Kota Tarakan adalah sebuah
Kota di provinsi Kalimantan Utara, Indonesia dan juga merupakan
Kota terbesar di Kalimantan Utara. Pada pertengahan tahun 2023, jumlah penduduk
Kota Tarakan sebanyak 246.734 jiwa.
Tarakan atau juga dikenal sebagai Bumi Paguntaka, berada pada sebuah pulau kecil. Semboyan dari
Kota Tarakan adalah
Tarakan Kota "BAIS" (Bersih, Aman, Indah, Sehat dan Sejahtera).
Geografi
Kota Tarakan, yang secara geografis terletak pada 3°14'23"–3°26'37" Lintang Utara dan 117°30'50"–117°40'12" Bujur Timur, terdiri dari dua pulau, yaitu Pulau
Tarakan, dan Pulau Sadau, serta perairan di sekitarnya dengan luas wilayah mencapai 65.733 Ha.
= Batas Wilayah
=
= Iklim
=
Kota Tarakan beriklim tropis dengan suhu udara minimum 24,1 °C dan maksimum 31,1 °C, kondisi ini membuat
Kota Tarakan memiliki Kelembapan rata-rata ±84%. Curah hujan dalam 5 tahun terakhir rata-rata sekitar 308,2 mm/bulan dan penyinaran rata-rata 49,82%, telah memberikan julukan tersendiri bagi pulau ini sebagai daerah yang tak kenal musim.
Sejarah
Tarakan menurut cerita rakyat berasal dari bahasa Tidung “Tarak” (bertemu) dan “Ngakan” (makan) yang secara harfiah dapat diartikan “Tempat para nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Selain itu
Tarakan juga merupakan tempat pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap dan Malinau.
= Era Kerajaan Tidung
=
Kerajaan Tidung atau dikenal pula dengan nama Kerajaan
Tarakan (Kalkan/Kalka) adalah kerajaan yang memerintah Suku Tidung di Kalimantan Utara, yang berkedudukan di Pulau
Tarakan dan berakhir di Salimbatu. Sebelumnya terdapat dua kerajaan di kawasan ini, selain Kerajaan Tidung, terdapat pula Kesultanan Bulungan yang berkedudukan di Tanjung Palas. Berdasarkan silsilah (genealogi) yang ada bahwa dipesisir timur Pulau
Tarakan yaitu di kawasan Dusun Binalatung sudah ada Kerajaan Tidung Kuno (The Ancient Kingdom of Tidung), kira-kira pada tahun 1076-1156, kemudian berpindah ke pesisir selatan Pulau
Tarakan di kawasan Tanjung Batu pada tahun 1156-1216, lalu bergeser lagi ke wilayah barat yaitu ke kawasan Sungai Bidang kira-kira pada tahun 1216-1394, setelah itu berpindah lagi, yang relatif jauh dari Pulau
Tarakan ke daerah Pimping bagian barat dan kawasan Tanah Kuning, sekitar tahun 1394-1557, di bawah pengaruh Kesultanan Sulu.
Dari riwayat-riwayat yang terdapat di kalangan suku Tidung tentang kerajaan yang pernah ada dan dapat dikatakan yang paling tua di antara riwayat lainnya yaitu dari Menjelutung di Sungai Sesayap dengan rajanya yang terakhir bernama Benayuk. Berakhirnya zaman Kerajaan Menjelutung karena ditimpa malapetaka berupa hujan ribut dan angin topan yang sangat dahsyat sehingga mengakibatkan perkampungan di situ runtuh dan tenggelam ke dalam air (sungai) berikut warganya. Peristiwa tersebut di kalangan suku Tidung disebut Gasab yang kemudian menimbulkan berbagai mitos tentang Benayuk dari Menjelutung.
Dari beberapa sumber didapatkan riwayat tentang masa pemerintahan Benayuk yang berlangsung sekitar 35 musim. Perhitungan musim tersebut adalah berdasarkan hitungan hari bulan (purnama) yang dalam semusim terdapat 12 purnama. Dari itu maka hitungan musim dapat disamakan lebih kurang dengan tahun Hijriah. Apabila dirangkaikan dengan riwayat tentang beberapa tokoh pemimpin (Raja) yang dapat diketahui lama masa pemerintahan dan keterkaitannya dengan Benayuk, maka diperkirakan tragedi di Menjelutung tersebut terjadi pada sekitaran awal abad XI.
