Kota Depok adalah sebuah
Kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Kota Depok merupakan bagian dari kawasan metropolitan Jabodetabekpunjur dan berada di bagian selatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Kota Depok dibentuk dari wilayah
Kota Administratif
Depok dengan penambahan wilayah dari Kecamatan Limo, Kecamatan Cimanggis, dan Kecamatan Sawangan, serta sebagian desa dari Kecamatan Bojonggede yang digabungkan dengan Kecamatan Pancoran Mas. Tanggal peresmian
Kota Depok ditetapkan sebagai Hari Jadi
Kota Depok. Jumlah penduduk
Kota Depok berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia pada pertengahan tahun 2023 sebanyak 1.927.867 jiwa.
Sejarah
Ketika zaman Hindia Belanda, masa pendudukan Jepang, hingga kemerdekaan Indonesia, wilayah
Depok terpisah dalam tiga kawedanan yang berbeda di Kabupaten Bogor, diantaranya.
Kawedanan Parung
Kecamatan
Depok
Desa Pancoran Mas
Desa Beji
Kecamatan Limo
Desa Limo
Desa Cinere
Desa Gandul
Kecamatan Parung
Desa Bojongsari
Desa Sawangan
Kawedanan Jonggol
Kecamatan Cimanggis
Desa Tapos
Kawedanan Cibinong
Kecamatan Cipayung
Kecamatan Sukmajaya
Pada tahun 1898, 1909, dan 1933, Kecamatan
Depok berada di bawah kawedanan Parung tersebut masuk ke dalam suatu distrik yang berpusat di Parung, Afdeling Buitenzorg. Setelah dihapusnya kawedanan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 1963, Kecamatan
Depok setelah dihapusnya sistem kawedanan saat itu terdiri dari 11 desa, yaitu
Depok,
Depok Jaya, Pancoran Mas, Mampang, Rangkapan Jaya, Rangkapan Jaya Baru, Beji, Kemirimuka, Pondokcina, Tanahbaru, dan Kukusan.
Depok pernah menjadi pusat Residensi Ommelanden van Batavia atau Keresidenan Daerah sekitar Jakarta berdasarkan Keputusan Gubernur Batavia yaitu en Ommelanden per tanggal 11 April 1949 Nomor Pz/177/G.R. yang dimuat di dalam Javasche Courant 1949 Nomor 31. Residensi ini membubarkan Regentschap Meester Cornelis yang terbentuk sejak 1925.
Kota Depok (1999–sekarang)
Meningkatnya arus urbanisasi pada era 1960-an hingga 1970-an, Jakarta di masa pemerintahan gubernur Ali Sadikin melakukan kajian dalam upaya perluasan wilayah. Saat itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik memetakan wilayah-wilayah yang berada di sekitar Jakarta, seperti Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang, dan Kabupaten Bekasi untuk menjadi sebuah kawasan baru yang dikembangkan. Menurut Ali Sadikin, gagasan tersebut akan memakai anggaran yang besar dan lebih dominan melibatkan pemerintah Jakarta.
Sebelumnya, pemerintah lebih dulu berinisiatif memperluas wilayah Jakarta hingga Ciawi, Cibinong, Bekasi, dan Tangerang. Oleh karenanya, Ali menugaskan jajarannya untuk mengkaji perluasan wilayah Jakarta. Alhasil, wilayah Cibinong, Bekasi, dan
Depok dianggap strategis dan berpeluang untuk bergabung dengan Jakarta. Hal inilah yang menjadi cikal bakal kawasan Jabodetabekjur.
Sebelum diusulkan menjadi kotamadya, Walikota Administratif
Depok, Badrul Kamal mengajukan beberapa kecamatan di Kabupaten Bogor untuk bergabung dengan
Depok. Pada saat itu,
Kota Administratif
Depok hanya memiliki tiga kecamatan, yaitu Pancoran Mas, Beji, dan Sukmajaya, di mana untuk membentuk sebuah
Kota diperlukan setidaknya enam kecamatan.
