Kabupaten Sumenep (Hanacaraka: ꦱꦸꦩꦼꦤꦼꦥ꧀, Pegon: سومۤنۤڤ, Braille: ⠎⠥⠍⠑⠝⠑⠏, pelafalan dalam bahasa Indonesia: [suˈmǝnːǝp̚]) adalah salah satu
Kabupaten di ujung timur Pulau Madura dan masuk ke dalam wilayah Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Kota
Sumenep. Menurut sensus penduduk 2023,
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.093 km² dengan jumlah populasi mencapai 1.142.210 jiwa.
Kabupaten ini tercatat sebagai
Kabupaten penghasil minyak dan gas bumi di Madura. Saat ini tercatat, setidaknya ada 8 perusahaan minyak yang melakukan eksploitasi dan 2 perusahaan yang masih melakukan eksplorasi. Daerah ini juga termasuk ke dalam 50 daerah terkaya di Indonesia menurut majalah Warta Ekonomi tahun 2012 dengan urutan ke-31 dengan indeks total 36.
Asal Usul Nama Sumenep
Nama
Sumenep setidak-tidaknya mulai dikenal sejak akhir era Kerajaan Singasari. Sebelumnya, wilayah
Sumenep dikenal sebagai Madura Wetan atau Madura Timur.
Menurut ahli bahasa, nama
Sumenep diduga berasal dari Bahasa Kawi yakni "Sungeneb", yang terdiri dari dua kata yaitu "Sung" dan "Eneb".Kata Sung berarti relung, cekungan atau lembah. Sedangkan Eneb berarti "bekas endapan yang tenang". Jika diartikan secara keseluruhan, kata Sungeneb sendiri memiliki pengertian berupa "Lembah yang Tenang".
Sekalipun belum pernah ditemukan prasasti yang menyebutkan kata Sungeneb, namun kata tersebut banyak ditulis didalam naskah-naskah kuno yang ditulis pada era Majapahit, seperti Serat Pararaton, Kidung Harsawijaya, dan Kidung Panji Wijayakrama.
Salahsatunya seperti yang dituliskan dalam serat pararaton :
“Hanata Wongira, babatangira buyuting Nangka, Aran Banyak Wide, Sinungan Pasenggahan Arya Wiraraja, Arupa tan kandel denira, dinohaksen, kinun adipati ring Sungeneb, anger ing Madura wetan”.
Yang artinya: Adalah seorang hambanya, keturunan orang ketua di Nangka, bernama Banyak Wide, diberi sebutan Arya Wiraraja, rupa-rupanya tidak dipercaya, dijauhkan disuruh menjadi adipati di
Sumenep. Bertempat tinggal di wilayah Madura Timur.
Kondisi Geografis
= Luas Wilayah
=
Luas Wilayah
Kabupaten Sumenep adalah 2.093,457573 km², terdiri dari pemukiman seluas 179,324696 km², areal hutan seluas 423,958 km², rumput tanah kosong seluas 14,680877 km², perkebunan/tegalan/semak belukar/ladang seluas 1.130,190914 km², kolam/ pertambakan/air payau/danau/waduk/rawa seluas 59,07 km², dan lain-lainnya seluas 63,413086 km². Untuk luas lautan
Kabupaten Sumenep yang potensial dengan keanekaragaman sumber daya kelautan dan perikanannya seluas +50.000 km².
= Batas Wilayah
=
Letak
Kabupaten Sumenep berada di ujung timur Pulau Madura. Wilayah
Kabupaten Sumenep terdiri atas wilayah daratan dengan pulau yang tersebar berjumlah 126 pulau (berdasarkan hasil sinkronisasi Luas Wilayah
Kabupaten Sumenep) yang terletak di antara 113°32'54"-116°16'48" Bujur Timur dan di antara 4°55'-7°24' Lintang Selatan.
Jumlah pulau berpenghuni di
Kabupaten Sumenep hanya 48 pulau atau 38%, sedangkan pulau yang tidak berpenghuni sebanyak 78 pulau atau 62%. Pulau Karamian di Kecamatan Masalembu adalah pulau terluar di bagian utara yang berdekatan dengan Kalimantan Selatan dan jarak tempuhnya + 151 Mil Laut dari Pelabuhan Kalianget, sedangkan Pulau Sakala adalah pulau terluar di bagian timur yang berdekatan dengan Pulau Sulawesi dan jarak tempuhnya dari Pelabuhan Kalianget + 165 Mil Laut.Pulau yang paling utara adalah Pulau Karamian dalam gugusan Kepulauan Masalembu dan pulau yang paling timur adalah Pulau Sakala.
Kabupaten Sumenep berbatasan dengan Laut Jawa dan Pulau Kalimantan di sebelah utara. Di sebelah timur,
Kabupaten Sumenep berbatasan dengan Laut Jawa, Laut Flores dan Pulau Sulawesi.
Kabupaten Sumenep berbatasan dengan Selat Madura dan Laut Bali di sebelah selatan. Di sebelah barat,
Kabupaten Sumenep berbatasan dengan
Kabupaten Pamekasan.
= Iklim
=
Kabupaten Sumenep termasuk dalam kategori daerah beriklim tropis basah dan kering (Aw). Seperti daerah lain di Indonesia, musim hujan di
Sumenep dimulai bulan Desember hingga Maret, dan musim kemarau bulan Mei hingga Oktober. Rata-rata curah hujan di
Sumenep adalah ±1.394 mm. Berdasarkan data tahun 2011 Temperatur Suhu udara di
Sumenep tertinggi terjadi di bulan September–November (32,7 °C). Suhu udara relatif konsisten sepanjang tahun, dengan suhu rata-rata 30 derajat Celsius. Jumlah curah hujan terbanyak terjadi di bulan Januari. Rata-rata penyinaran matahari terlama di bulan Agustus dan terendah di bulan Februari. Sedangkan Kecepatan angin di bulan Juli merupakan yang tertinggi dan terendah di bulan Maret.
Sejarah
Jika dibandingkan dengan daerah lainnya di Pulau Madura, perjalanan sejarah
Sumenep dapat dikatakan cukup panjang. Dalam berbagai sumber tertulis, wilayah
Sumenep mulai dikenal sejak akhir keruntuhan kerajaan Singasari.
