Hasil Pencarian:
- Wangsa Medici
- Emílio Garrastazú Médici
- Vila Medici
- Giuliano de' Medici, Adipati Nemours
- Villa Medici
- Alessandro de' Medici, Adipati Firenze
- Maria de' Medici
- Eleanor medici
- Margherita de' Medici
- Francesco Armellini Pantalassi de' Medici
- Michelangelo Buonarroti
- Paus Leo XI
- Renaisans
- Lorenzo de' Medici
- Catherine de' Medici
- Francesco I de' Medici
- Ippolito de' Medici
- Melati
- Ferdinando I de' Medici
- Ferdinando II de' Medici
Artikel: Wangsa Medici
Sejarah
Keluarga Medici berasal dari Mugello, daerah pertanian di sebelah utara Firenze, dan pertama kali tertera di dalam dokumen pada tahun 1230. Asal-usul nama keluarga ini tidak begitu jelas. Medici adalah bentuk jamak dari kata medico, artinya "tabib". Keluarga Medici naik status menjadi keluarga terpandang ketika mendirikan Bank Medici di Firenze pada tahun 1397.= Menuju tampuk kekuasaan
= Hampir sepanjang abad ke-13, kegiatan perbankan di Italia berpusat di kota Siena. Pada tahun 1298, keluarga Bonsignori, salah satu keluarga bankir terkemuka di Eropa, mengalami kebangkrutan, sehingga pusat kegiatan perbankan Italia pun bergeser dari Siena ke Firenze. Sampai abad ke-14, keluarga yang paling disegani di Firenze adalah keluarga Albizzi. Pada tahun 1293, Ordinansi-Ordinansi Keadilan diberlakukan, dan secara efektif menjadi undang-undang dasar negara Republik Firenze sepanjang era Renaisans Italia. Palazzo-palazzo mewah di Firenze akhirnya dikepung rumah-rumah bandar yang dibangun warga kaya dari kalangan saudagar. Saingan utama keluarga Albizzi adalah keluarga Medici, mula-mula ketika keluarga Medici dipimpin Giovanni di Bicci de' Medici, dan juga kemudian hari ketika keluarga Medici dipimpin Cosimo di Giovanni de' Medici (anak Giovanni) dan Lorenzo de' Medici (cicit Giovanni). Keluarga Medici mengelola Bank Medici, bank terbesar di Eropa kala itu, dan menjalankan sekian banyak perusahaan lain di Firenze maupun tempat-tempat lain. Pada tahun 1433, keluarga Albizzi berhasil membuat Cosimo dijatuhi pidana pengasingan. Meskipun demikian, pada tahun 1434, terbentuk Signoria (dewan pemerintah kota) yang pro-Medici, di bawah kepemimpinan Tommaso Soderini, Oddo Altoviti, dan Lucca Pitti, sehingga Cosimo leluasa untuk pulang ke Firenze. Keluarga Medici akhirnya menjadi keluarga paling terpandang di kota Firenze. Status ini mampu mereka pertahankan sampai tiga abad kemudian. Firenze tetap menjadi negara republik sampai tahun 1537, tahun yang turun-temurun dijadikan tarikh akhir kurun waktu Puncak Renaisans di Firenze, tetapi segenap aparatur pemerintahan negara Republik Firenze sudah berada di bawah kendali keluarga Medici dan sekutu-sekutunya, kecuali pada masa jeda sesudah tahun 1494 dan 1527. Cosimo dan Lorenzo jarang sekali memegang jabatan resmi di pemerintahan, tetapi tidak dapat disangkal bahwa merekalah penguasa Firenze yang sesungguhnya. Keluarga Medici menjalin kedekatan dengan banyak keluarga terpandang lewat ikatan perkawinan demi status, kemitraan, maupun pengaryaan. Jalinan kedekatan tersebut menjadi semacam jejaring sosial yang berpusat pada keluarga Medici. Di dalam jejaring ini, keluarga-keluarga tertentu hanya dapat memiliki akses sistematis menuju keluarga-keluarga elit selebihnya melalui keluarga Medici, mungkin mirip relasi perbankan. Keluarga-keluarga tersebut antara lain adalah keluarga Bardi, keluarga Altoviti, keluarga Ridolfi, keluarga Cavalcanti, dan keluarga Tornabuoni. Situasi semacam inilah yang diduga melejitkan status keluarga Medici. Anggota-anggota keluarga Medici mula-mula menjadi orang terpandang pada abad ke-14 di bidang usaha perdagangan wol, khususnya perdagangan wol dengan Prancis dan Spanyol. Meskipun sudah ada yang berkiprah di lembaga-lembaga pemerintah kota, pejabat-pejabat dari keluarga Medici belum semenanjak pejabat-pejabat dari keluarga Albizzi atau keluarga Strozzi. Salvestro de' Medici adalah juru bicara serikat usaha kain wol saat berkobarnya pemberontakan Ciompi tahun 1378–1382, dan Antonio de' Medici diasingkan dari Firenze pada tahun 1396. Keterlibatan beberapa anggota keluarga dalam upaya makar lain pada tahun 1400 mengakibatkan semua cabang keluarga Medici (kecuali dua cabang) dilarang berkiprah di gelanggang politik Firenze selama dua puluh tahun.= Abad ke-15