Kelompok-kelompok Suku Tidung pada zaman Kerajaan Menjelutung belumlah seperti apa yang terdapat sekarang ini, sebagaimana diketahui bahwa di kalangan Suku Tidung yang ada di Kalimantan Timur dan Utara sekarang terdapat 4 (empat) kelompok dialek bahasa Tidung, yaitu:
Dialek bahas Tidung Malinau
Dialek bahasa Tidung Sembakung.
Dialek bahas Tidung Sesayap.
Dialek bahas Tidung
Tarakan yang biasa pula disebut Tidung Tengara yang kebanyakan bermukim di daerah air asin.
Dari adanya beberapa dialek Bahasa Tidung yang merupakan kelompok komunitas berikut lingkungan sosial budayanya masing-masing, maka tentulah dari kelompok-kelompok dimaksud memiliki pemimpin masing-masing. Sebagaimana diriwayatkan kemudian bahwa setelah Kerajaan Benayuk di Menjelutung runtuh maka anak keturunan beserta warga yang selamat berpindah dan menyebar kemudian membangun pemukiman baru. Salah seorang dari keturunan Benayuk yang bernama Kayam selaku pemimpin dari pemukiman di Linuang Kayam (Kampung si Kayam) yang merupakan cikal bakal dari pemimpin (raja-raja) di Pulau Mandul, Sembakung dan Lumbis.
Berikut adalah raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Tidung:
Benayuk dari sungai Sesayap, Menjelutung (Masa Pemerintahan ± 35 Musim)
Yamus (Si Amus) (Masa Pemerintahan ± 44 Musim)
Ibugang (Aki Bugang)
Itara (Lebih kurang 29 Musim)
Ikurung (Lebih kurang 25 Musim)
Ikarang (Lebih kurang 35 Musim), di Tanjung Batu (
Tarakan).
Karangan (Lebih kurang Musim)
Ibidang (Lebih kurang Musim)
Bengawan (Lebih kurang 44 Musim)
Itambu (Lebih kurang 20 Musim)
Aji Beruwing Sakti (Lebih kurang 30 Musim)
Aji Surya Sakti (Lebih kurang 30 Musim)
Aji Pengiran Kungun (Lebih kurang 25 Musim)
Pengiran Tempuad (Lebih kurang 34 Musim)
Aji Iram Sakti (Lebih kurang 25 Musim) di Pimping, Bulungan
Aji Baran Sakti (Lebih kurang 20 Musim).
Datoe Mancang (Lebih kurang 49 Musim)
Abang Lemanak (Lebih kurang 20 Musim), di Baratan, Bulungan
Ikenawai bergelar Ratu Ulam Sari (Lebih kurang 15 Musim)
= Era Dinasti Tengara
=
Dinasti Tengara bermulai pada tahun 1557-1916 Masehi, dinasti ini pertama kali dipimpin oleh Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet pada tahun 1557 Masehi dan berakhir pada saat dipimpin oleh Datoe Adil pada tahun 1916, Dinasti Tengara berlokasi di kawasan Pamusian,
Tarakan Tengah
Berikut adalah raja-raja yang pernah berkuasa pada masa Dinasti Tengara:
Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet (1557-1571)
Amiril Pengiran Dipati I (1571-1613)
Amiril Pengiran Singa Laoet (1613-1650)
Amiril Pengiran Maharajalila I (1650-1695)
Amiril Pengiran Maharajalila II (1695-1731)
Amiril Pengiran Dipati II (1731-1765)
Amiril Pengiran Maharajadinda (1765-1782)
Amiril Pengiran Maharajalila III (1782-1817)
Amiril Tadjoeddin (1817-1844)
Amiril Pengiran Djamaloel Kiram (1844-1867)
Ratoe Intan Doera/Datoe Maoelana (1867-1896), Datoe Jaring gelar Datoe Maoelana adalah putera Sultan Bulungan Muhammad Kaharuddin (II)
Datoe Adil (1896-1916)
= Era Hindia Belanda
=
Ketenangan masyarakat setempat agak terganggu ketika pada tahun 1896, sebuah perusahaan perminyakan Belanda, BPM (Bataavishe Petroleum Maatchapij) menemukan adanya sumber minyak di pulau ini. Banyak tenaga kerja didatangkan terutama dari pulau jawa seiring dengan meningkatnya kegiatan pengeboran. Mengingat fungsi dan perkembangan wilayah ini, pada tahun 1923 Pemerintah Hindia Belanda merasa perlu untuk menempatkan seorang Asisten Residen di pulau ini yang membawahi 5 (lima) wilayah, yakni: Tanjung Selor,
Tarakan, Malinau, Apau Kayan, dan Berau. Namun pada masa pasca-kemerdekaan, Pemerintah RI merasa perlu untuk mengubah status kewedanan
Tarakan menjadi Kecamatan
Tarakan sesuai dengan Keppres RI No. 22 Tahun 1963.
