Kota Palembang (Jawi: ڤاليمبڠ, Surat Ulu: ꤶꤾꥉꥂꥏ) adalah ibu
Kota provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Luas
Kota Palembang dengan sekitar 352,51 km² Pada pertengahan tahun 2024,
Kota ini dihuni oleh 1.781.672 jiwa.
Kota Palembang juga
Kota terpadat dan terbesar kedua di Sumatra setelah
Kota Medan,
Kota terpadat dan
Kota terbesar kelima di Indonesia setelah Jabodetabekjur, Surabaya, Bandung, Medan dan
Kota terbesar kesembilan belas di Asia Tenggara.
Kota Palembang dan beberapa kabupaten tetangganya (Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Ilir, dan Kabupaten Ogan Komering Ilir) dikembangkan oleh pemerintah pusat sebagai wilayah metropolitan di Indonesia dengan kawasan yang disebut Patungraya Agung atau
Palembang Raya.
Sejarah
Palembang yang pernah menjadi ibu
Kota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, Kedatuan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad ke-9 juga membuat
Kota ini dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya". Berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang sebelah barat
Kota Palembang yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai
Kota pada tanggal 16 Juni 683 Masehi menjadikan
Kota Palembang sebagai
Kota tertua di Indonesia. Di dunia Barat,
Kota Palembang juga dijuluki Venice of the East ("Venesia dari Timur") dan Serambi Hadramaut,
Kota ini mendapat julukan Serambi Hadramaut dikarenakan beberapa gelar Habib yang ada disini tidak dijumpai di daerah lain di Indonesia.
Kota Palembang adalah
Kota tertua di Indonesia.
Sejarah
Asal usul nama
Palembang mempunyai beberapa versi. Salah satu versi adalah pada saat penguasa Sriwijaya mendirikan sebuah Wanua (
Kota) yang sekarang dikenal dengan
Kota Palembang; Topografi
Kota Palembang dikelilingi oleh air bahkan terendam oleh air. Air tersebut bersumber dari anak sungai maupun rawa bahkan menurut data statistik 1990,
Palembang masih terdapat 50% tanah yang tergenang oleh air (rawa).
Berkemungkinan karena kondisi topografi inilah nenek moyang orang
Palembang menamakan
Kota ini sebagai Pa-lembang yang bermakna Pa atau Pe sebagai suatu tempat atau keadaan dan Lembang atau Lembeng artinya tanah yang rendah, lembah akar yang membengkak karena lama terendam air (menurut kamus melayu), sedangkan menurut bahasa Melayu
Palembang, lembang atau lembeng adalah genangan air. Jadi
Palembang adalah suatu tempat yang digenangi oleh air.
Salah satu versi yang lain juga mengaitkan
Palembang dengan kata dalam Bahasa Jawa, "limbang", yang berarti membersihkan biji atau logam dari tanah atau benda-benda luar lain. Pemisahan dilakukan dengan bantuan alat berupa keranjang kecil untuk mengayak tanah berkandungan logam atau biji di aliran sungai. "Pa" adalah kata depan yang dipakai orang Jawa untuk menunjuk suatu tempat berlangsungnya usaha atau keadaan. Versi ini terkait erat dengan peran
Palembang pada masa lalu sebagai tempat mencuci emas dan biji timah. Versi lain menghubungkan
Palembang dengan kata "lemba", yang berarti tanah yang dihanyutkan air ke tepi.
Kota ini dianggap sebagai salah satu pusat dari Kedatuan Sriwijaya, Serangan Rajendra Chola dari Kerajaan Chola pada tahun 1025, menyebabkan
Kota ini hanya menjadi pelabuhan sederhana yang tidak berarti lagi bagi para pedagang asing.
Selanjutnya berdasarkan kronik Tiongkok nama Pa-lin-fong yang terdapat pada buku Chu-fan-chi yang ditulis pada tahun 1178 oleh Chou-Ju-Kua dirujuk kepada
Palembang. Berdasarkan kisah Kidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan disebutkan seorang tokoh dari Kediri yang bernama Arya Damar sebagai bupati
Palembang turut serta menaklukan Bali bersama dengan Gajah Mada Mahapatih Majapahit pada tahun 1343.