Dikisahkan dalam Nagarakertagama, Arya Wiraraja, Mpu Reganata dan Mpu Wirakreti disingkirkan dan diturunkan jabatannya karena berpeda pandangan dengan sang Raja. Mereka menyatakan ketidaksetujuanya terkait gagasan Kertanegara untuk menjalankan ekspedisi Pamalayu. Peristiwa tersebut diperkirakan terjadi pada tahun 1911 Saka / 1269 M , bertepatan dengan dikeluarkannya Prasasti Sarwwadharmma.
Kala itu sebelum disingkirkan sebagai Adipati Madura Timur, yang dalam serat pararaton disebut Sungeneb, Arya Wiraraja merupakan seorang pejabat senior kepercayaan Wisnuwardhana. Posisinya saat itu sebagai Rakyan Demung.
Meskipun tak lagi menetap dan tinggal dipusat kekuasaan Kertanegara, Arya Wiraraja masih dianggap sebagai tokoh berpengaruh karena ia merupakan pejabat senior yang dituakan. Pejabat-pejabat lain yang masih setia kepadanya masih tetap menjalin komunikasi. Mereka datang meminta saran dan pendapat dari sang Adipati.
Seperti yang dilakukan oleh Jayakatwang, bupati gelanggelang yang kemudian berhasil meruntuhkan kekuasaan Kertanegara dan Raden Wijaya yang berhasil kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit. Peristiwa-peristiwa tersebut tak lepas dari kelihaian Wiraraja dalam memainkan kondisi politik selama pemerintahan Kertanegara.
Pasca runtuhnya Singasari, wilayah
Sumenep tetap berada dibawah kekuasaan Majapahit. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya temuan benda arkeologi seperti patirtaan dan arca gaya Majapahit, yang tersebar di beberapa daerah di
Sumenep, sebagaimana yang dicatat oleh Commissie in Nederlandsch Indie voor Oudheidkundige Onderzoek op Java en Madoera pada tahun 1906-1907.
Sayangnya tak ada ada sumber naskah dan prasasti sezaman yang ditemukan, sehingga tak ada satupun yang bisa menceritakan keadaan
Sumenep pasca Arya Wiraraja pindah ke Lamajang hingga akhir keruntuhan Majapahit.
= DIBAWAH PENGARUH MATARAM ISLAM
=
Prof. Aminudin Kasdi dalam buku perlawanan penguasa Madura atas hegemoni Jawa menerangkan jika sebelum jatuh ketangan Mataram,
Sumenep dan beberapa kerajaan kecil lainnya berada dalam wilayah kekuasaan Demak dan kemudian Giri.
Kala itu, kerajaan
Sumenep menjalin hubungan baik dengan daerah-daerah di pesisir utara Jawa, baik dalam hal perdagangan dan ikatan keluarga. Lebih-lebih pada akhir abad ke-16 saat hampir seluruh Penduduk Madura memeluk agama islam, hubungan penguasa Madura dengan penguasa Jawa terutama giri semakin erat. Meski demikian, pada masa itu sama sekali tak ada campur tangan dari penguasa-penguasa Jawa. Hingga kemudian pada paruh pertama Abad ke-17 muncul kekuatan baru di Jawa bagian tengah, yakni Mataram Islam.
Dibawah kuasa Sultan Agung, Kerajaan Mataram melakukan ekspansi besar-besaran ke wilayah timur Jawa, termasuk Pulau Madura. Sejarawan Belanda, H.J. de Graaf dalam bukunya, Kerajaan-kerajaan di Madura ditaklukkan oleh Mataram pada tahun 1624 meski mendapat perlawanan besar dari penduduk Kerajaan Pamekasan dan
Sumenep.
Raden Prasena keturunan Raja Madura Barat yang selamat, ketika dewasa kemudian diangkat sebagai penguasa seluruh Madura dengan gelar Pangeran Cakraningrat. Segala urusan terkait pemerintahan di seluruh wilayah Madura dibebankan kepadanya. Kebijakan tersebut sontak membuat ketidakpuasan bagi keluarga bangsawan di Madura Timur. Selama puluhan tahun para penguasa di dua wilayah ini selalu terlibat konflik.
Awal abad ke-18 menjadi awal sejarah terpenting bagi para penguasa di Madura timur. Usaha untuk melepaskan diri dari hegemoni Jawa dan kekuasaan Cakraningrat akhirnya terwujud. Atas bantuan VOC, wilayah Pamekasan dan
Sumenep dilepaskan dari dominasi kekuasaan Jawa melalui sebuah perjanjian yang dilakukan oleh VOC dan Susuhunan Mataram pada tahun 1705.
= DIBAWAH KUASA PEMERINTAH HINDIA–BELANDA
=
Sejak
Sumenep secara resmi berada dalam wilayah kekuasaan VOC, para penguasa yang biasa disebut regent diwajibkan untuk mengadakan kontrak-kontrak politik dengan pejabat VOC yang bermarkas di Semarang ataupun Batavia. Regent yang menjabat diwajibkan untuk memenuhi segala keinginan dan kebutuhan VOC tanpa terkecuali, baik dalam bentuk barang ataupun tenaga.
Selama kontrak dibuat, regent tetap diberi kuasa layaknya raja-raja Jawa. Kompeni tak pernah ikut campur urusan pemerintahan internal kerajaan. Meski demikian gerak-gerik kekuasaan para Pangeran tetap dibatasi, termasuk dalam hal kenaikan takhta dan juga gelar.
Tahun 1883 merupakan awal titik awal sejarah baru bagi
Sumenep. Sejak saat itu, Kerajaan
Sumenep resmi dihapuskan, sebagaimana yang tertuang dalam staatblaad no. 242 tahun 1883. Sejak masa itu, Regent bukan lagi kepala Negara dan kepala Pemerintahan, melainkan sebagai pegawai pemerintah Kolonial. Ia diangkat, digaji dan diberhentikan sebagaimana bupati Jawa pada umumnya.
