Klorfenamin (INN), juga disebut sebagai klorfeniramin (USAN dan dahulu pada BAN), biasanya dipasarkan dalam bentuk klorfeniramin maleat, adalah generasi pertama alkil amina antihistamin yang digunakan pada pencegahan gejala kondisi alergi seperti rhinitis dan urticaria. Senyawa ini mempunyai efek sedasi yang relatif lemah jika dibandingkan dengan antihistamin generasi pertama lainnya. Klorfeniramin adalah salah satu antihistamin yang paling umum digunakan pada pengobatan hewan berukuran kecil.
Klorfenamin tampaknya mempunyai efek sebagai antidepressan atau penghilang cemas, meskipun tidak diindikasikan secara formal.
Penggunaan medis
= Produk kombinasi
=
Klorfenamin biasanya dikombinasikan dengan fenilpropanolamin dalam bentuk obat alergi yang mempunyai efek antihistamin dan dekongestan, meski sediaan fenilpropanolamin tidak lagi tersedia di Amerika Serikat karena adanya studi yang menemukan bahwa fenilpropanolamin meningkatkan risiko strok pada wanita muda. Sediaan
Klorfenamin tetap beredar karena tidak mempunyai risiko tersebut. Beberapa merek yang tersedia antara lain Demazin, Allerest 12 Hour, Codral Nighttime, Chlornade, Contac 12 Hour, Exchange Select Allergy Multi-Symptom, A. R. M. Allergy Relief, Ordrine, Ornade Spansules, Teldrin, Triaminic, and Tylenol Cold/Allergy.
Klorfenamin tersedia dalam bentuk kombinasi dengan narkotik (hydrocodone) pada sediaan Tussionex, yang diindikasikan untuk terapi batuk dan gejala saluran pernafasan atas yang dihubungkan dengan alergi atau pilek pada dewasa dan anak usia 6 tahun atau lebihi tua. Produk ini adalah sediaan pelepasan terjadwal, sehingga bisa diberikan setiap 12 jam, jika dibandingkan dengan sediaan narkotik lainnya untuk pengurang batuk yang diberikan tiap 4-6 jam.Sediaan sirup
Klorfenamin/dihydrocodeine juga tersedia di pasaran. Anti histamin pada sediaan ini berguna untuk kondisi batuk yang disebabkan oleh alergi atau pilek; sediaan ini juga merangsang reseptor opioid, sehingga memperkuat efek penekanan batuk, analgesik dan efek lainnya jika diberikan dalam dosis tertentu. Produk batuk dan pilek yang mengandung kodein dan
Klorfenamin tersedia di banyak tempat di belahan dunia.
Pada produk Coricidin,
Klorfenamin dikombinasikan dengan obat penekan batuk dekstrometorfan.
Efek samping
Efek samping
Klorfenamin antara lain mengantuk, pusing, sakit kepala, sembelit, cemas, mual, pandangan kabur, gelisah, penurunan kemampuan berkoordinasi, mulut kering, nafas pendek, halusinsai, mudah merasa terganggu, gangguan ingatan atau kesulitan berkonsentrasi, kuping berdenging dan gangguan berkemih.
Suatu studi menghubungkan
Klorfenamin dan anti histamin generasi pertama lainnya dengan kejadian Penyakit Alzheimer dan bentuk dementia lainnya karena
Klorfenamin mempunyai efek antikolinergis .
Farmakologi
Klorfenamin adalah antihistamin yang ampuh.
Klorfenamin terutama bekerja sebagai inverse agonist dari H1 reseptor histamin . Obat ini juga disebutkan mempunyai aktivitas anti kolinergis melalui efek antagonis dari reseptor asetilkolin muskarinis. Senyawa dextrorotatorystereoisomer, yaitu deksklorfenamin, dilaporkan memiliki nilai Kd sebesar 15 nM untuk reseptor H1 dan 1,300 nM untuk reseptor asetilkolion muskarinis pada jaringan otak
manusia.Selain merupakan sebuah antagonis reseptor histamin H1,
Klorfenamin juga ditemukan mempunyai efek serotonin reuptake inhibitor yang ampuh (nilai Kd = 15.2 nM untuk serotonin transporter). Senyawa ini mempunyai afinitas yang lemah untuk norepinephrine dan dopamine transporter(nilai Kd = 1,440 nM dan 1,060 nM). Anti histamin lainnya yang serupa, yaitu brompheniramine, merupakan kunci dalam penemuan senyawa selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) zimelidine. Pada sejumlah kecil bukti klinis,
Klorfenamin menunjukkan kemampuan yang setara dengan beberapa obat anti depresi untuk menghambat proses reuptake serotonin dan bisa berguna untuk terapi depresi dan gangguan kecemasan.
Farmakokinetik
Pada suatu studi klinis, waktu paruh
Klorfenamin pada dewasa bervariasi dari 13.9 dan 43.4 jam setelah pemberian dosis tunggal.
Struktur Kimia
Klorfenamin termasuk dalam kelompok antihistamin yang termasuk diantaranya feniramin (Naphcon) dan turunan terhalogenasinya seperti fluorfeniramin, deksklorfenamin (Polaramine), bromfeniramin (Dimetapp), deksbromfeniramin (Drixoral), desklorfeniramin, triprolidine (Actifed), and yodfeniramin.Kelompok anti histamin alkilamin terhalogenasi kesemuanya mempunyai optical isomerism, dengan
Klorfenamin pada sediaan yang tersedia adalah bentuk rasemat
Klorfenamin maleat, sedangkan deksklorfenamin merupakan bentuk stereoisomer dextrorotary.
= Cara pembuatan
=
Terdapat beberapa metode untuk sintesa
Klorfenamin. Pada satu metode, 4-klorofenilasetonitril direaksikan dengan 2-kloropiridin dengan bantuan natrium amida untuk membentuk 4-klorofenil(2-piridil)asetonitril. Proses lanjutan adalah melakukan alikasi dengan 2-dimetilaminoetilklorida dengan bantuan natrium amida untuk menghasilkan γ-(4-klorfenil)-γ-siano-N,N-dimetil-2-piridinpropanamin, yaitu rangkaian proses hidrolisis dan dekarboksilasi yang menghasilkan produk akhir
Klorfenamin.
Metode kedua dimulai dari senyawa piridin, yang menjalani proses alkilasi oleh 4-klorofenilasetonitril, untuk menghasilkan 2-(4-klorobenzil)piridin. Proses selanjutnya adalah melakukan alkikasi dengan 2-dimetilaminoetilklorida dengan bantuan natrium amida sehingga dihasilkan
Klorfenamin.
Referensi