= Giovanni di Bicci de' Medici (ca. 1360–1429), anak Averardo de' Medici (1320–1363), melipatgandakan kekayaan keluarga Medici dengan mendirikan Bank Medici, dan menjadi salah seorang hartawan terkaya di kota Firenze. Meskipun tidak pernah memegang jabatan politik, Giovanni mampu menarik dukungan masyarakat bagi keluarga Medici lewat dukungannya terhadap pemberlakuan sistem perpajakan yang proporsional. Anak Giovanni, Cosimo Tua, yang digelari Pater Patriae (Bapa Tanah Air), mengambil alih kepemimpinan Firenze pada tahun 1434 selaku gran maestro (kepala negara tak resmi Republik Firenze). Hampir sepanjang abad ke-15, Firenze diperintah tiga orang kepala keluarga Medici dari tiga generasi berturut-turut, yakni Cosimo, Piero, dan Lorenzo. Mereka jelas-jelas mendominasi pemerintahan Firenze yang menerapkan sistem demokrasi perwakilan tanpa menghapus sistem tersebut. Ketiga-tiganya sangat mahir mengelola "kota yang susah diatur dan sangat mandiri" seperti Firenze. Ketika Lorenzo wafat pada tahun 1492, putranya, Piero, ternyata tidak mampu menanggulangi tantangan-tantangan yang timbul akibat invasi Prancis atas Italia pada tahun 1492, dan dalam dua tahun, Piero dan para pendukungnya diasingkan paksa dan diganti dengan pemerintahan yang berkedaulatan rakyat. Piero de' Medici (1416–1469), putra Cosimo, hanya berkuasa selama lima tahun (1464–1469). Ia dijuluki "Piero Pirai" karena mengidap pirai pada kaki yang menjadi sebab kematiannya. Tidak seperti ayahnya, Piero tidak begitu meminati karya-karya seni rupa. Piero lebih sering berbaring di rumah akibat penyakit yang dideritanya, sehingga tidak mampu berbuat banyak untuk meningkatkan kekuasaan keluarga Medici di Firenze selagi berstatus kepala pemerintahan. Oleh karena itu, kekuasaan keluarga Medici tidak mengalami perkembangan pemerintahan Firenze diambil alih generasi Medici berikutnya, yakni Lorenzo, anak Piero. Lorenzo de' Medici (1449–1492) yang digelari "Lorenzo Yang Hebat", lebih mampu memimpin dan mengatur pemerintahan kota, tetapi mengabaikan usaha perbankan keluarganya. Inilah pangkal kehacuran usaha perbankan keluarga Medici. Demi menjamin kelangsungan nama besar keluarga, Lorenzo merencanakan karier yang baik di masa depan bagi anak-anaknya. Ia membina dan mempersiapkan Piero II yang keras kepala untuk menggantikannya menjadi kepala pemerintahan; Giovanni (kemudian hari menjadi Paus Leo X) ia akrabkan dengan lingkungan Gereja sedari dini; dan bagi anak perempuannya, Maddalena, ia siapkan harta sesan dalam jumlah besar demi memfasilitasi terjalinnya perkawinan politik dengan salah seorang putra Paus Inosensius VIII guna mengukuhkan persekutuan keluarga Medici dengan keluarga Cybo dan keluarga Altoviti cabang Roma. Konspirasi Pazzi tahun 1478 merupakan upaya menggulingkan keluarga Medici dari tampuk kekuasaan dengan jalan membunuh Lorenzo dan adiknya, Giuliano, saat berlangsungnya ibadat hari raya Paskah. Upaya pembunuhan ini berakhir dengan tewasnya Giuliano, sementara Lorenzo hanya menderita luka-luka. Pihak-pihak yang terlibat dalam Konspirasi Pazzi adalah keluarga Pazzi dan keluarga Salviati, dua keluarga pengusaha perbankan tandingan yang berusaha mengakhiri sepak terjang keluarga Medici, sekaligus menyingkirkan Uskup Agung Pisa, rohaniwan yang memimpin ibadat Paskah, bahkan sampai taraf tertentu melengserkan Paus Sistus IV. Para konspirator mendekati Paus Sistus IV dengan harapan mendapatkan persetujuannya, karena Sri Paus adalah musuh bebuyutan keluarga Medici, tetapi Sri Paus tidak memberikan izin resmi apa pun. Meskipun menolak memberikan persetujuan, Sri Paus tetap saja membiarkan konspirasi berjalan