Abad ke 20 dapat dikatakan sebagai babak baru bagi
Sumenep. Industri Garam yang dipusatkan di Kalianget menjadi satu-satunya pusat industri garam terbesar di Hindia-Belanda. Ladang garam dan Pabrik dibangun di timur kota
Sumenep oleh Pemerintah Kolonial. Tak mengherankan jika hampir sebagian besar penduduk di wilayah pesisir selatan banyak menggantungkan hidupnya kedalam industri tersebut. Sedangkan penduduk di daerah utara
Sumenep lebih banyak menggantungkan hidupnya pada perdagangan, transporter dan nelayan dan sebagian kecil menggantungkan hidupnya dari pertanian. Penduduk Pulau lebih banyak merantau ke daerah oost-hook atau tapal kuda.
= DIBAWAH BENDERA JEPANG
=
Tak jauh beda dengan daerah lainnya di Indonesia,
Sumenep juga pernah berada dalam kuasa pemerintah meliter Jepang. Bupati atau kenco dijabat oleh R.A.A Samadikoen Prawoto Adikoesoemo. Dalam sebuah makalah yang berjudul Perjuangan Rakyat
Sumenep yang disusun oleh LVRI pada tahun 1980, selama pendudukan Jepang, hampir sebagian besar penduduk
Sumenep mengalami kekurangan pangan dan penderitaan karena perang. Saat itu penduduk
Sumenep banyak diwajibkan menanam pohon jarak dan umbi-umbian. Industri garam berhenti total karena meletusnya perang dunia II.
Dimasa pendudukan Jepang, di
Sumenep terdapat beberapa sekolah pribumi yang dapat ditempuh selama tiga tahun yang dikenal dengan istilah Shoto Kokumin Gakko. Selain itu terdapat juga Sekolah Pelayaran guna memperkuat angakatan laut Jepang. Beberapa pulau di timur
Sumenep juga dibangun pangkalan udara darurat . Selama pendudukan Jepang, perairan
Sumenep cukup mendapat perhatian karena merupakan salah satu pintu masuk menuju selat Madura.
Penderitaan rakyat
Sumenep berangsur-angsur pulih menjelang revolusi kemerdekaan Indonesia, terlebih saat dibubarkannya Negara Madura pada tahun 1950.
Pemerintahan
=
Sumenep terletak di ujung timur Pulau Madura, provinsi Jawa Timur. Sebelum tergabung dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Sumenep diperintah oleh Adipati (Rato atau Raja dalam konteks masyarakat lokal Madura) di bawah pengaruh kerajaan-kerajaan besar yang pernah berdiri di Pulau Jawa diantaranya Kerajaan Singasari, Majapahit, Demak, Giri, dan Mataram Islam.
Tahun 1705 resmi berada dibawah naungan VOC berdasarkan perjanjian yang dilakukan Susuhunan Mataram dan VOC di Kartasura. Sejak VOC dinyatakan bangkrut pada tahun 1799,
Sumenep berada dalam wilayah administrasi pemerintahan Hindia-Belanda. Selama periode ini, corak pemerintahan tradisional tetap dipertahankan, hingga kemudian pada tahun 1883 pemerintahan Kerajaan
Sumenep dihapuskan. Sejak saat itu, Bupati bukan lagi sebagai kepala negara, melainkan pejabat kolonial.
Daftar Bupati
Kabupaten Sumenep
Daftar Wakil Bupati
Kabupaten Sumenep
Daftar Sekretaris Daerah
Kabupaten Sumenep
Komposisi Anggota DPRD
Kabupaten Sumenep
= KECAMATAN
=
Kabupaten Sumenep terdiri dari 27 kecamatan, 4 kelurahan, dan 330 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.126.724 jiwa dengan luas wilayah 1.998,54 km² dan sebaran penduduk 564 jiwa/km².
Daftar kecamatan dan kelurahan di
Kabupaten Sumenep, adalah sebagai berikut:
= Julukan
=
Sumenep memiliki julukan "Somekar" atau "Sumekar" yang dalam bahasa Madura berarti osok mekar atau tunas muda yang mulai mekar. Julukan ini merupakan kiasan dari perjalanan Tumenggung Kanduruwan, putra Raden Patah yang telah mensiarkan islam di
Sumenep sejak abad ke-16.
Sejak tahun 2014
Sumenep memiliki city branding dengan nama "
Sumenep Soul of Madura" yang berarti Jiwanya Madura. Branding ini diharapkan bisa menjadi cerminan Pulau Madura baik kebudayaan, religi dan keadaan alamnya.
Masyarakat umum juga lumrah menyebut
Sumenep dengan beberapa nama lain, seperti Bumi Sumekar, Kota Keris, Kota Garam, dsb.
Di samping itu ada beberapa pulau di
Sumenep juga memili julukannya tersendiri, misalnya Kepulauan Kapajang untuk gabungan dari nama Pulau Kangean, Pulau Paleat, dan Pulau Sepanjang. Di pulau-pulau tersebut dapat ditemukan taman-taman laut indah layaknya taman nasional Bunaken. Pulau Kangean juga lebih dikenal dengan sebutan Pulau Cukir, karena di wilayah inilah fauna khas
Sumenep berupa ayam bekisar banyak dikembangkan. Unggas cantik ini merupakan maskot
Sumenep dan juga Jawa Timur.
Demografi
= Kependudukan
=
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Pendudukan tahun 2010, Jumlah penduduk
Kabupaten Sumenep sementara adalah 1.041.915 jiwa, yang terdiri atas 495.099 jiwa laki-laki dan 546.816 jiwa perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut masih tampak bahwa penyebaran penduduk
Kabupaten Sumenep masih bertumpu di Kecamatan Kota
Sumenep yaitu sebanyak 70.794 jiwa (6.75 %), diikuti Kecamatan Pragaan 65.031 jiwa (5.90 %) dan Kecamatan Arjasa sebanyak 59.701 jiwa (5,73%). Sedangkan Batuan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit.
Dengan luas wilayah
Kabupaten Sumenep sekitar 2.093,47 km² yang didiami oleh 1.0491.915 jiwa, maka rata2 tingkat kepadatan penduduk Kab
Sumenep adalah sebanyak 498 jiwa/km². Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatannya adalah Kec Kota
Sumenep yakni 2.543 jiwa/km², dan yang paling rendah tingkat kepadatan penduduknya adalah Kec batuan yakni 446 jiwa/km2.
Sex ratio penduduk
Kabupaten Sumenep berdsarkan SP 2010 adalah sebesar 90,54 yang artinya jumlah penduduk laki2 adalah 9,46 % lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk perempuan.