= Era Pendudukan Jepang
=
Pada saat pendaratan Sekutu, angkatan Jepang di
Tarakan berjumlah 2.200 orang yang didatangkan dari Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Satuan terbesar adalah Batalion Infantri Independen ke-455 yang berkekuatan 740 orang yang dikomandoi oleh Mayor Tadai Tokoi. 150 pasukan pendukung AD juga ada di
Tarakan. Sumbangan AL kepada garnisun
Tarakan tersusun atas 980 pelaut yang dikomandoi oleh Komandan Kaoru Kaharu. Satuan laut utama adalah Angkatan Garnisun Laut ke-2 yang berkekuatan 600 orang. Satuan laut ini dilatih bertempur sebagai infantri dan mengoperasikan beberapa senapan pertahanan pesisir. 350 pekerja minyak sipil Jepang juga diharapkan bertempur pada saat serangan Sekutu. Angkatan Jepang termasuk sekitar 50 orang Indonesia yang berdinas di satuan pengawal pusat. Mayor Tokoi mengarahkan keseluruhan pertahanan
Tarakan, meskipun hubungan antara AL dan AD buruk.
Angkatan Jepang dipusatkan di sekitar Lingkas, pelabuhan utama
Tarakan dan tempat satu-satunya pantai yang cocok untuk pendaratan pasukan. Pembela itu telah menghabiskan waktu beberapa bulan sebelum serangan yang menyusun posisi bertahan dan menanam ranjau. Pertahanan yang diatur itu banyak dipakai selama pertempuran, dengan taktik Jepang yang difokuskan pada posisi bertahan pra-persiapan yang kuat. Jepang tak melakukan kontra-serangan besar apapun, dan kebanyakan gerakan menyerang terbatas pada beberapa pihak penyerang yang mencoba menyelusup garis Australia.
Mendapatkan ladang minyak
Tarakan adalah satu tujuan awal Jepang selama Perang Pasifik. Jepang menyerang
Tarakan pada tanggal 11 Januari 1942 dan mengalahkan garnisun Belanda yang kecil dalam pertempuran yang berlangsung selama 2 hari di mana separuh pasukan Belanda gugur. Saat ladang minyak
Tarakan berhasil disabotase oleh Belanda sebelum penyerahannya, Jepang bisa dengan cepat memperbaikinya agar bisa menghasilkan lagi dan 350.000 barel diproduksi tiap bulan dari awal tahun 1944.
Menyusul penyerahan Belanda, 5.000 penduduk
Tarakan amatIah menderita akibat kebijakan pendudukan Jepang. Banyaknya pasukan Jepang yang ditempatkan di pulau ini mengakibatkan penyunatan bahan makanan dan sebagai akibatnya banyak orang
Tarakan yang kurang gizi. Selama pendudukan itu, Jepang membawa sekitar 600 buruh ke
Tarakan dari Jawa. Jepang juga memaksa sekitar 300 wanita Jawa untuk bekerja sebagai "jugun ianfu" (wanita penghibur) di
Tarakan setelah membujuk mereka dengan janji palsu mendapatkan kerja sebagai juru tulis maupun membuat pakaian.