tanpa berusaha mencegah, malah sesudah Lorenzo gagal dibunuh Sri Paus memberi dispensasi terhadap tindak kejahatan yang dilakukan saat ibadat berlangsung. Sesudah kejadian ini, Lorenzo mengadopsi Giulio de' Medici (1478–1535), anak haram adiknya, yang di kemudian hari menjadi Paus Klemens VII. Piero II, anak Lorenzo, menjadi kepala pemerintahan Firenze sepeninggal Lorenzo. Ulah Pierolah yang menyebabkan keluarga Medici terpaksa meninggalkan Firenze dari tahun 1494 sampai 1512. Keluarga Medici juga menuai keuntungan dari usaha tambang alum di Tolfa pada 1461. Alum sangat diperlukan sebagai bahan penguat warna dalam kegiatan pewarnaan bahan sandang tertentu, dan digunakan secara ekstensif di Firenze, kota tempat produksi tekstil menjadi industri pokok. Sebelum keluarga Medici merambah usaha pertambangan alum, satu-satunya eksportir alum adalah Turki. Para konsumen di Eropa terpaksa membeli alum dari bangsa Turki sampai ditemukannya cadangan alum dalam jumlah besar di Tolfa. Karena dianugerahi hak monopoli penambangan alum di Tolfa oleh Paus Pius II, keluarga Medici menjadi produsen utama alum di Eropa.= Abad ke-16
= Pengucilan keluarga Medici berlangsung sampai tahun 1512. Selepas tahun 1512, cabang "utama" keluarga Medici (nasab Cosimo Tua) kembali mengepalai pemerintahan Firenze sampai dengan terbunuhnya Alessandro de' Medici, Adipati Firenze yang pertama, pada tahun 1537. Jangka waktu yang panjang ini hanya mengalami dua kali jeda (tahun 1494–1512 dan 1527–1530), yakni ketika pemerintahan Firenze diambil alih kubu anti-Medici. Sesudah Adipati Alessandro tewas terbunuh, tampuk kekuasaan beralih kepada cabang "junior" keluarga Medici (nasab Lorenzo Tua, putra bungsu Giovanni di Bicci), mulai dari Cosimo Agung (canggah Lorenzo Tua). Cosimo Tua dan ayahnya merintis usaha keluarga Medici di bidang perbankan dan manufaktur, termasuk sebuah usaha waralaba. Pengaruh keluarga Medici kian membesar seiring patronasinya yang kian meluas di bidang pengentasan kemiskinan, seni rupa, dan budaya. Pengaruh keluarga Medici memuncak saat menguasai lembaga kepausan, dan terus berkembang berabad-abad lamanya seiring perjalanan sejarah Kadipaten Firenze dan Kadipaten Agung Toskana. Separuh atau mungkin saja lebih dari separuh warga Firenze mencari nafkah dengan bekerja sebagai karyawan keluarga Medici dengan sekian banyak perusahaannya. Para paus de' Medici Keluarga Medici menjadi pemimpin dunia Kristen lewat dua orang paus yang menjabat pada abad ke-16, yakni Paus Leo X dan Paus Klemens VII. Kedua-duanya juga merangkap jabatan penguasa politik de facto atas kota Roma, kota Firenze, dan sekumpulan daerah di Jazirah Italia yang disebut Negara Gereja. Kedua-duanya adalah patron yang dermawan di bidang seni rupa, karena berbagai mahakarya semisal Transfigurasi karya Raffaello dan Penghakiman Terakhir karya Michelangelo dibuat atas pesanan mereka. Meskipun demikian, masa jabatan mereka bertepatan dengan timbulnya berbagai rongrongan terhadap Vatikan, antara lain gerakan Reformasi Protestan yang dicetuskan Martin Luther dan peristiwa penjarahan kota Roma tahun 1527. Kebiasaan berhura-hura Paus Leo X mengakibatkan Vatikan mengalami kebangkrutan dan berutang dalam jumlah besar. Sejak Paus Leo X terpilih pada tahun 1513 sampai tutup usia pada tahun 1521, penyelenggaraan pemerintahan Firenze berturut-turut diawasi oleh Giuliano de' Medici, Adipati Nemours, Lorenzo de' Medici, Adipati Urbino, dan Giulio de' Medici yang kemudian hari menjadi Paus Klemens VII. Masa jabatan Paus Klemens VII yang penuh gejolak diwarnai berbagai krisis politik yang timbul susul-menyusul dengan cepat, banyak di antaranya adalah luapan dari krisis-krisis yang sudah muncul sejak lama, dan berbuntut pada aksi penjarahan kota Roma yang dilakukan pasukan Kaisar Romawi Suci pada tahun 1527 serta terangkatnya nama Salviati, Altoviti, dan Strozzi sebagai bankir-bankir utama Kuria Romawi. Sejak Paus Klemens VII terpilih pada tahun 1523 