Laju Pertumbuhan penduduk
Kabupaten Sumenep selama 10 tahun terakhir, yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 0,55%. Laju pertumbuhan penduduk Kec Sapeken adalah yang tertinggi dibandingkan kec lain di kab
Sumenep yakni sebesar 1,60%, dan yang terendah adalah kec Talango sebesar -0,36%.
Jumlah Rumah Tangga berdasarkan hasil SP 2010 adalah 315.412 RT. Ini berarti bahwa banyaknya penduduk yang menempati satu rumah tangga dari hasil SP2010 rata-rata sebanyak 3,30 orang. Rata-rata anggota RT di setiap kecamatan berkisar antara 2,48 orang-3,86 orang.
Dalam 10 tahun terakhir Garis Kemiskinan
Kabupaten Sumenep terus mengalami kenaikan. Pada akhir Maret 2022,
Sumenep tertinggi kedua di Pulau Madura setelah
Kabupaten Bangkalan.
Berdasarkan data BPS, Garis Kemiskinan
Sumenep kini tengah mengalami kenaikan, yakni pada periode Maret 2021 Rp 400.960 per kapita per bulan menjadi Rp 427.882 pada Maret 2022.
Kenaikan garis kemiskinan pada Maret 2022 ini lebih besar dibandingkan kenaikan Garis Kemiskinan tahun sebelumnya, yakni pada Maret 2020-Maret 2021 Garis Kemiskinan naik sebesar 4,83 persen, yaitu dari Rp382.491 menjadi Rp400.960.
Bahkan Garis Kemiskinan
Sumenep merupakan yang tertinggi kedua di Madura dari empat
Kabupaten. Berikut rinciannya secara berurutan, Garis Kemiskinan Bangkalan Rp 458.754,
Sumenep Rp 427.882, Sampang Rp 411.661 dan terkecil
Kabupaten Pamekasan Rp 392.345.
= Agama
=
Agama yang dianut oleh penduduk
Kabupaten Sumenep beragam. Menurut data dari Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk tahun 2010, penganut Islam berjumlah 1.033.854 jiwa (98,11%), Kristen berjumlah 685 jiwa (0,33%), Katolik berjumlah 478 jiwa (0,27%), Buddha berjumlah 118 jiwa (0,03%), Hindu berjumlah 8 jiwa (0,01%), Kong Hu Cu berjumlah 5 jiwa (0,002%).
= Bahasa
=
Bahasa yang digunakan di
Kabupaten Sumenep adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, dan bahasa Madura sebagai bahasa sehari-hari. Selain itu beberapa daerah di Pulau Sapeken dan beberapa pulau kecil di sekitarnya, bahasa yang digunakan adalah bahasa Bajo, bahasa Mandar, bahasa Makasar dan beberapa bahasa daerah yang berasal dari Sulawesi. Untuk Pulau Kangean bahasa yang digunakan adalah bahasa Madura dialek Kangean.
Pendidikan
Bidang Pendidikan di
Sumenep telah berkembang sejak zaman Penjajahan Hindia Belanda, di wilayah ini pernah berdiri sekolah HIS (Hollandsch-Inlandsche School) tahun 1901an yang terletak di daerah Pajagalan. Selain itu Pada tanggal 31 Agustus 1931 di daerah ini juga pernah berdiri sekolah setara HIS yakni HIS Partikelir (PHIS) Sumekar Pangabru yang terletak di daerah Karembangan tak jauh dari sekolah HIS milik pemerintah Hindia Belanda. PHIS didirikan oleh Meneer Muhammad Saleh Werdisastro, putra dari budayawan dan sejarawan Madura, R. Musaid Werdisastro penulis "babad Songenep". Saat ini, di
Sumenep tercatat ada 70 Sekolah Menengah Atas baik Negeri Maupun Swasta dan Madrasah Aliyah serta 2 sekolah Menengah kejuruan. Selain pendidikan umum tsb, Pendidikan Pesantren juga hampir terdapat diseluruh penjuru
Sumenep, beberapa pondok pesantren besar yang terkenal antara lain, PP. Annuqayyah Guluk-Guluk, PP. Al-Amien Prenduan, PP. Mathaliul Anwar
Sumenep, PP Al-Karimiyah, PP At-Taufiqiyah Aengbaja Raja, dsb.
Daftar Perguruan Tinggi di
Sumenep:
Universitas Wiraraja
Universitas KH. Bahaudin Mudhary Madura
Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (IDIA)
Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk
STKIP PGRI
Sumenep
STIT Al Karimiyyah Beraji
AKNS (Akademi Komunitas Negeri
Sumenep)
STIQNIS (Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Nurul Islam) Karangcempaka Bluto
Sumenep
STIDAR (Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Raudlatul Iman) Gadu Barat Ganding
Kesehatan
Infrastruktur pelayanan kesehatan di
Sumenep semuanya di layani di pusat-pusat kesehatan masyarakat yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan. Menurut data Dinas Kesehatan
Kabupaten Sumenep, di wilayah ini tercatat ada 30 Puskesmas yang tersebar di 27 Kecamatan dibantu oleh puskesmas pembantu sebanyak 71 unit, Poskesdes (Pos Kesehatan desa) sebanyak 231 unit dan Polindes lebih dari 200 unit. Sarana Kesehatan yang lain adalah tersedianya Rumah Sakit di
Sumenep sebanyak 5 unit, 1 di antaranya masih dalam tahap pembangunan. Rumah Sakit yang tersebar di
Sumenep terdiri dari rumah sakit untuk umum dan rumah sakit bersalin. Pada tahun 2011 lalu untuk memberikan pelayanan lebih bagi warga Pulau Arjasa dan sekitarnya, Dinkes
Sumenep menaikkan Status Puskesmas Arjasa menjadi Rumah Sakit tipe D.
Daftar Rumah Sakit di
Sumenep:
RSUD dr. Moh. Anwar
RSI Garam Medical Center (RS Mardi Waluyo) Kalianget
RSI Al-amin, Prenduan (tahap pembangunan)
RS Bersalin Esto Ebhu
RS Bersalin Sumekar
Ekonomi
= Sumber Daya Alam
=
Sumber Daya Mineral: di
Kabupaten Sumenep cukup bervariatif. terdiri dari jenis bahan galian golongan C antara lain: pospat, batu gamping, calsit/batu bintang, gipsum, pasir kuarsa, dolomite, batu lempung, dan kaolin.