Kemudian, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bogor mengadakan pertemuan untuk membahas pemekaran
Kota Depok dari Kabupaten Bogor. Badrul menerangkan peluang
Depok menjadi kotamadya dari segi sosial, ekonomi, demografi, kebudayaan, politik, dan sebagainya. Hasil pertemuan tersebut dibahas kembali dalam sidang pleno dan menyetujui pembentukan
Kota Depok. Sepuluh hari kemudian, hasil sidang pleno itu diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat dan pada akhirnya di tingkat pusat, yakni Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Kemudian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia akhirnya mengesahkan pembentukan
Kota Depok bersamaan dengan
Kota Cilegon pada tanggal 20 April 1999. Pengesahan undang-undang tersebut dikawal oleh tokoh masyarakat di
Kota Depok. Seminggu setelahnya,
Depok secara resmi berdiri sebagai kotamadya, sekaligus mengakhiri status sebagai
Kota administratif.
Beberapa kecamatan di Kabupaten Bogor, diantaranya Limo, Cimanggis, dan Sawangan, dimasukkan ke wilayah
Kota Depok. Tidak hanya itu, desa-desa di Kecamatan Bojonggede digabungkan dengan Kecamatan Pancoran Mas, seperti Bojong Pondok Terong, Ratujaya, Pondok Jaya, Cipayung, dan Cipayung Jaya. Peresmian
Kota Depok sekaligus melantik Badrul Kamal sebagai penjabat sementara Walikota
Depok.
Pada tahun 2007, subwilayah di
Kota Depok dimekarkan menjadi 11 kecamatan dan 63 kelurahan. Pemekaran tersebut disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kota Depok. Berikut merupakan daftar kecamatan dan kelurahan yang dimekarkan:
Kecamatan Bojongsari yang dimekarkan dari Kecamatan Sawangan, meliputi beberapa kelurahan, diantaranya Bojongsari Lama, Bojongsaribaru, Serua, Pondokpetir, Curug, Durenmekar, Pengasinan, dan Durenseribu.
Kecamatan Cilodong yang dimekarkan dari Kecamatan Sukmajaya, meliputi beberapa kelurahan, diantaranya Cilodong, Sukamaju, Kalibaru, Kalimulya, dan Jatimulya.
Kecamatan Cinere yang dimekarkan dari Kecamatan Limo, meliputi beberapa kelurahan, diantaranya Cinere, Gandul, Pangkalan Jati, dan Pangkalan Jati Baru.
Kecamatan Cipayung yang dimekarkan dari Kecamatan Pancoran Mas, meliputi beberapa kelurahan, diantaranya Cipayung, Cipayung Jaya, Ratujaya, Bojong Pondok Terong, dan Pondok Jaya.
Kecamatan Tapos yang dimekarkan dari Kecamatan Cimanggis, meliputi beberapa kelurahan, diantaranya Tapos, Leuwinanggung, Sukatani, Sukamaju Baru, Jatijajar, Cilangkap, dan Cimpaeun.
Bergabungnya
Kota Depok ke wilayah Jakarta kembali diwacanakan oleh Mohammad Idris. Ia mencanangkan pembentukan Jakarta Raya seusai tidak lagi menjadi ibu
Kota Indonesia pada tahun 2024. Idris menuturkan bahwa Jakarta memiliki persamaan dengan daerah-daerah penyangganya, seperti Kabupaten Bogor,
Kota Bogor,
Kota Depok, Kabupaten Tangerang,
Kota Tangerang, dan
Kota Tangerang Selatan. Persamaan tersebut terkait dengan permasalahan-permasalahan yang ada, seperti kemacetan dan banjir, sehingga pembangunan dapat direalisasikan.