sampai dengan peristiwa penjarahan kota Roma, pemerintahan Firenze dikepalai Ippolito de' Medici (kemudian hari menjadi kardinal dan Wakil Kanselir Gereja Roma yang Kudus) dan Alessandro de' Medici (kemudian hari menjadi Adipati Firenze) yang dua-duanya masih terbilang remaja, bersama para wali mereka. Pada tahun 1530, sesudah menjalin persekutuan dengan Kaisar Karl V, Paus Klemens VII berhasil menjodohkan Margarita de Austria, putri kaisar, dengan Alessandro de' Medici, anak haram adiknya (menurut desas-desus, Alessandro adalah anak haram Sri Paus sendiri). Paus Klemens VII juga berhasil membujuk kaisar untuk mengangkat Alessandro menjadi Adipati Firenze. Inilah awal mula kedaulatan monarki keluarga Medici atas Firenze selama dua abad. Sesudah Alessandro ia dudukkan di atas singgasana kadipaten yang dikuasai keluarga Medici, Paus Klemens VII menikahkan Caterina de' Medici (anak perempuan saudara misannya) dengan Pangeran Henri, anak Raja Prancis, François I, musuh besar Kaisar Karl V. Dari perkawinan inilah darah keluarga Medici mengalir melalui anak-anak perempuan Caterina ke dalam urat nadi keluarga Kerajaan Spanyol (melalui Putri Élisabeth yang diperistri Raja Spanyol) dan keluarga Kadipaten Lotharingen (melalui Putri Claude yang diperistri Adipati Lotharingen). Sesudah lama sakit-sakitan, Paus Klemens VII tutup usia pada tahun 1534. Kematiannya mengakhiri stabilitas cabang utama keluarga Medici. Pada tahun 1535, Ippolito Cardinal de' Medici wafat tanpa sebab yang jelas. Pada tahun 1536, Alessandro de' Medici memperistri Margarita de Austria, putri Kaisar Karl V, tetapi meninggal dunia setahun kemudian karena dibunuh saudara misannya sendiri, Lorenzino de' Medici. Kematian Alessandro dan Ippolito membuka jalan bagi cabang "junior" keluarga Medici menuju tampuk kekuasaan di Firenze. Para adipati de' Medici Salah seorang sesepuh keluarga Medici yang menonjol pada abad ke-16 adalah Cosimo I. Meskipun mula-mula hanya tergolong orang kebanyakan di daerah Mugello, Cosimo akhirnya berhasil menjadi penguasa seluruh Toskana. Kendati dintentang Caterina de' Medici, Paus Paulus III, dan sekutu-sekutu mereka, Cosimo berulang kali maju bertempur demi menaklukkan Siena, saingan Firenze, dan mendirikan Kadipaten Agung Toskana. Cosimo membeli separuh wilayah Pulau Elba dari Republik Genova dan menjadikannya pangkalan angkatan laut Toskana. Ia mangkat pada tahun 1574, dan digantikan putra tertuanya yang masih hidup, Francesco. Sesudah Francesco mangkat tanpa meninggalkan keturunan laki-laki, adiknya, Ferdinando, naik takhta menggantikannya pada tahun 1587. Francesco memperistri Putri Johanna von Österreich, dan memperanakkan Eleonora de' Medici yang kemudian hari menjadi istri Adipati Mantua, dan Maria de' Medici yang kemudian hari menjadi Permaisuri Kerajaan Prancis dan Navara. Karena Marialah seluruh kepala monarki Prancis (kecuali trah Napoleon) termasuk dalam nasab Francesco. Ferdinando naikh takhta dengan semangat menggebu-gebu. Ia memerintahkan pengeringan daerah rawa-rawa di Toskana, membangun jaringan jalan raya di kawasan selatan Toskana, dan merintis kegiatan perdagangan di Livorno. Demi memperbesar industri sutra Toskana, ia memerintahkan penanaman pohon-pohon murbei di sepanjang tepi jalan raya (daun murbei adalah pakan ulat sutra). Di bidang urusan luar negeri, ia melepaskan negeri Toskana dari mandala keluasaan Wangsa Habsburg dengan mengawini Putri Christine de Lorraine, salah seorang cucu Caterina de' Medici, alih-alih mempersunting seorang putri Wangsa Habsburg seperti abangnya. Sebagai reaksi terhadap keputusan Ferdinando ini, Spanyol membangun benteng di kawasan milik Spanyol di Pulau Elba. Demi memperkukuh persekutuan dengan Prancis, ia mengawinkan kemenakannya, Maria de' Medici, dengan Pengeran Henri yang kemudian hari menjadi Raja Prancis. Henri secara terbuka menyatakan kesediaannya untuk membela Toskana dari agresi Spanyol, tetapi kemudian hari menarik kembali pernyataannya