Pada awal abad ke-15,
Kota Palembang diduduki perompak Chen Zuyi yang berasal dari Tiongkok. Armada bajak laut Chen Zuyi kemudian ditumpas oleh Laksamana Cheng Ho pada tahun 1407.
Kemudian sekitar tahun 1513, Tomé Pires seorang apoteker Portugis menyebutkan
Palembang, telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa yang kemudian dirujuk kepada kesultanan Demak serta turut serta menyerang Malaka yang waktu itu telah dikuasai oleh Portugis.
Palembang muncul sebagai kesultanan pada tahun 1659 dengan Sri Susuhunan Abdurrahman sebagai raja pertamanya. Namun pada tahun 1823 kesultanan
Palembang dihapus oleh pemerintah Hindia Belanda. Setelah itu
Palembang dibagi menjadi dua keresidenan besar dan permukiman di
Palembang dibagi menjadi daerah Ilir dan Ulu.
Pada tanggal 27 September 2005,
Kota Palembang telah dicanangkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai "
Kota Wisata Air" seperti Bangkok di Thailand dan Phnom Penh di Kamboja. Tahun 2008
Kota Palembang menyambut kunjungan wisata dengan nama "Visit Musi 2008".
Palembang menjadi salah satu
Kota pelaksana pesta olahraga dua tahunan se-Asia Tenggara yaitu SEA Games XXVII Tahun 2011. Pada tahun 2018,
Palembang dan Jakarta menjadi tuan rumah pesta olahraga se-Asia yaitu Asian Games 2018.
Keadaan geografis
= Letak geografis
=
Secara geografis,
Palembang terletak pada 2°59′27.99″LS 104°45′24.24″BT. Luas wilayah
Kota Palembang adalah 400,61 km², dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Letak
Palembang cukup strategis karena dilalui oleh jalan Lintas Sumatra yang menghubungkan antar daerah di Pulau Sumatra.
Palembang sendiri dapat dicapai melalui penerbangan dari berbagai
Kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bandar Lampung, Bengkulu, Pangkal Pinang, Tanjung Pandan (via Pangkal Pinang), Jambi, Lubuk Linggau, Padang, Pekanbaru, Batam, Medan, dan Denpasar-Bali. Serta dari luar negeri yaitu Singapura, Kuala Lumpur, serta Jeddah (musim haji) Selain itu di
Palembang juga terdapat Sungai Musi yang dilintasi Jembatan Ampera dan berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah.
= Iklim dan topografi
=
Iklim
Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin lembap nisbi, kecepatan angin berkisar antara 2,3 km/jam–4,5 km/jam. Suhu
Kota berkisar antara 23,4–31,7 derajat celsius. Curah hujan per tahun berkisar antara 2.000 mm–3.000 mm. Kelembaban udara berkisar antara 75–89% dengan rata-rata penyinaran matahari 45%. Topografi tanah relatif datar dan rendah. Hanya sebagian kecil wilayah
Kota yang tanahnya terletak pada tempat yang agak tinggi, yaitu pada bagian utara
Kota. Sebagian besar tanah adalah daerah berawa sehingga pada saat musim hujan daerah tersebut tergenang. Ketinggian rata-rata antara 0 – 20 m dpl.
Pada tahun 2002 suhu minimum
Kota terjadi pada bulan Oktober 22,70C, tertinggi 24,50C pada bulan Mei. Sedangkan suhu maksimum terendah 30,40C pada bulan Januari dan tertinggi pada bulan September 34,30C. Tanah dataran tidak tergenang air: 49 %, tanah tergenang musiman: 15 %, tanah tergenang terus menerus: 37 % dan jumlah sungai yang masih berfungsi 60 buah (dari jumlah sebelumnya 108) sisanya berfungsi sebagai saluran pembuangan primer.
Tropis lembap nisbi, suhu antara 22,0-32,0 celcius, curah hujan 22–428 mm/tahun, pengaruh pasang surut antara 3-5 meter dan ketinggian tanah rata-rata 12 meter dpl. Jenis tanah
Kota Palembang berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang paling muda, banyak mengandung minyak bumi, yang juga dikenal dengan lembah
Palembang–Jambi. Tanah relatif datar dan rendah, tempat yang agak tinggi terletak dibagian utara
Kota. Sebagian
Kota Palembang digenangi air, terlebih lagi bila terjadi hujan terus menerus.
