berkembangnya
Jurnalisme digital. Banyaknya data yang tersebar dan mampu diolah melalui media
digital, sering kali membuat informasi menjadi bias. Akan tetapi, pada prinsipnya, aktivitas pemeriksaan fakta selalu berpegang pada nilai-nilai
Jurnalisme yang bertujuan memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat.
Konsep
Jurnalisme digital sering kali disamakan dengan
Jurnalisme online,
Jurnalisme konvergensi, dan
Jurnalisme multimedia. Konsep-konsep tersebut merujuk pada pemanfaatan media
digital dalam proses produksi, distribusi, dan konsumsi informasi yang bertujuan untuk meningkatkan literasi informasi. Definisi ini lebih menekankan pada peran
Jurnalisme dalam demokrasi dan bagaimana teknologi
digital mendukung dalam hal kinerja redaksi, jurnalis, dan distribusi berita.
Aktivitas
Jurnalisme untuk mencari, mengolah dan mengirimkan informasi atau berita sebagai suatu bentuk produk
Jurnalisme. Kini, masyarakat menyebutnya dengan
Jurnalisme digital yang merupakan produk
Jurnalisme yang disebarkan melalui internet ke seluruh penjuru dunia. Selain itu, sejak munculnya jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, orang-orang yang bekerja sebagai wartawan ataupun suatu media besar telah melakukan tindakan high-wire atau kebutuhan dalam menggunakan media sosial untuk melibatkan audiens dengan cara-cara yang baru dan inovatif; sementara audiens mempunyai kekuatan untuk melakukan pengawasan, memberi komentar, bahkan sebagai pembuat konten
Keuntungan
Keuntungan
Jurnalisme daring adalah:
Audience Control.
Jurnalisme daring memberikan kesempatan yang lebih luas kepada para audiens untuk terlibat langsung dalam memilih dan mencari berita yang diinginkannya.
Non-Linearity. Informasi-infomasi dalam
Jurnalisme daring bersifat ‘independen’ atau dapat berdiri sendiri, sehingga audiens tidak perlu membaca urutan atau rangkaian berita lainnya untuk dapat memahami suatu masalah.
Storage and Retrieval.
Jurnalisme daring memberikan kemudahan bagi audiens untuk menyimpan dan mengakses kembali informasi-informasi yang ada.
Unlimited Space. Dengan didukung oleh kapasitas internet yang sangat besar,
Jurnalisme daring dapat menyediakan informasi yang lengkap untuk audiens.
Immediacy. Informasi dalam
Jurnalisme daring dapat diakses secara langsung oleh audiens tanpa perantara orang ketiga.
Multimedia Capability.
Jurnalisme daring memungkinkan tim redaksi untuk menyediakan berbagai bentuk informasi, seperti gambar, video, suara, dan lain-lain.
Interactivity.
Jurnalisme daring meningkatkan level interaktivitas antara audiens dengan setiap berita atau informasi yang diakses.
Konsekuensi
Konsekuensi
Jurnalisme daring adalah:
Ranah mikro: Aspek teknologis dan teknis yang dimiliki internet memungkinkan adanya perubahan konteks informasi atau berita dalam
Jurnalisme daring. Dengan kata lain, informasi-informasi yang disajikan dalam
Jurnalisme daring (internet) tidaklah terbatas hanya dengan satu bentuk cara saja, melainkan dengan beberapa macam bentuk cara, seperti gabungan antara gambar, suara, serta grafik. Selain itu, interaktivitas audiens pada
Jurnalisme daring lebih besar dibandingkan dengan
Jurnalisme konvensional.
Ranah meso: Organisasi-organisasi yang bergerak di bidang media, mulai dipengaruhi oleh teknologi internet. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki teknologi internet menyebabkan organisasi-organisasi tersebut bergeser dari lahan
Jurnalisme konvensional ke
Jurnalisme daring.
Jurnalisme daring juga membantu wartawan media dalam mencari dan mengumpulkan bahan-bahan berita. Selain itu, terjadi pula desentralisasi atau pembagian kerja di dalam pola kerja yang baru dan berbeda.
Ranah makro: Dengan akses-akses dan kemudahan-kemudahan yang disediakan oleh teknologi internet,
Jurnalisme daring akhirnya menimbulkan sebuah pengaruh di mana informasi bersifat murah untuk dimiliki oleh semua orang / audiens. Semua orang menjadi sangat bergantung pada internet, dan media-media daring mulai mendukung kebutuhan audiens dengan penyediaan informasi yang lengkap dan mudah didapat oleh semua orang. Dengan hadirnya
Jurnalisme daring, masyarakat dimungkinkan untuk tidak hanya menjadi konsumen berita saja, tetapi juga sebagai produsen atas informasi.
Perkembangan internet yang semakin besar memaksa
Jurnalisme sebagai sebuah bentuk industri dan profesi mengalami perubahan dan berdampak pada segala aspek. Selain itu, cara kerja dari seorang jurnalis pada era
digital ini adalah mencari, mengolah dan menyiarkan berita. Salah satu tantangan terbesar dalam menghadapi
Jurnalisme digital adalah saat media mulai menuju pada proses konvergensi multiskilling, penyatuan konten jurnalistik ke dalam
Jurnalisme digital dan juga hubungan antara produsen dan konsumen
Selain jurnalis secara profesional, pada era
Jurnalisme digital ini juga memungkin masyarakat atau warga mempunyai peran sebagai seorang jurnalis. Terdapat dua cara untuk mengumpulkan berita, yaitu:
Curative Journalism : pengumpulan berita yang didapatkan dari sumber lain kemudian diolah dan dikumpulkan menjadi satu tempat
Hyperlocalization Journalism : berita yang dilaporkan berasal dari satu tempat atau daerah tertentu sehingga masyarakat juga dapat menyampaikan suatu berita tertentu, hal ini biasanya juga dikenal sebagai citizen journalism.
Bacaan lebih lanjut
Foust, James C. Online Journalism: Principles and Practices of News for The Web. Arizona, United States: Holcomb Hathaway Publishers. 2005.
Abrar, Ana Nadhya. Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: LESFI. 2003
Pranala luar
Situs
Jurnalisme warga konten remaja
Basic principal of online journalism: B
Basic principle of online journalism: A
Basic principle of journalism: S
Basic principle of online journalism: I
Basic principal of online journalism: C
Writing for the web
Catatan kaki