Sumber Daya Energi:
Kabupaten Sumenep selain memiliki potensi kekayaan alam berupa bahan galian golongan C, juga memiliki bahan tambang strategis berupa golongan A yang terletak di Pulau Pagerungan Besar, Pulau Sepanjang Kecamatan Sapeken, Perairan Pulau Giligenting. Berdasarkan perjalanan waktu selain di tiga pulau tersebut masih ada beberapa tempat yang terindikasi mengandung gas dan minyak bumi. Di antaranya sekitar Pulau Masalembu, Perairan Kalianget, Perairan Pulau Raas dan Blok Kangean. Setidaknya ada 10 perusahaan operator Migas yang mengelola beberapa blok migas di wilayah ini.
Sumber Daya Air: Berdasarkan aspek geomorfologi, sumber daya air di
Kabupaten Sumenep terbagi di 4 (empat) satuan wilayah:
a). Daerah Dataran
b). Daerah Perbukitan Bergelombang Halus
c). Daerah Perbukitan Bergelombang Kasar
d). Daerah Perbukitan yang Terpisah
= Pertanian
=
Komoditi Pangan
Berdasarkan data Tahun 2010 luas lahan sawah di
Kabupaten Sumenep 23.852 Ha, terbagi menjadi 13.388 Ha (56,13 %) lahan sawah tadah hujan, 5.385 Ha (22,57 %) lahan berpengairan teknis, 1.959 Ha lahan semi teknis, 1.071 Ha lahan sederhana dan 2.049 Ha lahan memakai irigasi desa. Penggunaan lahan khususnya lahan bukan sawah meliputi pekarangan, tegal, perkebunan, ladang, huma, padang rumput, lahan sementara tidak diusahakan, hutan rakyat, hutan negara, rawa-rawa, tambak, kolam, dll.
Tanaman pangan dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu komoditas beras (padi sawah dan padi gogo) dan komoditas palawija (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ketela pohon dan ketela rambat).
Komoditas Hortikultura
Komoditas sayur mayur yang diusahakan oleh masyarakat petani di
Kabupaten Sumenep pada Tahun 2008 berdasarkan data dari BPS (Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Kabupaten Sumenep) terbanyak adalah bawang merah dengan jumlah produksi 18.117,1 Kw mengalami penurunan jumlah produksi sebesar 64.42 % dari tahun sebelumnya. Lombok pada tahun 2008 merupakan komoditas terbanyak, pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 89.28 % dari tahu sebelumnya. Sedangkan perubahan jumlah produksi komoditas sayur mayur yang lain seperti: kacang panjang, mentimun, terong, kangkung, bayam dan tomat tidak terlalu signifikan.
Untuk komoditas buah-buahan jumlah produksinya cukup bervariatif. Buah mangga dengan jumlah produksi 652.401 Kw merupakan komoditas buah tertinggi baik dari segi jumlah produksinya yaitu sebesar Rp. 127.218.195.000,-. Untuk komoditas buah lain seperti: pisang, pepaya, jeruk, jambu biji, rambutan, sawo, blimbing, salak dan avokad sangat beravariatif.
Komoditas Perkebunan dan Kehutanan
Berdasarkan data statistik Tahun 2010 (Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan
Kabupaten Sumenep dan Perum Perhutani KPH Madura di Pamekasan), hasil produksi komoditas perkebunan dan kehutanan di
Kabupaten Sumenep sangat bervariatif. Untuk produksi tanaman perkebunan rakyat, jumlah produksi tertinggi adalah kelapa yaitu 35.068,66 ton dengan luas lahan 50.059,06 Ha. Sedangkan untuk produksi tembakau sebagai komoditas primadona bagi petani
Kabupaten Sumenep pada khususnya secara kuantitas mengalami penurunan sebesar 39,10 % dari tahun sebelumnya. Tanaman tembakau sebagai komoditas favorit dikenal sebagai daun emas yang dapat mengubah perilaku dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani tembakau. Luas lahan tembakau pada tahun 2010 10.377,94 Ha, dengan jumlah produksi sebanyak 2,917.62 Ton.
= Perikanan
=
Berdasarkan estimasi produksi, potensi sumber daya ikan di perairan laut
Kabupaten Sumenep mampu menghasilkan per tahun sebesar 22.000 ton per tahun. Sedangkan menurut estimasi potensi sumber lestari dihitung 60 % dari jumlah potensi yang ada atau 137.400 ton per tahun.
Perkembangan produksi perikanan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani nelayan melalui peningkatan produksi dan produktivitas usaha yang berorientasi pada agrobisnis. Produksi perikanan yang dicapai
Kabupaten Sumenep pada tahun 2009 untuk perikanan laut mencapai 44.900,2 ton per tahun atau 32,68 % dari potensi lestari (mengalami peningkatan sebesar 10.09 % dari tahun sebelumya) dengan nilai produksi Rp. 169.553.210.000,-.
= Peternakan
=
Populasi ternak besar di
Kabupaten Sumenep terbesar dan spesifik adalah ternak sapi. Terbukti pada tahun 2011 populasi sapi sekitar 357.067 ekor, yang masih dikelola secara tradisional (ternak kerja, penghasil pupuk kandang, kegemaran dan tabungan) sebagai sub komponen usaha tani.
Keunggulan sapi madura khususnya sapi
Sumenep dengan daerah-daerah lain di Pulau Madura jenisnya adalah sama yaitu:
Tahan terhadap penyakit spesifik, mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap kondisi alam yang kurang baik.
Mempunyai respons yang baik terhadap perbaikan pakan melalui peningkatan protein maupun energi pakan yang ditujukan dengan pertimbangan bobot badan optimal.
Mempunyai tipe sapi potong dan kualitas daging yang baik.
Saat ini,
Sumenep merupakan wilayah sentra pengembangan Sapi Nasional di Pulau Madura, Jawa Timur. Sejak zaman Belanda, Madura merupakan sentra sapi nasional. Bahkan Pulau Sapudi di
Sumenep, menurut buku Peduli Peternakan Rakyat karya Sofyan Sudrajat, merupakan kawasan sapi terpadat di dunia.