= Batas wilayah
=
Kota Palembang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Lambang
Pada zaman kolonial, lambang
Kota Praja (gemeente)
Palembang berupa singa kembar memegang perisai bermahkota benteng, dan di bawahnya pita bertuliskan "
Palembang". Pada bagian perisai terdapat gambar Singa Nassau separuh, Tongkat Caduceus, serta perahu layar di atas lautan.
Lambang daerah
Kota Palembang modern dikukuhkan dengan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kota Besar
Palembang No. 36/DPRDK/1956. Rd. Muhammad Ikhsan, sejarawan
Kota Palembang memerinci desain lambang daerah
Kota Palembang menjadi 3 bagian. Bagian-bagian tersebut diperinci sebagai berikut:
sirah berwarna merah tua kecokelatan dengan 18 tanduk lembaran daun teratai
bunga melati yang belum mekar
puncak rebung kuning emas berjumlah 8 (Agustus)
Bukit Siguntang bersinar 17
sembilan aliran sungai (empat melambangkan Sungai Musi, Ogan, Komering, dan Lematang)
motto daerah Pelémbang djaja, berarti "Jayalah
Kota Palembang". Ditulis dengan ejaan Soewandi, karena dibuat sebelum tahun 1972 (pemberlakuan EyD).
Pemerintahan
=
Wali
Kota Palembang adalah pemimpin tertinggi di lingkungan Pemerintah
Kota Palembang. Wali
Kota Palembang bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Sumatera Selatan. Periode 2018-2023, wali
Kota atau kepala daerah yang menjabat di
Kota Palembang ialah Harnojoyo, dengan wakil wali
Kota Fitrianti Agustinda. Mereka menang pada Pemilihan umum Wali
Kota Palembang 2018. Harnojoyo merupakan wali
Kota Palembang ke-12, sejak tahun 1945, dan menjabat untuk periode kedua. Harnojoyo dan Fitriani dilantik oleh gubernur Sumatera Selatan, pada 18 September 2018 di
Palembang, untuk periode 2018-2023. Setelah masa jabatan Harnojoyo dan Fitriani selesai, Ratu Dewa dilantik menjadi penjabat walikota
Palembang.
= Dewan Perwakilan
=
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD
Kota Palembang dalam empat periode terakhir.
= Kecamatan
=
Kota Palembang memiliki 18 kecamatan dan 107 kelurahan (dari total 236 kecamatan, 386 kelurahan dan 2.764 desa di seluruh Sumatera Selatan). Pada tahun 2023, jumlah penduduknya sebesar 1.570.409 jiwa dengan luas wilayahnya 369,22 km² dan sebaran penduduk 4.250.889 jiwa/km².
Daftar kecamatan dan kelurahan di
Kota Palembang, adalah sebagai berikut:
Demografi
= Penduduk
=
Masyarakat
Palembang adalah masyarakat heterogen, sejak zaman Sriwijaya menepatkan
Kota ini sebagai pusatnya banyak suku asli Nusantara yang menetap di
Kota ini, selain itu juga adanya bangsa asing yang menetap. Masyarakat
Palembang merupakan orang Melayu yang berasimilasi dengan suku bangsa lainnya baik suku bangsa Nusantara dan suku bangsa asing.
Selain penduduk asli,
Palembang terdapat pula warga pendatang dan warga keturunan, seperti dari etnis Jawa, Minangkabau, Melayu (di luar Melayu
Palembang), Madura, Bugis, Sunda, Batak dan Banjar. Warga keturunan yang banyak tinggal di
Palembang adalah Tionghoa, Arab dan India.
Kota Palembang memiliki beberapa wilayah yang menjadi ciri khas dari suatu komunitas seperti Kampung Kapitan yang merupakan wilayah Komunitas Tionghoa serta Kampung Al Munawwar, Kampung Assegaf, Kampung Al Habsyi, Kuto Batu, 19 Ilir Kampung Jamalullail dan Kampung Alawiyyin Sungai Bayas 10 Ilir yang merupakan wilayah Komunitas Arab.
Pada Zaman kerajaan Singosari, Majapahit dan demak, banyak orang jawa yang telah bermigrasi
Palembang, dan terjadi banyak keturunan Jawa dari
Palembang. Sehingga dalam penyebutan kata Orang menggunakan istilah WONG, yang umumnya digunakan orang jawa.