itu, sehingga Ferdinando terpaksa menikahkan ahli warisnya, Cosimo, dengan Putri Maria Magdalena von Österreich demi meredam angkara Spanyol (Margarete von Österreich, kakak Maria Magdalena, ketika itu adalah Permaisuri Kerajaan Spanyol). Ferdinando juga mensponsori ekspedisi Toskana ke Dunia Baru yang bertujuan mendirikan koloni Toskana, meskipun usaha ini pada akhirnya tidak membuahkan hasil yang bersifat permanen. Dengan peluang pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran yang begitu banyak, jumlah populasi Firenze pada permulaan abad ke-17 hanya mencapai 75.000 jiwa, jauh lebih kecil daripada populasi kota-kota lain di Italia, semisal Roma, Milan, Venesia, Palermo, dan Napoli. Karena rancunya pemisahan antara harta milik keluarga Medici dan harta milik negara Toskana, Francesco dan Ferdinando diduga lebih kaya daripada datuk mereka, Cosimo de' Medici, sang wangsakerta. Adipati Agung sendiri memiliki hak prerogatif untuk menggarap cadangan mineral dan garam yang terkandung di bumi Kadipaten Agung Toskana, dan kekayaan keluarga Medici lekat dengan geliat ekonomi Toskana.= Abad ke-17
= Meskipun tidak lagi berpangkat kardinal, Ferdinando masih mampu mempengaruhi jalannya beberapa konklaf berturut-turut. Pada tahun 1605, Alessandro de' Medici, calon yang didukung Ferdinando, terpilih menjadi Paus Leo XI. Meskipun Paus Leo XI wafat dalam bulan yang sama, tetapi penggantinya, Paus Paulus V, juga adalah seorang paus pro Medici. Kebijakan luar negeri Ferdinando yang pro-paus justru menimbulkan masalah baru. Negeri Toskana dijejali tarekat-tarekat religius yang tidak semuanya diwajibkan membayar pajak. Ferdinando mangkat pada tahun 1609, meninggalkan sebuah negeri yang kaya raya. Meskipun demikian, keengganannya melibatkan diri di dalam urusan-urusan internasional menimbulkan konsekuensi jangka panjang yang dirasakan para penerusnya. Di Prancis, Maria de' Medici menyelenggarakan pemerintahan negara selaku wali putranya, Raja Louis XIII. Kemudian hari pada tahun 1617, Raja Louis XIII membatalkan kebijakan pro-Habsburg yang dibuat ibunya. Maria de' Medici akhrinya disingkirkan dari gelanggang politik sampai akhir hayatnya. Pengganti Ferdinando, Cosimo II, berkuasa kurang dari 12 tahun. Ia memperistri Putri Maria Magdalena von Österreich dan dikaruniai delapan orang anak, antara lain Margherita de' Medici, Ferdinando II de' Medici, dan Anna de' Medici. Nama Cosimo II tak kunjung lekang dari ingatan orang, karena dialah patron dari astronom Galileo Galilei. Risalah Sidereus Nuncius, yang ditulis Galileo pada tahun 1610, didedikasikan kepada Cosimo II. Cosimo mangkat pada tahun 1621 akibat penyakit Tuberkulosis. Putra sulung Cosimo, Ferdinando, belum cukup umur untuk memerintah sendiri, sehingga pemerintahan Toskana diselenggarakan oleh ibu dan neneknya selaku pemangku. Masa pemerintahan ibu dan nenek Ferdinando ini disebut masa Turtici. Perangai ibu dan nenek Ferdinando ternyata serasi satu sama lain. Bersama-sama mereka membina persekutuan dengan lembaga kepausan, meningkatkan jumlah rohaniwan di Toskana, dan mengizinkan digelarnya acara sidang perkara pidana bidat dengan terdakwa Galileo Galilei. Ketika Adipati Urbino yang terakhir, Francesco Maria II, mangkat pada tahun 1631, alih-alih mengklaim hak waris atas takhta Kadipaten Urbino bagi Ferdinando, yang memperistri Vittoria della Rovere, cucu sekaligus ahli waris Adipati Francesci Maria II, keduanya justru merelakan kadipaten tersebut dianeksasi Paus Urbanus VIII. Pada tahun 1626, keduanya mengundangkan larangan bagi setiap warga Toskana untuk menuntut ilmu di luar negeri. Larangan ini kemudian dicabut, tetapi kemudian hari diundangkan kembali oleh cucu Maria Maddalena, Cosimo III. Harold Acton, seorang sejarawan Inggris-Italia, beranggapan bahwa rezim Turtici adalah biang keladi kemerosotan Toskana. Adipati Agung Ferdinando tergila-gila dengan teknologi mutakhir, dan mengoleksi berbagai macam higrometer, barometer, termometer, dan