Populasi ternak kedua yang banyak dipelihara oleh masyarakat
Sumenep khususnya masyarakat kepulauan di Kecamatan Arjasa dan Sapeken adalah ternak kerbau. Di daratan hanya terdapat di Kecamatan Kalianget. Jumlah ternak kerbau adalah 6.926 ekor. Populasi ternak ketiga adalah ternak kuda yang berjumlah 3.357 ekor.
Populasi ternak kecil yang banyak dipelihara di
Kabupaten Sumenep adalah kambing berjumlah 113.224 ekor dan domba berjumlah 25.123 ekor. Sedangkan ternak unggas tercatat ayam ras berjumlah 235.584 ekor; ayam kampung 741.131 ekor dan itik 42.417 ekor.
Transportasi
Karena letak geografis
Kabupaten Sumenep yang terletak di ujung timur Madura dan letaknya yang begitu strategis (dekat dengan Pulau Bali) maka untuk menuju wilayah Kebupaten
Sumenep disediakan beberapa fasilitas untuk menunjang lancarnya moda transportasi, antara lain:
Terminal Bus Arya Wiraraja–merupakan terminal bus tipe A terbesar di
Sumenep melayani seluruh penumpang dari luar daerah
Sumenep.
Pelabuhan Kalianget–Merupakan sarana transportasi laut yang melayani penumpang dari daratan
Sumenep ke wilayah Kepulauan maupun sebaliknya, selain itu juga pelabuhan kalianget melayani jalur transportasi laut Kalianget–Jangkar, Situbondo.
Bandar Udara Trunojoyo
Sumenep–Merupakan Bandara yang berdiri pada tahun 1970-an, yang saat ini dalam tahap pengembangan, dan direncanakan pula bahwa pada tahun 2012 mendatang Bandara ini akan beroprasi untuk penerbangan komersial.
Fasilitas
= Listrik
=
Untuk menunjang kebutuhan kelistrikan di
Sumenep, Travo Listrik yang di kelola oleh PLN PJU
Sumenep saat ini sebesar 150 kV dengan Kapasitas 60 MVA. Untuk mengurangi perimintaan daerah-daerah yang belum teraliri Listrik PLN, Pemerintah daerah juga memberikan bantuan berupa pembangkit Listrik Tenaga Surya bagi daerah pesisir dan kepulauan
Sumenep.
= Telekomunikasi
=
Saat ini akses telekomukasi yang dikelola oleh PT Telkom
Sumenep untuk memberikan layanan kepada masyarakat
Sumenep, jaringan telkom saat ini berkapasitas 3.633 SST.
= Kantor Pos
=
Untuk menunjang kebutuhan pengriman barang atau paket di
Sumenep telah berdiri Kantor Pos Indonesia yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan, Jumlah Kantor Pos di
Sumenep saat ini telah berjumlah 16 unit, baik di daratan maupun di beberapa daerah kepulauan
Sumenep.
= Bank dan ATM
=
Industri perbakan di
Kabupaten Sumenep sebagian besar beroprasi di Jalan Trunojoyo
Sumenep, di jalan utama inilah bank-bank nasional dan daerah membuka kantornya. Bank yang ada di wilayah ini antara lain:
Pariwisata
Pariwisata merupakan salah satu potensi unggulan di
Kabupaten Sumenep. Ada beberapa jenis potensi wisata, yang dapat dikelompokkan menjadi:
= Wisata Sejarah, Budaya dan Arsitektur
=
Museum Keraton
Sumenep adalah museum yang dikelola oleh pemerintah daerah
Sumenep yang di dalamnya menyimpan berbagai koleksi benda-benda cagar budaya peninggalan keluarga Karaton
Sumenep dan beberapa peninggalan masa kerajaan hindu budha seperti arca Wisnu dan Lingga yang ditemukan di Kecamatan Dungkek. Di dalam museum terdapat juga beberapa koleksi pusaka peninggalan Bangsawan
Sumenep seperti guci keramik dari Cina dan Kareta My Lord pemberian Kerajaan Inggris kepada Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I atas jasanya yang telah banyak membantu Thomas Stamford Raffles salah seorang Gubenur Inggris dalam penelitian yang dilakukannya di Indonesia.
Keraton
Sumenep adalah peninggalan pusaka
Sumenep yang dibangun oleh Raja/Adipati
Sumenep XXXI, Panembahan Sumolo Asirudin Pakunataningrat dan diperluas oleh keturunannya yaitu Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I. Karaton
Sumenep sendiri letaknya tepat berada di depan Museum Karaton
Sumenep,
Masjid Jamik
Sumenep adalah bangunan yang mempunyai arsitektur yang khas, memadukan berbagai kebudayaan menjadi bentuk yang unik dan megah, dibangun oleh Panembahan Somala Asirudin Pakunataningrat yang memerintah pada tahun 1762-1811 M dengan arsitek berkebangsaan tionghoa "law pia ngho"
Kota Tua Kalianget letaknya di sebelah timur kota
Sumenep, di sini para pengunjung bisa melihat peninggalan-peninggalan Pabrik garam, Arsitektur Kolonial dan beberapa daerah pertahanan yang dibangun Oleh Pemerintahan Kolonial saat menjajah wilayah
Sumenep,
Rumah Adat Tradisional Madura Tanean Lanjhang, bisa ditemui di beberapa daerah menuju pantai lombang maupun menuju pantai slopeng,
Benteng VOC Kalimo'ok di Kalianget.
= Wisata Religi/Ziarah
=
Asta Karang Sabu merupakan kompleks pemakaman keluarga Raja / Adipati
Sumenep yang memerintah pada abad 15 yaitu Pangeran Ario kanduruan, Pangeran Lor dan Pangeran Wetan. di daerah karang sabu inilah dia memimpin pemerintah
Sumenep pada saat itu.
Kompleks pemakaman Asta Tinggi
Sumenep adalah kompleks pemakaman Raja-Raja
Sumenep yang dibangun pada tahun 1644 M. terletak di daerah dataran Tinggi Kebon Agung
Sumenep.
