Kota Waikabubak adalah sebuah kecamatan di Kabupaten
Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kecamatan
Kota Waikabubak berkedudukan sebagai ibukota Kabupaten
Sumba Barat. Kecamatan
Kota Waikabubak merupakan ibu
Kota terbesar kedua di Pulau
Sumba setelah
Kota Waingapu, ibukota dari Kabupaten
Sumba Timur. Waikabukak memiliki luas wilayah sekitar 63,87 km², dengan jumlah penduduk ditahun 2020 sebanyak 35.604 jiwa.
Geografi
= Batas wilayah
=
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Pemerintahan
= Pembagian Desa/kelurahan
=
Demografi
Penduduk asli yang mendiami kabupaten
Sumba Barat umumnya adalah suku
Sumba , demikian juga yang ada di
Kota Waikabubak. Masyarakat
Sumba memiliki beragam tradisi yang secara turun-temurun telah diwariskan kepada generasi penerusnya. Tradisi-tradisi tersebut menjadi magnet tersendiri bagi
Sumba sehingga mampu mengundang banyak turis baik lokal maupun manca negara untuk datang berkunjung ke pulau
Sumba dan juga kabupaten
Sumba Barat. Salah satu tradisi yang menarik ialah "Belis".
Tradisi Belis merupakan tradisi penyerahan mas kawin oleh pihak pria kepada pihak wanita dalam pernikahan masyarakat
Sumba. Penyerahan mas kawin tersebut dapat berupa hewan ternak seperti babi, kuda, dan juga kerbau. Selain itu, penyerahan belis juga dapat berupa Mamuli (sebuah simbol reproduksi wanita dalam identitas kebudayaan lokal), hingga Kain
Sumba. Banyaknya belis tergantung pada kesepakatan dan status sosial daripada calon pengantin perempuan. Jika yang akan dinikahi adalah wanita dengan status sosial tinggi, maka hewan yang diberikan mencapai puluhan ekor. Untuk rakyat biasa pada umumnya akan menyerahkan sekitar 5-15 ekor. Dan untuk Ata (golongan atau lapisan terendah dalam stratifikasi masyarakat
Sumba), akan dibayar oleh Maramba (tuan atau bangsawan) setempat.
Dalam hal keagamaan, mayoritas penduduk
Kota Waikabukak memeluk agama Kekristenan yakni 84,56%, dimana Protestan dan Katolik. Tradisi kepercayaan leluhur yakni Marapu, masih dipraktikkan oleh sebahahagian masyarakat
Sumba, yang sudah menjadi bagian dari tradisi atau kepercayaan warga setempat. Kemudian, pemeluk agama Islam sekitar 14,62%, dan selebihnya memeluk agama Hindu 0,77% dan Budha 0,05%.
Pariwisata
= Pasar Wai Liang
=
Pasar Wai Liang merupakan menjual barang untuk oleh-oleh khas
Sumba berupa gelang, kalung, bahan tenun, madu lebah putih, madu tawon sumbawa, hingga pakaian daerah
Sumba. Kain tenun dijual dengan kisaran harga Rp250 ribu hingga Rp10 juta. Sementara syal tenun dapat diperoleh dengan harga Rp50 ribu. Jika ingin membeli madu, wisatawan harus menyediakan uang senilai Rp60ribu hingga Rp100ribu untuk mendapat minuman tersebut.
= Lapangan Waikabubak
=
Lapangan ini terletak tepat di tengah-tengah
Kota, dan bentuknya menyerupai alun-alun seperti umum ditemui di
Kota-
Kota pada Pulau Jawa. Berbagai macam kuliner dijual di lapangan Waikabubak. Namun, tak ada makanan khas yang dijual, karena mayoritas pedagang di sini berasal dari luar
Sumba Barat. Setelah makan, wisatawan juga dapat mengambil foto di sekitar Lapangan Waikabubak dengan latar belakang tulisan 'Waikabubak' dan tugu patung pendekar menaiki kuda di perempatan jalan.
Referensi
Pranala luar
(Indonesia) Badan Pusat Statistik Kabupaten
Sumba Barat
(Indonesia) Situs Resmi Pemerintah Kabupaten
Sumba Barat