teleskop yang dipasang di Palazzo Pitti. Pada tahun 1657, Leopoldo de' Medici, adik bungsu sang adipati agung, mendirikan Accademia del Cimento dengan maksud menarik para ilmuwan dari seluruh Toskana ke Firenze untuk saling bertukar ilmu. Toskana turut serta berjuang dalam perang-perang Castro (keterlibatan terakhir Toskana di bawah kepemimpinan Wangsa Medici dalam suatu konflik) dan mengalahkan angkatan perang Paus Urbanus VIII pada tahun 1643. Perang-perang ini menguras habis kas negara, sampai-sampai negara tidak mampu membayar bunga surat utang negara saat membayar upah prajurit-prajurit sewaan, sehingga tingkat bunga terpaksa diturunkan sebesar 0,75%. Ekonomi benar-benar terpuruk saat itu, sampai-sampai perdagangan barter lumrah dilakukan di pasar-pasar pedesaan. Ferdinando mangkat pada tanggal 23 Mei 1670 akibat apopleksi dan dropsi. Jenazahnya dikebumikan di dalam Basilika San Lorenzo yang menaungi kompleks pemakaman keluarga Medici. Pada waktu Ferdinando mangkat, populasi Kadipaten Agung Toskana hanya tinggal 730.594 jiwa, jalan-jalan sudah dipenuhi rumput liar, dan bangunan-bangunan di Pisa sudah pada reyot. Perkawinan Ferdinando dengan Vittoria della Rovere dikaruniai dua orang anak, yakni Cosimo III de' Medici, Adipati Agung Toskana, dan Francesco Maria de' Medici, Adipati Rovere dan Montefeltro. Saat Vittoria tutup usia pada tahun 1694, harta pusaka alodialnya, Kadipaten Rovere dan Kadipaten Montefeltro, beralih ke tangan anak bungsunya.= Abad ke-18, kejatuhan Wangsa Medici
= Cosimo III memperistri Marguerite Louise d'Orléans, salah seorang cucu Raja Henri IV dan Permaisuri Maria de' Medici. Pasangan yang sangat tidak rukun ini dikaruniai tiga orang anak, antara lain Anna Maria Luisa de' Medici, Garwa Pangeran Pfalz, dan Gian Gastone de' Medici, Adipati Agung Toskana terakhir dari Wangsa Medici. Pada tahun 1691, suami Anna Maria Luisa, Johann Wilhelm, Pangeran Pfalz, berhasil mendapatkan hak bagi Adipati Agung Toskana beserta keluarganya untuk digelari Yang Mulia Pangeran Kerajaan, meskipun mereka tidak memiliki klaim waris atas kerajaan mana pun. Cosimo berulang kali menggelontorkan dana dalam jumlah besar bagi kepentingan Kaisar Romawi Suci, majikan feodalnya secara nominal, dan menyumbang perangkat persenjataan saat Pertempuran Wina berkecamuk. Wangsa Medici tidak dikaruniai ahli waris laki-laki, dan kas Kadipaten Agung Toskana sudah nyaris kosong pada tahun 1705. Dibanding keadaannya pada abad ke-17, populasi Firenze anjlok 50%, dan populasi Kadipaten Agung Toskana secara keseluruhan anjlok kira-kira 40%. Cosimo bersusah payah mengupayakan tercapainya kesepahaman dengan negara-negara lain di Eropa, lantaran peliknya status hukum negara Toskana. Wilayah kedaulatan Kadipaten Agung Toskana mencakup bekas wilayah negara Republik Siena yang secara teknis adalah tanah perdikan Spanyol, sementara bekas wilayah negara Rupublik Firenze dianggap berada di dalam cakupan mandala Kekaisaran Romawi Suci. Saat putra sulungnya wafat, Cosimo mulai menimbang-nimbang rencana menghidupkan kembali negara Republik Firenze, yang akan terwujud sepeninggal Anna Maria Luisa atau sesudah ia sendiri mangkat, andaikata ia wafat mendahului Anna Maria Luisa. Kebangkitan kembali Republik Firenze akan mengakibatkan pengalihan Siena ke dalam mandala Kekaisaran Romawi Suci, tetapi rencana ini tetap saja getol digembar-gemborkan pemerintahannya. Kebanyakan negara Eropa mengabaikan rencana Cosimo, hanya Kerajaan Britania Raya dan Republik Belanda yang menaruh perhatian, dan rencana ini akhirnya pupus sesudah Cosimo III mangkat pada tahun 1723. Pada tanggal 4 April 1718, Kerajaan Britania Raya, Kerajaan Prancis, dan Republik Belanda (kemudian hari juga Austria) memilih Don Carlos, anak tertua Raja Spanyol Felipe V dan Permaisuri Isabel Farnesio, menjadi ahli waris takhta Kadipaten Agung Toskana. Pada tahun 1722, Anna Maria Luisa bahkan tidak diakui sebagai ahli waris takhta Toskana, dan