= Agama
=
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil)
Kota Palembang, provinsi Sumatera Selatan tahun 2020, mencatat bahwa penduduk
Kota Palembang mayoritas menganut agama Islam.
Adapun besaran penduduk
Kota Palembang menurut agama yang dianut yakni agama Islam sebanyak 93,21%, kemudian agama Buddha yang umumnya warga Tionghoa sebanyak 3,50%. Warga
Palembang yang menganut agama Kekristenan sebanyak 3,29%, dengan rincian Kristen Protestan sebanyak 2,02% dan Katolik 1,27%, yang umumnya dianut warga dari suku Batak, Tionghoa, Nias dan dari Indonesia Timur. Penduduk yang beragama Hindu sebanyak 0,04%, Konghucu dan kepercayaan kurang dari 0,01%.
Agama Islam umumnya dianut warga dari suku Melayu
Palembang, Komering, Jawa, Minangkabau, Melayu, Sunda, Batak Angkola, Batak Mandailing, Bugis, sebagian orang suku Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Toba, Tionghoa-Indonesia, India-Indonesia dan Arab-Indonesia. Agama Kristen Protestan dan Katolik, umumnya dianut warga dari suku Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo, Nias, dan sebagian Batak Angkola, Jawa dan Tionghoa-Indonesia. Sementara agama Buddha dan Konghucu umumnya dianut warga Tionghoa-Indonesia, kemudian agama Hindu umumnya dianut orang Bali dan India-Indonesia.
= Bahasa
=
Bahasa yang digunakan masyarakat sehari-hari
Kota Palembang adalah Bahasa Melayu
Palembang yang diucapkan hampir keseluruhan masyarakatnya. Selain hal tersebut, masyarakat pendatang juga sering menggunakan bahasa daerah masing-masing jika mereka berkomunikasi dengan sesama komunitas. Bahasa
Palembang adalah bahasa yang sekaligus juga merupakan basantara (bahasa pengantara) provinsi Sumatera Selatan. Penutur bahasa Melayu
Palembang diperkirakan 3.1 juta jiwa populasi yang tersebar di
Kota Palembang dan provinsi terdekat.
Pariwisata
= Objek wisata
=
Sungai Musi, sungai sepanjang sekitar 750 km yang membelah
Kota Palembang menjadi dua bagian yaitu Seberang Ulu dan seberang Ilir ini merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatra. Sejak dahulu Sungai Musi telah menjadi urat nadi perekonomian di
Kota Palembang dan Provinsi Sumatera Selatan. Di sepanjang tepian sungai ini banyak terdapat objek wisata seperti Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pulau Kemaro, Pasar 16 Ilir, rumah Rakit, kilang minyak Pertamina, pabrik pupuk PUSRI, pantai Bagus Kuning, Jembatan Musi II, Masjid Al Munawar, dll.
Jembatan Ampera, sebuah jembatan megah sepanjang 1.177 meter yang melintas di atas Sungai Musi yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir ini merupakan ikon
Kota Palembang. Jembatan ini dibangun pada tahun 1962 dan dibangun dengan menggunakan harta rampasan Jepang serta tenaga ahli dari Jepang.
Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I
Palembang, terletak di pusat
Kota Palembang, masjid ini merupakan masjid terbesar di Sumatera Selatan dengan kapasitas 15.000 jemaah.
Benteng Kuto Besak, terletak di tepian Sungai Musi dan berdekatan dengan Jembatan Ampera, Benteng ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Kesultanan
Palembang Darussalam. Di bagian dalam benteng terdapat kantor kesehatan Kodam II Sriwijaya dan rumah sakit. Benteng ini merupakan satu-satunya benteng di Indonesia yang berdinding batu dan memenuhi syarat perbentengan / pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk keperluan pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa dan tidak diberi nama pahlawan Eropa.
Gedung Kantor Wali
Kota, terletak di pusat
Kota, pada awalnya bangunan ini berfungsi sebagai menara air karena berfungsi untuk mengalirkan air keseluruh
Kota sehingga juga dikenal juga sebagai Kantor Ledeng. Saat ini gedung ini berfungsi sebagai Kantor Wali
Kota Palembang dan terdapat lampu sorot di puncak gedung yang mempercantik wajah
Kota di malam hari.