Arti penting
Tarakan bagi Jepang makin menguap dengan gerak maju cepat angkatan Sekutu ke daerah itu. Tanker minyak Jepang yang terakhir meninggalkan
Tarakan pada bulan Juli 1944, dan serangan udara Sekutu yang hebat pada tahun-tahun itu menghancurkan produksi minyak dan fasilitas penyimpanan di pulau itu. Serangan ini juga membunuh beberapa ratus penduduk sipil Indonesia. Sejalan dengan kepentingannya yang makin menurun, garnisun Jepang di
Tarakan berkurang pada awal 1945 saat salah satu dari 2 batalion infantri yang ditempatkan di pulau itu (Batalion Infantri Independen ke-454) ditarik ke Balikpapan. Batalion ini dihancurkan oleh Divisi ke-7 Australia pada bulan Juli selama Pertempuran Balikpapan.
= Era Kemerdekaan
=
Letak dan posisi yang strategis telah mampu menjadikan kecamatan
Tarakan sebagai salah satu sentra industri di wilayah Provinsi Kalimantan Timur bagian utara sehingga pemerintah perlu untuk meningkatkan statusnya menjadi
Kota Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1981.
Status
Kota Administratif kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya berdasarkan Undang-undang RI No. 29 Tahun 1997 yang peresmiannya dilakukan langsung oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus menandai tanggal tersebut sebagai Hari Jadi
Kota Tarakan.
Sejak tahun 2012,
Kota Tarakan merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Utara, seiring dengan pemekaran provinsi baru tersebut dari Provinsi Kalimantan Timur.
Pemerintahan
= Daftar Wali Kota
=
Berikut adalah daftar Wali
Kota Tarakan secara definitif dari masa ke masa sejak tahun 1999.
= Dewan Perwakilan
=
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD
Tarakan dalam 3 periode terakhir.
= Kecamatan
=
Kota Tarakan terdiri dari 4 kecamatan dan 20 kelurahan. Pada tahun 2020, jumlah penduduknya mencapai 242.786 jiwa dengan luas wilayah 677,53 km² dan sebaran penduduk 358 jiwa/km².
Daftar kecamatan dan kelurahan di
Kota Tarakan, adalah sebagai berikut:
Demografi
= Penduduk
=
Berikut adalah pertumbuhan penduduk
Kota Tarakan dari tahun 1980:
Berdasarkan data yang ada pada hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk
Kota Tarakan mencapai 193.069 jiwa, terdiri dari laki-laki = 101.464 jiwa dan perempuan = 91.605 jiwa. Penduduk
Tarakan berdasarkan wilayah:
Jumlah penduduk di Kecamatan
Tarakan Barat adalah 67.780 jiwa, berikut adalah data dari setiap kelurahan:
Jumlah penduduk di Kecamatan
Tarakan Tengah adalah 60.397 jiwa, berikut adalah data dari setiap kelurahan:
Jumlah penduduk di Kecamatan
Tarakan Timur adalah 42.909 jiwa, berikut adalah data dari setiap kelurahan:
Jumlah penduduk di Kecamatan
Tarakan Utara adalah 21.983 jiwa, berikut adalah data dari setiap kelurahan:
= Agama
=
Kota Tarakan yang didiami oleh suku asli yaitu, Tidung dalam perkembangannya sebagaimana daerah lain dihuni pula oleh suku-suku lain seperti: Dayak, Bulungan, Makassar, Banjar, Jawa, Tionghoa, Bugis, Melayu, Bali, Madura, Moro, Suluk, Toraja, Buton, Manado, Maranao, Mandar dan lain-lain. Pemeluk agama terbesar adalah Islam disamping Kristen Protestan, Budha, Katolik dan Hindu.
Berikut jumlah Penduduk Menurut Agama/Kepercayaan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2010 dan 2020:
Di bidang kesenian, Bumi Paguntaka ini terkenal akan Tari Jepen yang merupakan tari asli daerah ini, selain Hadrah dan tari-tari tradisional yang berasal dari berbagai daerah. Sementara di dunia musik, perkembangan musik tradisional dan modern juga menunjukkan kemajuan yang berarti.