Asta Yusuf merupakan salah satu makam penyebar agama Islam di Pulau Talango, makam tersebut ditemukan oleh Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat ketika betolak menuju Bali pada tahun 1212 hijriah (1791),
Asta Katandur merupakan salah satu makam penyebar agama Islam di
Sumenep, Pangeran Katandur yang juga salah satu tokoh yang ahli dalam bidang pertanian dan menurut berbagai sumber, Pangeran Katandur juga merupakan pencipta tradisi kerapan sapi,
Makam Pangeran Panembahan Joharsari yang merupakan salah satu Adipati
Sumenep V yang pertama kali memeluk Agama Ifslam di Bluto,
= Wisata Alam
=
Pantai Lombang adalah pantai dengan hamparan pasir putih dan gugusan tanaman cemara udang yang tumbuh di areal tepi dan sekitar pantai. Suasananya sangat teduh dan indah sekali. Pantai Lombang adalah satu-satunya pantai di Indonesia yang ditumbuhi pohon cemara udang,
Pantai Slopeng adalah pantai dengan hamparan gunung pasir putih yang mengelilingi sisi pantai sepanjang hampir 6 km. Kawasan pantai ini sangat cocok untuk mancing ria karena areal lautnya kaya akan beragam jenis ikan, termasuk jenis ikan tongkol,
Pantai Ponjug di Pulau Talango,
Pantai Badur di Kecamatan Batu Putih,
Taman Air Kiermata di Kecamatan Saronggi,
Gua Jeruk Asta Tinggi
Sumenep,
Gua Kuning di Kecamatan Kangean,
Gua Payudan di Kecamatan Guluk-Guluk,
= Wisata Bahari/Laut
=
Kepulauan Kangean dan sekitarnya merupakan gugusan kepulauan
Kabupaten Sumenep yang letaknya berada di wilayah ujung timur Pulau Madura. Mempunyai banyak pantai yang eksotik,
Wisata Taman Laut Mamburit Pulau Arjasa
Wisata Taman Laut Gililabak Pulau Talango
Pantai Pasir Putih dan Terumbu Karang Pulau Saor (Kecamatan Sapeken)
Pantai pasir putih, taman mangrove/ bakau dan wisata taman laut takat Pulau Pajangan (kecamatan nonggunong)
= Wisata Konservasi
=
Ayam bekisar, ayam bekisar adalah ayam khas
Sumenep yang banyak dibudidayakan untuk peliharaan di Pulau Kangean.
Kijang, merupakan hewan penghuni hutan di daerah Arjasa. Jenis hewan ini termasuk hewan yang dilindungi.
Cemara Udang, merupakan satu jenis spesies cemara yang hanya ada di
Kabupaten Sumenep dan di Pesisir Pantai Negeri China. Pohon cemara ini banyak dibudidayakan oleh masyarakat di wilayah Kecamatan Batang-Batang dan Kecamatan Dungkek, tak jauh dari lokai wisata Pantai Lombang.
Taman laut takat pajangan
merupakan taman bawah laut pulau pajangan yang terletak di sebelah utara pantai pulau pajangan. terumbu karangnya yang luas dan jenis terumbu karangnya yang sangat banyak hampir menyerupai taman nasional bunaken di manado
= Wisata Minat Khusus
=
Tirta Sumekar Indah merupakan salah satu kompleks pemandian kolam renang yang ada di
Sumenep, letaknya berada di kecamatan Batuan, sebelah barat kota
Sumenep. Letaknya yang strategis, dikelilingi Perkebunan Pohon Jati dan Jambu Mente serta tak jauh dari wisata kompleks pemakaman Asta Tinggi membuat pemandian ini banyak di kunjungi warga saat akhir pekan dan liburan sekolah,
Water Park Sumekar, merupakan wisata air yang terletak tak jauh di belakang lokasi Wisata kompleks Asta Tinggi, kondisi bangunannya yang terletak dilerang bukit Kasengan sangat menambah suasana alami di kawasan ini,
Alun-Alun
Sumenep sekarang menjadi taman Adipura, setiap harinya khususnya pada malam hari dibangian utara Alun-Alun
Sumenep ini terdapat pasar malam dengan menyajikan berbagai macam kuliner dan accesories yang bisa dinikmati dengan harga yang murah.
Wisata kesehatan di Pulau Giliyang Kecamatan Dungkek merupakan daerah di
Kabupaten Sumenep yang mempunyai kandungan O2/oksigen sebesar 21,5% atau 215.000 ppm. Selain terkenal karena kemurnian oksigennya, pulau Giliyang juga memiliki wisata Gua "Celeng" Gua ini terletak di Desa Banraas, sekitar 3 km dari tepi pantai Gili Iyang. Untuk bisa sampai di gua ini, para wisatawan harus berjalan turun melalui bebatuan kecil yang akan dipandu oleh guide. Gua ini ditemukan sekitar tahun 2014 oleh warga sekitar. Sebelum bernama Gua Mahakarya, gua ini bernama Gua Celeng dikarenakan gue ini dihuni dan dijadikan tempat persembunyian oleh babi hutan. Namun seiring berjalannya waktu, celeng (babi hutan) mulai meninggalkan gua ini. Keindahan batu stalaktit dan stalagmit yang ada di gua ini bisa memukau para wisatawan karena bisa melihat dinding gua yang berkelap-kelip terkena cahaya. Gua ini memiliki luas sekitar 800 m2 dan terbagi menjadi tujuh ruangan yang bisa dinikmati. Penerangan di gua ini benar-benar murni dari cahaya matahari, sehingga hal ini menjadi keunikan tersendiri untuk digunakan sebagai spot foto. Dengan beberapa bebatuan stalaktit dan stalagmit yang masih aktif serta menghasilkan bebatuan baru, di dalam gua juga terdapat bebatuan bersinar karena pada gua ini mengandung butiran-butiran kecil yang jika terkena cahaya maka akan memancarkan kilau yang indah. Wisata berikutnya yang berada di pulau Giliyang adalah wisata Batu Canggah Batu Canggah terletak di Dusun Baniteng Desa Bancamara. Perjalanan untuk mencapai Batu Canggah sendiri tidaklah mudah, para wisatawan harus berjalan kaki terlebih dahulu sekitar 30 menit dari tempat odong-odong biasanya diparkir. Melewati hijaunya sawah milik penduduk, pemandangan akan terasa nikmat. Selama perjalanan menuju lokasi, wisatawan tidak akan pernah bosan untuk melihat keadaan alam masyarakat sekitar yang benar-benar masih terjaga kealamiannya. Saat tiba di gapura bertuliskan Batu Canggah, pengunjung masih harus menuruni anak tangga yang cukup ekstrem, jika lalai sedikit saja maka tidak dapat dipungkiri bisa terjatuh ke bawah dan disambut dengan batu-batuan karang. Setelah menapaki anak tangga terakhir, maka akan terlihat lekukan karang berukuran besar yang akan memanjakan mata, yang berdiri kokoh, tegak, nan eksotis. Di sepanjang jalan sudah tersedia pagar bambu untuk memudahkan para wisatawan berjalan untuk mengantisipasi terpeleset atau bahkan terjatuh. Saat di Batu Canggah, wisatawan tidak hanya dimanjakan dengan pesona batuan karang yang eksotis ini, namun juga akan disambut dengan hamparan laut luas yang siap membuat mata takjub.