Kambang Iwak Family Park, sebuah danau wisata yang terletak di tengah
Kota, dekat dengan tempat tinggal wali
Kota Palembang. Di tepian danau ini terdapat banyak arena rekreasi keluarga dan ramai dikunjungi pada hari libur. Selain itu di tengah danau ini terdapat air mancur yang tampak cantik di waktu malam.
Hutan Wisata Punti Kayu, sebuah hutan wisata
Kota yang terletak sekitar 7 km dari pusat
Kota dengan luas 50 ha dan sejak tahun 1998 ditetapkan sebagai hutan lindung. Di dalam hutan ini terdapat area rekreasi keluarga dan menjadi tempat hunian sekelompok monyet lokal.
Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, sebuah situs peninggalan Kedatuan Sriwijaya yang terletak di tepian Sungai Musi. Terdapat sebuah prasasti batu peninggalan Kerajaan di area ini.
Taman Purbakala Bukit Siguntang, terletak di perbukitan sebelah barat
Kota Palembang. Di tempat ini terdapat banyak peninggalan dan makam-makam kuno Kedatuan Sriwijaya.
Monumen Perjuangan Rakyat, terletak di tengah
Kota, berdekatan dengan Masjid Agung dan Jembatan Ampera. Sesuai dengan namanya di dalam bangunan ini terdapat benda-benda peninggalan sejarah pada masa penjajahan.
Museum Negeri Balaputradewa, sebuah museum yang menyimpan banyak benda–benda peninggalan Kedatuan Sriwijaya.
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, terletak di dekat Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak dan dulunya merupakan salah satu peninggalan Keraton
Palembang Darussalam. Di dalamnya terdapat banyak benda–benda bersejarah
Kota Palembang.
Museum Tekstil, terletak di Jalan Merdeka museum ini menyimpan benda–benda tekstil dari seluruh kawasan di Provinsi Sumatera Selatan.
Pulau Kemaro, merupakan sebuah delta kecil di Sungai Musi, terletak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera. Pulau Kemaro terletak di daerah industri, yaitu di antara Pabrik Pupuk Sriwijaya dan Pertamina Plaju dan Sungai Gerong. Posisi Pulau Kemaro adalah agak ke timur dari pusat
Kota Palembang.
= Seni dan budaya
=
Kesenian yang terdapat di
Palembang antara lain:
Kesenian Kuntau
Palembang dan Dul Muluk (pentas drama tradisional khas Melayu
Palembang)
Tari-tarian seperti Gending Sriwijaya yang diadakan sebagai penyambutan kepada tamu-tamu, tari Tanggai yang diperagakan dalam resepsi pernikahan, Zapin dan Rodat (Tarian Adat Melayu Khususnya Tarian Adat
Palembang)
Syarofal Anam adalah kesenian Islami yang dibawa oleh para saudagar Arab dulu, dan menjadi terkenal di
Palembang oleh KH. M Akib, Ki Kemas H. Umar dan S. Abdullah bin Alwi Jamalullail
Lagu Daerah seperti Melati Karangan, Ya Saman, Cup Mak Ilang, Ya Salam dan Gending Sriwijaya
Rumah Adat Melayu
Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah Rakit
Selain itu
Kota Palembang menyimpan salah satu jenis tekstil terbaik di dunia yaitu kain songket. Kain songket
Palembang merupakan salah satu peninggalan Kedatuan Sriwijaya dan di antara keluarga kain tenun tangan kain ini sering disebut sebagai Ratunya Kain. Hingga saat ini kain songket masih dibuat dengan cara ditenun secara manual dan menggunakan alat tenun tradisional. Sejak zaman dahulu kain songket telah digunakan sebagai pakaian adat kerajaan. Warna yang lazim digunakan kain songket adalah warna emas dan merah. Kedua warna ini melambangkan zaman keemasan Kedatuan Sriwijaya dan pengaruh China pada masa lampau. Material yang dipakai untuk menghasilkan warna emas ini adalah benang emas yang didatangkan langsung dari Tiongkok, Jepang, dan Thailand. Benang emas inilah yang membuat harga kain songket melambung tinggi dan menjadikannya sebagai salah satu tekstil terbaik di dunia.