Geografi
Secara geografis
Kota Depok terletak pada koordinat 6° 19’ 00”–6° 28’ 00” Lintang Selatan dan 106° 43’ 00”–106° 55’ 30” Bujur Timur. Dengan luas wilayah sekitar 200,29 km²,
Depok merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian 50-140 mdpl dan kemiringan lerengnya kurang dari 15%.
Depok dilalui sungai-sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan Sungai Pesanggrahan. Selain itu, ada juga 13 sub satuan wilayah aliran sungai dan 22 buah danau.
= Batas wilayah
=
Secara administratif,
Depok dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 15 tahun 1999 tentang terbentuknya
Kota Depok dan
Kota Cilegon. Pada tanggal 27 April 1999,
Kota Administratif
Depok dan
Kota Administratif Cilegon berubah menjadi kotamadya. Batas sebelah utara
Depok dengan Batavia ini tidak berubah setidaknya semenjak tahun 1933.
= Iklim
=
Kota Depok beriklim tropis dengan dua pola musim, yakni musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau di
Kota Depok biasanya berlangsung antara periode Juni hingga September, sedangkan musim penghujan terjadi antara periode Oktober hingga Mei dengan puncak musim penghujan biasanya terjadi antara bulan Januari dan Februari. Oleh karena wilayahnya di dataran rendah, suhu udara di wilayah
Depok berkisar antara 23°C hingga 34°C.
Pemerintahan
=
Wali
Kota Depok saat ini dijabat oleh Mohammad Idris, didampingi wakil wali
Kota, Imam Budi Hartono. Idris dan Imam adalah pemenang pada pemilihan umum wali
Kota Depok 2020. Serah terima jabatan dari pelaksana tugas harian wali
Kota Depok, Sri Utomo, kepada Idris, disaksikan perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, di Ruang Rapat Paripurna, Gedung DPRD
Kota Depok, Komplek Perkantoran
Kota Kembang, Grand
Depok City, Cilodong,
Depok, Jawa Barat. Sementara itu, Imam tidak hadir dalam serah terima jabatan, karena dalam kondisi pemulihan kesehatan akibat terjangkit Covid-19, dan hanya mengikuti acara tersebut secara virtual.
Kemudian, pelantikan Idris dan Imam dilakukan oleh gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pada 26 Februari 2021 secara terpisah. Idris dilantik di Gedung Merdeka Bandung, sementara Imam dilantik secara virtual.
= Dewan Perwakilan
=
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD
Kota Depok berdasarkan asal partai politik dalam enam periode terakhir.
= Kecamatan
=
Daftar Kecamatan dan Kelurahan di
Kota Depok, adalah sebagai berikut:
Demografi
= Suku bangsa
=
Karakteristik suku bangsa penduduk
Kota Depok memiliki keberagaman. Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia 2000, sebagian besar penduduk
Kota Depok adalah orang Betawi, Jawa, dan Sunda. Jumlah yang signifikan juga berasal dari suku Batak dan Minangkabau. Keberagaman suku bangsa di
Kota Depok memengaruhi perbedaan budaya dan adat istiadat masyarakat. Berikut adalah besaran penduduk
Kota Depok berdasarkan suku bangsa sesuai data Sensus Penduduk tahun 2000;
Ekonomi
Perkembangan
Kota Depok dari aspek geografi, demografi maupun sumber pendapatan begitu pesat. Ada beberapa indikator yang dapat dipergunakan sebagai acuan tentang pertumbuhan ekonomi di
Kota Depok, diantaranya:
Indeks daya beli masyarakat
Depok semakin meningkat dan mengalami peningkatan dari 576,76 pada tahun 2006 menjadi 648,58 pada tahun 2010.
Capaian Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Kota Depok meningkat dari 6,54% pada 2016 menjadi 7,28% pada 2017.
Terjadi peningkatan dari tahun ke tahun pada peranan sektor tersier, yaitu dari 50,42% pada tahun 2006 menjadi 58,92% pada tahun 2010.