Cosimo hanya dijadikan pengamat dalam konferensi-konferensi pembahasan masa depan Toskana. Pada tanggal 25 Oktober 1723, enam hari menjelang kemangkatannya, Adipati Agung Cosimo mengeluarkan maklumat pamungkas yang menitahkan lestarinya kemerdekaan Toskana, Anna Maria Luisa ditetapkan menjadi ahli waris takhta sesudah Gian Gastone, dan sang adipati agung diberi hak menentukan sendiri calon penggantinya. Meskipun demikian, maklumat ini sama sekali tidak diindahkan, dan ia mangkat beberapa hari kemudian. Gian Gastone merasa kesal dengan Anna Maria Luisa lantaran menjodohkannya dengan Putri Anna Maria Franziska von Sachsen-Lauenburg, dan sebaliknya Anna Maria Luisa membenci Gian Gastone karena membuat kebijakan-kebijakan yang liberal, misalnya membatalkan semua statuta antisemit yang ditetapkan mendiang ayahnya. Gian Gastone sangat girang setiap kali berhasil membuat Anna Maria Luisa mendongkol. Pada tanggal 25 Oktober 1731, satu detasemen Spanyol menduduki Firenze atas nama Don Carlos, yang baru mendarat di Toskana pada bulan Desember tahun itu. Para Ruspanti, juak-juak Gian Gastone yang sudah uzur, membenci Anna Maria Luisa, dan sebaliknya Anna Maria Luisa membenci mereka. Putri Violante von Bayern, kakak ipar Gian Gastone, berusaha menarik keluar sang adipati agung dari pengaruh Ruspanti dengan cara menggelar acara-acara perjamuan. Tindak tanduk Gian Gastone saat menghadiri acara-acara perjamuan tersebut sama sekali tidak mencerminkan keanggunan seorang bangsawan. Ia kerap muntah-muntah ke serbet makan, beserdawa, dan bersenda gurau dengan hadirin lainnya dengan lelucon-lelucon yang tidak senonoh. Sesudah keseleo kaki pada tahun 1731, Gian Gastone harus terbaring di ranjang sampai akhir hayatnya. Ranjang yang kerap berbau tinja itu sesekali dibersihkan Putri Violante. Pada tahun 1736, seusai Perang Suksesi Polandia, Don Carlos melepas hak selaku ahli waris Toskana kepada Franz III , Adipati Lotharingen. Pada bulan Januari 1737, pasukan Spanyol beranjak meninggalkan Toskana dan digantikan pasukan Austria. Gian Gastone mangkat pada tanggal 9 Juli 1737, disaksikan para rohaniwan dan kakaknya. Anna Maria Luisa ditawari jabatan pemangku takhta oleh Prince de Craon sampai adipati agung yang baru berkesempatan melakukan lawatan ke Toskana, tetapi tawaran ini ditampiknya. Sesudah kemangkatan adiknya, Anna Maria Luisa mewarisi seluruh harta pusaka alodial Wangsa Medici. Anna Maria Luisa menandatangani Patto di Famiglia (kesepakatan keluarga besar) pada tanggal 31 Oktober 1737. Lewat kerja sama dengan Kaisar Romawi Suci dan Adipati Agung Franz, ia mewasiatkan seluruh harta benda pribadi Wangsa Medici kepada negara Kadipaten Agung Toskana, dengan syarat tidak boleh ada satu benda pun yang dibawa keluar dari Firenze. Para prajurit pendudukan, yang dijuluki "Orang Lotharingen", sangat dibenci masyarakat, tetapi Prince de Craon, pemangku takhta, mengizinkan Anna Maria Luisa untuk menjalani hidup dengan tenang tanpa gangguan di Palazzo Pitti. Anna Maria Luisa menyibukkan diri dengan mendanai dan memantau proyek pembangunan Basilika San Lorenzo yang diprakarsai Adipati Agung Ferdinando I pada tahun 1604 dengan dana rutin dari kas negara sebesar 1.000 krone per minggu. Anna Maria Luisa memanfaatkan sebagian besar hartanya untuk amal, yakni £4.000 sebulan. Kematiannya tanggal 19 Februari 1743 menandai kepunahan Wangsa Medici. Warga Firenze yang berdukacita atas kepergiannya, dan mengebumikan jenazahnya di dalam kripta gereja San Lorenzo yang rampung berkat bantuan dana darinya. Punahnya cabang utama Wangsa Medici dan pengalihan jabatan Adipati Agung Toskana kepada Franz Stefan (Adipati Lotharingen dan suami Putri Maria Theresia) pada tahun 1737, mengakibatkan negeri Toskana untuk sementara waktu menjadi bagian dari wilayah kedaulatan penguasa Austria. Nasab Pangeran Ottajano, salah satu cabang silsilah keluarga Medici yang masih lestari dan berpeluang mewarisi jabatan Adipati Agung Toskana ketika