Selain kain songket, saat ini masyarakat
Palembang tengah giat mengembangkan jenis tekstil baru yang disebut batik
Palembang. Berbeda dengan batik Jawa, batik
Palembang tampak lebih ceria karena menggunakan warna–warna terang dan masih mempertahankan motif–motif tradisional setempat.
Kota Palembang juga selalu mengadakan berbagai festival setiap tahunnya antara lain "Festival Sriwijaya" setiap bulan Juni dalam rangka memperingati Hari Jadi
Kota Palembang, Festival Bidar dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta berbagai festival memperingati Tahun Baru Hijriah, Bulan Ramadan dan Tahun Baru Masehi.
= Makanan khas
=
Kota ini memiliki komunitas Tionghoa cukup besar. Makanan seperti pempek atau tekwan yang terbuat dari ikan.
Pempek, makanan khas Melayu
Palembang yang telah terkenal di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu, masyarakat
Palembang telah berhasil mengembangkan bahan dasar tersebut menjadi beragam jenis pempek dengan memvariasikan isian maupun bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, maupun tahu pada bahan dasar tersebut. Ragam jenis pempek yang terdapat di
Palembang antara lain pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek lenggang, pempek panggang, pempek belah dan pempek otak–otak. Sebagai pelengkap menyantap pempek, masyarakat
Palembang biasa menambahkan saus kental berwarna kehitaman yang terbuat dari rebusan gula merah, cabe dan udang kering yang oleh masyarakat setempat disebut "cuko".
Tekwan, makanan khas Melayu
Palembang dengan tampilan mirip sup ikan berbahan dasar daging ikan dan sagu yang dibentuk kecil–kecil mirip bakso ikan yang kemudian ditambahkan kaldu udang sebagai kuah, serta soun dan jamur kuping sebagai pelengkap.
Model, mirip tekwan tetapi bahan dasar daging ikan dan sagu dibentuk menyerupai pempek tahu kemudian dipotong kecil kecil dan ditambah kaldu udang sebagai kuah serta soun sebagai pelengkap. Ada 2 jenis model, yakni Model Ikan (Model Iwak) dan Model Gandum (Model Gendum).
Laksan, berbahan dasar pempek lenjer tebal, dipotong melintang dan kemudian disiram kuah santan pedas.
Celimpungan, mirip laksan, hanya saja adonan pempek dibentuk mirip tekwan yang lebih besar dan disiram kuah santan.
Mie Celor, berbahan dasar mie kuning dengan ukuran agak besar mirip mie soba dari Jepang, disiram dengan kuah kental kaldu udang dan daging udang.
Burgo, berbahan dasar tepung beras dan tepung sagu yang dibentuk mirip dadar gulung yang kemudian diiris, dinikmati dengan kuah santan.
Lakso, berbahan dasar tepung beras, mirip Burgo, namun bertekstur mie.
Martabak HAR,adalah makanan Khas dari India yang di bawah oleh Haji Abdul Razak. Berbahan dasar tepung terigu, yang diberi telur bebek dan telur ayam,kuahnya berbahan kari kambing yang dicampur kentang.
Pindang Patin, salah satu makanan khas Melayu
Palembang yang berbahan dasar daging ikan patin yang direbus dengan bumbu pedas dan biasanya ditambahkan irisan buah nanas untuk memberikan rasa segar. Nikmat disantap dengan nasi putih hangat, rasanya gurih, pedas dan segar.
Pindang Tulang, berbahan dasar tulang sapi dengan sedikit daging yang masih menempel dan sumsum di dalam tulang, direbus dengan bumbu pedas, sama halnya dengan pindang patin, makanan ini nikmat disantap sebagai lauk dengan nasi putih hangat.
Malbi, mirip rendang, hanya rasanya agak manis, berkuah dan gurih.
Tempoyak, makanan khas Melayu
Palembang yang berbahan dasar daging durian yang difermentasi setelah itu ditumis beserta irisan cabai dan bawang, bentuknya seperti saus dan biasa disantap sebagai pelengkap makanan, rasanya unik dan gurih.
Otak-otak, varian pempek yang telah tersebar di seluruh Indonesia, berbahan dasar mirip pempek yang dicocol dengan kuah santan dan kemudian dibungkus daun pisang, dimasak dengan cara dipanggang di atas bara api dan biasa disantap dengan saus cabai / kacang.