Pendidikan
Transportasi
Transportasi umum yang tersedia di
Kota Depok, yakni KAI Commuter ( Commuter Line Bogor), LRT Jabodebek ( Lin Cibubur) di stasiun Harjamukti, layanan bus Transjakarta yang tersedia di Terminal
Depok, Universitas Indonesia, serta layanan pengumpan bus Transpakuan, BisKita Trans
Depok, layanan pengumpan bus Transjabodetabek, dan Mikrotrans juga tersedia di stasiun LRT Harjamukti. Ada juga layanan bus menuju atau dari Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta, layanan bus Trans Grand
Depok City, dan layanan bus Miniarta.
Terminal
Terminal
Depok
Terminal Jatijajar
Terminal Kampung Sawah
Terminal Citayam
Terminal Sawangan
Terminal Leuwinanggung
Stasiun kereta api
Stasiun Citayam
Stasiun
Depok
Stasiun
Depok Baru
Stasiun LRT Harjamukti
Stasiun Pondok Cina
Stasiun Pondok Rajeg
Stasiun Universitas Indonesia
Fasilitas
Perumahan
Menurut data Dinas Perumahan dan Permukiman
Kota Depok tahun 2022, jumlah perumahan di
Depok hingga kini ada sekitar 520 perumahan.
Tempat ibadah
Depok memiliki 387 Masjid dan 83 Musala, 33 Gereja Kristen Protestan, 5 Gereja Kristen Katolik, 2 Pura, 1 Wihara, dan 1 Klenteng yang tersebar di 11 kecamatan.
Museum
Kota Depok saat ini per tahun 2021-2022 sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan untuk membangun pusat sejarah, dikarenakan
Depok dulunya memiliki kaitan dengan Hindia Belanda. Terbukti dengan adanya Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein di Jalan Pemuda dan gereja-gereja berarsitektur Hindia Baru di sekitaran
Depok Lama. Bahkan Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns, serius dalam menanggapi program penataan kawasan heritage yang dilakukan oleh Pemerintah
Kota Depok.
Taman
Wali
Kota Depok Mohammad Idris menyebutkan ada hampir 100 taman di
Kota Depok atau lebih tepatnya sekitar 65 taman. Angka ini lebih banyak apabila dibandingkan dengan
Kota Bandung yang terkenal memiliki berbagai macam taman dengan beragam konsep yang kreatif.
Stadion sepak bola
Pemerintah
Kota Depok meresmikan 5 stadion diantaranya 4 stadion umum dan 1 stadion internasional. Stadion ini diresmikan dikarenakan minat pemuda terhadap sepak bola cukup tinggi terlebih di
Kota Depok. Berikut beberapa stadion yang sudah diresmikan:
Stadion Haji Abdul Malik
Stadion Mahakam
Stadion Merpati
Stadion Mini Sukatani
Stadion Universitas Indonesia
Kesehatan
Catatan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menyebutkan bahwa
Depok sendiri di tahun 2022, merupakan salah satu
Kota di Provinsi Jawa Barat dengan persentase stunting terendah, yakni hanya sebesar 12,3%.
Rumah sakit
Jalan Tol
Jalan Tol Jagorawi
Jalan Tol
Depok-Antasari
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2
Referensi
Kepustakaan
Pemerintah Kotapraja Jakarta Raya (Mei 1958), Sedjarah pemerintahan
Kota Djakarta, Jakarta: Pemerintah Kotapraja Jakarta Raya, diakses tanggal 24 Mei 2022
Pranala luar
(Indonesia) Situs Web Resmi
Kota Depok
(Indonesia) Sejarah
Kota Depok
(Indonesia) Persebaran Data Arkeologi
Depok Abad 17-19 M
(Indonesia) Situs Rumah Minimalis
Depok
(Indonesia)Seni Budaya
Kota Depok.