keturunan laki-laki terakhir dari cabang utama mangkat pada tahun 1737, dapat saja melanggengkan pemerintahan Wangsa Medici andaikata negara-negara besar Eropa tidak campur tangan dan mengalihkan kedaulatan Firenze ke pihak lain. Konsekuensinya, Kadipaten Agung Toskana selaku negara berdaulat ditamatkan riwayatnya, dan bekas wilayah kedaulatannya menjadi jajahan sekundogenitur Wangsa Habsburg-Lotharingen. Adipati agung yang baru Franz I, sesungguhnya masih terhitung cicit dari cucu Francesco I de' Medici, oleh karena itu merupakan penerus Wangsa Medici selaku penguasa Toskana dari garis silsilah perempuan. Wangsa Habsburg dilengserkan dari tampuk kekuasaan negeri Toskana dan digantikan Wangsa Bourbon-Parma pada tahun 1801 (juga dilengserkan pada tahun 1807), tetapi kembali diberi hak menguasai negeri itu dalam Kongres Wina. Toskana menjadi salah satu provinsi Kerajaan Italia pada tahun 1861. Meskipun demikian, masih ada beberapa cabang keluaga Medici yang masih lestari, antara lain nasab Pangeran Ottajano, keluarga Medici cabang Tornaquinci, dan keluarga Medici cabang Verona yang turun-temurun memerintah Carrara dan Gavardo dengan pangkat bupati.Gelar
= Daftar kepala keluarga besar Medici
= Signore di Republik Firenze Adipati Firenze Adipati Agung ToskanaLambang kebesaran
Tidak ada keterangan tertulis mengenai asal-usul lambang kebesaran Wangsa Medici. Menurut salah satu riwayat yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya, leluhur Wangsa Medici adalah Averardo, kesatria abdi Kaisar Karel Agung yang berhasil menewaskan raksasa Mugello. Konon sebagai penghargaan atas jasanya, Karel Agung menghadiahkan perisai dengan tonjolan-tonjolan mirip bola, bekas hantaman gada si raksasa, berikut tanah peninggalan si raksasa di daerah Mugello. Menurut teori lain yang juga tidak dapat dibuktikan kebenarannya, gambar bola-bola pada lambang kebesaran keluarga Medici adalah lambang keping-keping uang logam yang ditiru dari lambang kebesaran Arte del Cambio, serikat usaha penukaran uang tempat keluarga Medici menjadi anggota, sedangkan warnanya yang merah melambangkan uang logam Romawi Timur (bezant). Jumlahnya pun bervariasi dari waktu ke waktu, sebagaimana yang tampak di bawah ini. Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa bola-bola merah tersebut melambangkan tiga keping uang logam atau bola emas yang menjadi salah satu laksana Santo Nikolaus, orang kudus yang diseru namanya dalam upacara pengambilan sumpah bankir-bankir Italia. Dalam kosakata bahasa Italia, "Medici" berarti "para tabib". Seawal-awalnya pada abad ke-11, kata ini sudah dipakai sebagai nama keluarga. Menurut dongeng-dongeng, bola-bola merah pada lambang kebesaran Wangsa Medici adalah gambar butiran-butiran pil atau gelas-gelas bekam, alat yang digunakan pada abad pertengahan untuk memantik darah dari badan orang. Pil sebenarnya baru diciptakan kemudian hari, sementara praktik memantik darah belum populer pada waktu kemunculan lambang kebesaran pertama keluarga Medici. Sejarawan seni rupa Rocky Ruggiero menduga bahwa gambar bola-bola merah mungkin saja melambangkan jeruk merah ranum, tanaman yang lazim tumbuh di Italia. Sekalipun belum ada pengetahuan tentang vitamin pada masa itu, manfaat jeruk sebagai penawar sakit-penyakit tertentu sudah diketahui orang. Rocky Ruggiero memperkirakan bahwa gambar jeruk merah pada lambang keluarga Medici berkaitan dengan anjuran para tabib untuk mengonsumsi buah jeruk.Lihat pula
Pohon silsilah keluarga Medici Daftar paus dari keluarga Medici Keluarga Strozzi (masih lestari) dan keluarga Pazzi family (sudah punah), saingan-saingan keluarga Medici Keluarga Castellini Baldissera (kerabat keluarga Medici)Keterangan
Rujukan
Bahan bacaan lanjutan
Pranala luar
The Medici Archive Project Prince Ottaviano de' Medici:Solving a 417-year-old murder mystery (May 4, 2004) Interactive Medici Family Tree featuring portraits of key family membersNo More Posts Available.
No more pages to load.