Lima Hari di Milan adalah suatu peristiwa yang terjadi semasa Revolusi tahun 1848 dan merupakan awal mula Perang Kemerdekaan Italia Pertama. Pada 18 Maret, pemberontakan meletus
di kota
Milan dan dalam waktu
Lima Hari rakyat
Milan berhasil mengusir pasukan Austria yang dipimpin oleh Marsekal Radetzky.
Pertempuran
Pada tahun 1848, pemberontakan anti-Austria dimulai pada awal bulan Januari. Pada
Hari Tahun Baru
di Milan, pemberontak memboikot perjudian dan produk tembakau dari Austria yang telah dimonopoli oleh Austria dan menghasilkan lebih dari 5 juta lire setahun. Rainer Joseph dari Austria sebagai raja muda Lombardia-Venesia membalas dengan mengirim polisi yang bercerutu untuk menimbulkan kemarahan.
Kampanye boikot ini pada akhirnya memicu pertempuran berdarah
di jalan pada bulan Januari. Tentara Austria dalam kelompok 3 orang dihina dan dilempari batu oleh massa yang marah. Tentara Austria kemudian berkumpul dan membentuk kelompok yang terdiri dari 12 orang, dan melancarkan serangan dengan menggunakan pedang dan bayonet, sehingga menewaskan 5 orang dan melukai 59 orang lainnya.
Josef Radetzky memutuskan untuk membatasi pergerakan pasukan Austria
di barak mereka selama
Lima Hari. Kerusuhan kemudian berakhir, tetapi dua bulan kemudian kabar pemberontakan
di Wina dan jatuhnya Klemens von Metternich telah tersebar ke kota
Milan, sehingga para pemberontak dari
Milan memanfaatkan kesempatan ini pada 18 Maret.
Sejarah
Hampir bersamaan dengan pemberontakan rakyat pada tahun 1848
di Kerajaan Lombardia-Venesia, pada 18 Maret 1848 kota
Milan juga memberontak. Peristiwa ini merupakan bukti pertama bagaimana inisiatif rakyat (yang dipandu oleh pergerakan Risorgimento) dapat mempengaruhi Raja Carlo Alberto dari Sardinia.
Garnisun Austria
di Milan memiliki persenjataan yang lengkap dan dipimpin oleh seorang jenderal yang berpengalaman, Josef Radetzky von Radetz. Ia masih bertenaga dan tegar meskipun sudah berusia lebih dari 80 tahun. Radetzky tidak berniat untuk tunduk kepada para pemberontak.
Namun, pemberontakan dilancarkan
di jalanan dengan didirikannya barikade. Para pemberontak menembak pasukan Austria dari jendela dan atap, dan mereka juga mengajak penduduk desa untuk memberontak. Para pemberontak juga didukung oleh uskup agung dan paling tidak 100 pendeta. Patung Paus Pius IX bahkan juga diangkat
di barikade. Para pemberontak lalu membentuk pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Podestà Gabrio Casati dan dewan perang yang dipimpin oleh Carlo Cattaneo. Martinitt (rumah kanak-kanak anak yatim) berfungsi sebagai pengirim pesan ke seluruh bagian kota.
Radetzky menyadari sulitnya memadamkan pemberontakan
di pusat kota, tetapi manakala ia takut diserang oleh tentara Piemonte dan petani dari pedesaan, ia memilih untuk mundur. Pada sore 22 Maret 1848, Austria mundur ke "Quadrilatero" (zona perbentengan yang terdiri dari empat kota, yaitu Verona, Legnago, Mantua dan Peschiera del Garda), sembari membawa beberapa tawanan yang ditangkap pada permulaan pemberontakan.
Untuk mengenang
Lima Hari ini, surat kabar resmi pemerintahan sementara
di Milan disebut Il 22 Marzo (22 Maret) yang mulai terbit pada tanggal 26 Maret
di Palazzo Marino dengan arahan dari Carlo Tenca. Monumen karya pemahat Giuseppe Grandi yang mengenang peristiwa pemberontakan ini juga didirikan
di kawasan yang kini disebut Porta Vittoria.
Referensi