Kota tua Kalianget merupakan wisata kota tua bekas peninggalan masa kolonial Belanda, hingga saat ini masih bisa dinikmati berupa bekas pabrik, bekas bioskop, bekas kolam renang dan bekas gereja tua.
Nambakor merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Saronggi, desa ini merupakan penghasil garam dan penghasil ikan budidaya tambak.
= Hotel
=
Sebagai daerah destinasi utama wisata Pulau Madura, di
Sumenep, hotel-hotel mulai dibangun. menurut data PHRI Jawa Timur Hotel di
Sumenep berjumlah 13 unit. Secara keseluruhan lokasinya berpusat di Kota
Sumenep dan Kalianget.
Berikut Daftar Hotel di
Sumenep
Media
= Televisi
=
Kebudayaan
= Budaya
=
= Kuliner Khas
=
= Event Wisata
=
Maskot
Fauna Identitas
Kabupaten Sumenep adalah Ayam bekisar yang berasal dari Pulau Kangean. Fauna ini tak hanya menjadi identitas daerah
Sumenep namun juga menjadi identitas Provinsi Jawa Timur. Selain mempunyai fauna khas,
Sumenep juga mempunyai flora khas yaitu Pohon Cemara Udang yang tumbuh subur di lokasi wisata Pantai Lombang. Saat ini pohon cemara udang termasuk salah satu flora yang dilindungi oleh UU dan Perda Kab.
Sumenep
Musisi dan Hiburan
Dalam dunia Hiburan dan musisi tanah air ternyata tak sedikit juga kalangan artis dari
Sumenep, Madura. di antaranya ada Pelawak kocak, presenter sekaligus aktor Ferrasta Soebardi atau lebih dikenal dengan nama Pepeng . disamping itu ada juga artis cilik yaitu Randy Martin salah satu tokoh pemeran si Pitung di sinetron Pitung The Master dan Sayef Muhammad Billah yang memerankan tokoh Arif dalam film layar lebar Semesta Mendukung. selain aktor-aktor tersebut juga ada musisi dangdut, Imam S Arifin dan Yus Yunus.
Tokoh Terkenal
Arya Wiraraja, Otak pendiri kerajaan Majapahit.
Halim Perdanakusuma, Pahlawan Nasional Indonesia.
Muhammad Saleh Werdisastro, Ketua Komite Nasional Indonesia (KNI) Daerah Yogyakarta yang pertama dan Wali kota Surakarta tahun 1951-1958.
M.A. Rachman, Mantan Jaksa Agung RI Kabinet Gotong Royong.
Prof. Abdul Hadi WM, Guru Besar Filsafat Univ. Paramadina, Budayawan.
Prof. Mien Achmad Rifai, M.Sc.,Ph.D., Ahli Botani Indonesia.
D. Zawawi Imron, Sastrawan/Penyair Nasional.
DR. A. Latif Wiyata, Dosen Fisip UNEJ dan kepala lembaga Pusat Kajian Madura UNEJ.
Edhi Setiawan, SH, Budayawan Madura.
MH Said Abdullah, Ketua Banggar DPR RI 2019 - 2024
Achsanul Qasasi, Presiden Madura United FC
Imam S Arifin, Penyanyi Dangdut
Nyai Hj Dewi Khalifah, Wabup
Sumenep/Ketua PC Muslimat NU
Olahraga
Olahraga unggulan yang sedang diminati oleh masyarakat
Sumenep saat ini adalah cabang olahraga bola volly. Saat ini di
Sumenep tercatat ada 442 klub, terdiri dari 328 klub putera dan 114 klub puteri, sehingga pada tahun 2005 lalu masuk dalam catatan MURI sebagai klub bola voli terbanyak se-Indonesia. Selain olahraga bola voli, olahraga tradisional balbudih juga sering dimainkan oleh pemuda-pemuda di lapangan kecamatan. Olahraga tradisional ini hampir berkembang diseluruh masyarakat pedesaan di
Sumenep. Olahraga ini dimainkan secara beregu. Selain dua olahraga di atas, olahraga futsal, sepak bola, bulu tangkis, tenis, bela diri juga diminati oleh masyarakat
Sumenep. Klub sepak bola dari
Kabupaten ini adalah Perssu
Sumenep FC.
Referensi
Daftar pustaka
Huub de Jonge.1989.Madura dalam empat zaman: pedagang, perkembangan ekonomi, dan Islam: suatu studi antropologi ekonomi. PT Gramedia.
Werdisastra (raden.).1996.Babad
Sumenep.Universitas Michigan: Garoeda Buana Indah.
Hélène Bouvier. 2002. Lèbur: seni musik dan pertunjukan dalam masyarakat Madura. Yayasan Obor Indonesia. ISBN 979-461-420-3, 9789794614204
Zulkarnaen, Iskandar. 2003. Sejarah
Sumenep.
Sumenep: Dinas Pariwisata dan kebudayaan
Kabupaten Sumenep.
Abdurrahchman, Drs.1971.Sejarah Madura Selajang Pandang.
Sumenep.
Justine Vaisutis. 2007.Indonesia. Lonely Planet. ISBN 1-74104-435-9
Soebrata Sastro, Raden.1920.Perjalanan dari Soengenep ka Batawi. Balai Pustaka.
Sejarah Perjuangan Rakyat
Sumenep 1945-1950
Pranala luar
(Indonesia) Situs web resmi