Pendidikan
Beberapa perguruan tinggi yang ada di
Tarakan:
Akademi Bahasa Asing Permata Hati
Akademi Farmasi Kaltara
Akademi Keperawatan Kaltara
Tarakan
Politeknik Bisnis Kaltara
Universitas Borneo
Tarakan
Universitas Muhammadiyah
Tarakan
Universitas Terbuka
STMIK PPKIA
Tarakan
STIE Bulungan
Tarakan
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiah Ibnu Khaldun
Berikut adalah data tentang pendidikan di
Kota Tarakan
Taman Kanak-Kanak = 27 sekolah
Sekolah Dasar = 65 sekolah (21.078 siswa)
Sekolah Menengah Pertama = 21 sekolah (2.596 siswa)
Sekolah Menengah Atas = 12 sekolah (1.617 siswa)
Sekolah Menengah Kejuruan = 7 sekolah (2.025 siswa)
Perguruan Tinggi = 7 perguruan tinggi
Kesehatan
Berikut ini adalah daftar rumah sakit di
Kota Tarakan, Kalimantan Utara yang sudah terdaftar di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia:
Transportasi
= Darat
=
Di
Tarakan ada Taxi Bandara dan Angkutan
Kota atau Angkot untuk transportasi darat, Bus hanya digunakan untuk karyawan industri di daerah Juwata Laut. Rencananya akan di bangun jembatan penghubung antara
Kota Tarakan dengan Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan. Panjang jembatan yang akan dibangun ini adalah 5 km dan akan melewati Pulau Sadau di tengahnya.
= Laut
=
Tarakan menyediakan pelayanan transportasi laut dengan tujuan wilayah lain di Kalimantan Utara dan Tawau, Sabah, Malaysia. Pelabuhan di
Tarakan juga melayani transportasi laut ke Jawa dan Sulawesi. Di
Kota Tarakan terdapat 4 pelabuhan utama antara lain Pelabuhan Tengkayu I, Pelabuhan Tengkayu II, Pelabuhan Malundung dan Pelabuhan Ferry Juaata Laut. Pelabuhan Tengkayu I dimanfaatkan sebagai pelabuhan untuk Speed Boat ke wilayah lain di Kalimantan Utara jaraknya dari pusat
Kota sekitar 1 km, Pelabuhan Tengkayu II digunakan sebagai pelabuhan bongkar muat barang jarak dari pusat
Kota hanya 500 m, Pelabuhan Malundung digunakan sebagai pelabuhan untuk kapal besar tujuan Jawa, Sulawesi dan Malaysia jaraknya dari pusat
Kota 1,5 km, serta Pelabuhan Juwata Laut yang baru saja dibangun digunakan sebagai pelabuhan Ferry jaraknya dari pusat
Kota adalah 10 km.
= Udara
=
Transportasi udara di
Kota Tarakan melalui Bandar Udara Internasional Juwata, yang melayani penerbangan dari maskapai penerbangan Domestik maupun International.
Rute Domestik meliputi antara lain dari
Tarakan langsung menuju
Kota: Balikpapan, Surabaya, Jakarta, Tanjung Selor, Nunukan, Berau, Malinau, Long Bawan, Long Apung.
Maskapai penerbangan yang melayani antara lain: Lion Air, Batik Air, Super Air Jet, dan MAF.
Pariwisata
= Objek Wisata
=
Berikut adalah wisata-wisata yang dapat ditemukan di
Tarakan:
Pesta Rakyat Iraw Tengkayu, merupakan peristiwa bersejarah bagi masyarakat bumi paguntaka biasa diperingati setiap 2 tahun sekali
Pantai Amal, terdiri dari 2 buah pantai, yaitu pantai amal baru dan pantai amal lama, pantai ini terletak di Kelurahan Pantai Amal, Kecamatan
Tarakan Timur. Pemandangan di pantai amal sangat indah karena memiliki banyak pohon kelapa dan airnya yang berwarna biru
Grand
Tarakan Mall adalah pusat perbelanjaan modern terbesar di Kalimantan Utara
Gusher Plaza, terletak disamping Hutan Mangrove, di dalam Gusher Plaza terdapat Ramayana Department Store, Robinson Supermarket, KFC, EMI dan sebagainya. Kebanyakan merupakan Ruko (rumah toko) yang sebagian besar bergerak di bidang usaha retail alat rumah tangga, handphone, pakaian dan lain-lain.