Kemplang, berbahan dasar pempek lenjer, diiris tipis dan kemudian dijemur hingga kering. Setelah kering kemplang dapat dimasak dengan cara digoreng atau dipanggang hingga mengembang.
Kerupuk, mirip kemplang, hanya saja adonan dibentuk melingkar, dijemur, kemudian digoreng.
Kue Maksubah, kue khas Melayu
Palembang yang berbahan dasar utama telur bebek dan susu kental manis. Dalam pembuatannya telur yang dibutuhkan dapat mencapai sekitar 28 butir. Adonan kemudian diolah mirip adonan kue lapis. Rasanya enak, manis dan legit. Kue ini dipercaya sebagai salah satu sajian istana Kesultanan
Palembang yang sering kali disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan. Namun saat ini kue maksubah dapat ditemukan di seluruh
Palembang dan sering disajikan saat hari raya.
Kue Delapan Jam dengan adonan mirip kue maksubah, kue ini sesuai dengan namanya karena dalam proses pembuatannya membutuhkan waktu delapan jam. Kue khas Melayu
Palembang ini juga sering disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan dan sering disajikan pada hari raya.
Kue Srikayo berbahan dasar utama telur dan daun pandan, berbentuk mirip puding. Kue berwarna hijau ini biasanya disantap dengan ketan dan memiliki rasa manis dan legit.
Olahraga
Stadion Gelora Sriwijaya dibangun dalam rangka penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional XVI pada tahun 2004. Stadion ini terletak di daerah Jakabaring, di bagian selatan
Palembang. Bentuk dari stadion diilhami dari bentuk layar perahu terkembang dan diberi nama berdasarkan kebesaran Kedatuan Sriwijaya yang berpusat di
Palembang pada masa lampau. Di stadion berkapasitas 40.000 tempat duduk ini pernah digelar dua pertandingan dalam lanjutan Piala Asia AFC 2007, yaitu babak penyisihan grup D antara Arab Saudi dan Bahrain serta perebutan tempat ke-tiga antara Korea Selatan dengan Jepang.
Palembang bersama Jakarta menjadi tuan rumah SEA Games 2011, yang diselenggarakan pada 11-22 November 2011. Dengan merehabilitasi venue eks Pekan Olahraga Nasional XVI dan membangun Wisma Atlet, Venue tambahan seperti lapangan Atletik, Aquatic Center, Volley Beach, Ski Air, Panjat Tebing dan Lapangan Tembak terbesar se-Asia yang digunakan untuk SEA Games 2011.
Pada tahun 2018, hanya
Kota Palembang yang terpilih sebagai
Kota pendukung Jakarta dalam menyelenggarakan Asian Games 2018. Terpilihnya
Palembang sebagai tuan rumah pendamping karena pengalaman
Palembang dalam menyelenggarakan pesta Olahraga baik tingkat nasional maupun internasional dan juga adanya fasilitas kompleks olahraga Jakabaring Sport City yang sering digunakan dalam perhelatan pesta olahraga.
Selain itu, stadion ini merupakan homebase bagi klub sepak bola
Palembang, Sriwijaya Football Club Sriwijaya FC yang merupakan klub sepak bola kebanggaan masyarakat
Palembang.
Kota Palembang juga memiliki sebuah klub bola voli bernama
Palembang Bank SUMSELBABEL, yang mewakili Indonesia dalam Men's Club Asian Volleyball Championship 2011 di GOR PSCC
Palembang.
Pendidikan
= Perguruan Tinggi
=
Kota Palembang memiliki beberapa perguruan tinggi di antaranya Universitas Sriwijaya di Bukit Besar, walaupun kampus utamanya yang memiliki luas 712 ha berada pada kawasan Inderalaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
saat ini menempati urutan ke-15 Universitas Terbaik di Indonesia versi Webometrics Juli 2010. Peringkat Universitas Sriwijaya dalam pemeringkatan World Class University versi Webometrics terus mengalami peningkatan sejak edisi Januari 2009 (peringkat ke-37), edisi Juli 2009 (peringkat ke-29) dan edisi Juli 2010 (peringkat ke-15). Untuk wilayah sumatera, Universitas Sriwijaya menempati peringkat ke-1 yang kemudian diikuti oleh Universitas Andalas (Unand), Universitas Sumatera Utara (USU) dan Universitas Riau (Unri).