THM Plaza, berada di depan Grand
Tarakan Mall, terdapat banyak kios, salah satunya KFC, toko buku Karisma.
Museum Rumah Bundar, merupakan museum dengan bentuk atap bundar atau setengah lingkaran, museum ini berisi peninggalan sejarah milik Belanda dan Jepang
Baloy Adat Tidung, adalah museum peninggalan sejarah kerajaan Tidung
Taman berkampung, adalah taman tempat berkumpul & bermain keluarga
Hutan Mangrove, merupakan habitat alami dari fauna asli
Tarakan, yakni Bekantan
Islamic Center Baitul Izzah, Kampung Empat,
Tarakan Timur adalah masjid terbesar di Kalimantan Utara. Islamic Center ini terletak sekitar 5 km dari pusat
Kota.
Bais Hills Pantai Amal, terdapat kolam renang umum dan restaurant.
Penangkaran Buaya Juwata, berada di Kelurahan Karang Harapan,
Tarakan Barat. Objek ini adalah salah satu objek wisata unggulan di
Kota Tarakan dan memiliki koleksi buaya dari beberapa wilayah di Kalimantan. Dengan luas sekitar 5 hektare, kegiatan penangkaran buaya telah dimulai sejak 1991. Ada tiga jenis buaya ditangkarkan di sini. Mereka adalah Buaya Muara (crocodylus porosus), Buaya Supit (tamistoma scheillius), dan Buaya Air Tawar (crocodylus siamlisus)
Tarakan Expo, diadakan setiap ulang tahun
Kota Tarakan mulai tanggal 15 Desember sampai Tahun Baru
Wana Wisata Persemaian, sebuah Wana Wisata yang jaraknya kurang lebih 30 menit dari pusat
Kota ini merupakan sebuah tempat persemaian beberapa tumbuhan. Wana Wisata ini di miliki oleh badan Inhutani
Kota Tarakan. Tak hanya pepohonan atau tumbuhan saja yang dapat anda lihat disana, tetapi juga dapat ditemukan beberapa fauna yang hidup bebas ditempat tersebut. Wana Wisata ini terletak di Kelurahan Karang Harapan,
Tarakan Barat. Banyak yang berkunjung sebagai sarana piknik keluarga di samping itu tersedia juga sarana latihan Golf bagi pemula Update 2012: Wahana wisata ini kurang terawat dan sering dijadikan sebagai lokasi Bumi perkemahan Pramuka.
Taman Kebun Anggrek, merupakan tempat atau lokasi penangkaran serta pembudidayaan Anggrek di
Tarakan
Taman Oval Ladang
Taman Oval Markoni
Taman Oval Malundun
Taman Monumen Penghargaan
Kota Tarakan di Bandara Juwata
Bungker Peninggalan Jepang di Bandara Juwata
Makam Tentara Jepang
Tugu Makam Tentara Australia
Air Terjun Karungan
Pulau Sadau
Taman Rekreasi Air 3R
Taman Berlabuh (Malundung)
Roemah Boendar
Museum Perang Dunia II
Tarakan
Museum Flora dan Fauna
Tarakan
Kota Tarakan memiliki beberapa
Kota kembar, yaitu:
Dili, Timor Leste
Hong Kong, Republik Rakyat Tiongkok
Kota Kinabalu, Malaysia
Tawau, Malaysia
Lihat pula
Pulau
Tarakan
Pertempuran
Tarakan (1942)
Pertempuran
Tarakan (1945)
Kerusuhan
Tarakan 2010
Universitas Borneo
Tarakan
Galeri
Referensi