Kesehatan
= Rumah sakit
=
Transportasi
Warga
Palembang banyak menggunakan bus dan angkutan
Kota sebagai sarana transportasi. Selain menggunakan bus dan angkot, moda transportasi taksi juga banyak digunakan masyarakat. Terdapat beberapa perusahaan taksi yang beroperasi di penjuru
Kota. Selain taksi dan angkutan
Kota di
Palembang dapat ditemukan bajaj yang berperan sebagai angkutan perumahan, di mana setiap bajaj memiliki kode warna tertentu yang hanya boleh beroperasi di wilayah tertentu di
Kota Palembang. Sebagai sebuah
Kota yang dilalui oleh beberapa sungai besar, masyarakat
Palembang juga mengenal angkutan air, yang disebut ketek. Ketek ini melayani penyeberangan sungai melalui berbagai dermaga di sepanjang Sungai Musi, Ogan dan Komering. telah dibuka jalur kereta komuter yang diperuntukkan bagi mahasiswa Universitas Sriwijaya yang melayani jalur Kertapati-Indralaya.
Selain itu, pada awal tahun 2010 rute angkutan
Kota dan bus
Kota di beberapa bagian
Kota akan digantikan oleh kendaraan umum baru berupa bus Trans Musi yang serupa dengan bus Trans Jakarta di Jakarta. Hal ini akan terus dilakukan secara bertahap di bagian
Kota lainnya dengan tujuan untuk mengurangi jumlah kendaraan umum di
Palembang yang semakin banyak dan tidak terkendali jumlahnya serta mengurangi kemacetan karena kendaraan ini memiliki jalur laju khusus yang terpisah dari kendaraan lainnya. Sejak Desember 2015,
Palembang sedang membangun kereta api ringan dari Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II ke Jakabaring sebagai persiapan menyambut Asian Games 2018.
Palembang memiliki sebuah Bandar Udara Internasional yaitu Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II). Bandara ini terletak di barat laut
Palembang, melayani baik penerbangan domestik maupun internasional. Bandara ini juga menjadi embarkasi haji bagi warga Sumatera Selatan. Penerbangan domestik melayani jalur
Palembang ke Jakarta, Bandung, Batam, Pangkal Pinang dan
Kota-
Kota lainnya, sedangkan penerbangan internasional melayani Singapura, Kuala Lumpur, Malaka, Hongkong, China dan Thailand.
Palembang juga memiliki tiga pelabuhan utama yaitu Boom Baru, Pelabuhan 36 Ilir dan Pelabuhan Tanjung Api Api. Ketiga pelabuhan ini melayani pengangkutan penumpang menggunakan ferry ke Muntok (Bangka) dan Batam. Saat ini sedang dibangun pelabuhan Tanjung Api Api yang melayani pengangkutan penumpang dan barang masuk serta keluar Sumatera Selatan. Selain itu
Palembang juga memiliki Stasiun Kertapati yang terletak di tepi sungai Ogan, Kertapati. Stasiun ini menghubungkan wilayah
Palembang dengan Bandar Lampung, Tanjung Enim, Lahat, dan Lubuklinggau
Sebagai
Kota metropolitan di Indonesia, Pemerintah
Kota Palembang juga bekerjasama dengan
Kota-
Kota lainnya di dunia sehingga terjalinnya hubungan budaya dan kontak sosial antarpenduduk. Berikut ini
Kota-
Kota kembar yang menjalin kerjasama dengan
Palembang.
Oblast Moskwa, Rusia
Neiva, Kolombia
Venesia, Italia
Lihat pula
Bahasa Melayu
Palembang
Daftar Tokoh Kelahiran
Palembang
Sungai Musi
Benteng Kuto Besak
Kedatuan Sriwijaya
Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II
Stadion Gelora Sriwijaya
Sriwijaya FC
Sultan Mahmud Badaruddin II
Referensi
Pranala luar
(Indonesia) Situs web resmi
(Indonesia) Situs Kodam II Sriwijaya
(Indonesia) Situs Sultan
Palembang Diarsipkan 2021-04-16 di Wayback Machine.
(Indonesia) Situs Kantor Berita Indonesia ANTARA Sumatera Selatan
(Indonesia) Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Sumatera Selatan Diarsipkan 2019-03-07 di Wayback Machine.