Monarki terpilih atau
Monarki elektif adalah
Monarki yang dipimpin oleh seorang penguasa yang dipilih, berbeda dengan
Monarki herediter yang jabatannya diturunkan sebagai warisan keluarga. Tata cara pemilihannya, jenis kualifikasi kandidatnya, serta siapa pemilihnya berbeda dari satu kasus ke kasus lainnya. Menurut sejarah, sangat wajar sebuah
Monarki terpilih berubah menjadi herediter dari waktu ke waktu, maupun bentuk herediter menerapkan aspek elektif sesekali.
Pemilihan luar biasa
Sebuah
Monarki herediter terkadang juga menggunakan pemilihan untuk mengisi kekosongan takhta. Sebagai contoh, mungkin terjadi kemusnahan suatu keluarga kerajaan. Dengan bergantung kepada seberapa lengkapnya suksesi takhta didefinisikan dalam hukum, beberapa kandidat yang setara maupun yang hampir setara dengan klaim yang kuat dapat muncul. Dengan begitu, pemilihan akan diadakan untuk memilih yang layak di antara mereka. Perbedaannya dengan bentuk
Monarki terpilih adalah pemilihan yang dilakukan hanya sebagai penentu khusus, sehingga dengan penguasa yang baru suksesinya kembali menjadi herediter.
Kemungkinan yang lain, seorang penguasa
Monarki digulingkan, seperti dalam sebuah revolusi. Jika biasanya seorang penguasa
Monarki dipaksa untuk turun takhta kepada penerus takhtanya dalam revolusi, dalam beberapa kejadian seluruh keluarga kerajaan ditolak untuk menaiki takhta, sehingga takhtanya jatuh kepada kandidat yang dipilih. Contoh dari pemilihan luar biasa dalam
Monarki herediter adalah:
Mikhail I dari Rusia, dipilih oleh Zemsky Sobor (majelis nasional) pada tahun 1613 setelah kemusnahan Dinasti Rurik dan berakhirnya Masa Kekacauan. Pemilihan ini menghasilkan Wangsa Romanov yang merupakan wangsa boyar lama dengan hubungan yang dekat dengan keluarga kerajaan sebelumnya. Ayah Mikhail, Feodor Romanov, yang saat itu merupakan Patriark Moskwa dan Seluruh Rusia di bawah nama biara Filaret, sebenarnya merupakan penjabat interrex. Setelahnya, Patriark Filaret yang merupakan politisi handal dengan kewenangannya, secara efektif menjadi Wakil Raja dan terkadang juga menjadi Wali Raja untuk putranya yang lemah dan sakit-sakitan.
Pada tahun 1971, tujuh Keemiran di Jazirah Arab bergabung mendirikan Uni Emirat Arab dan menjadi sebuah federasi. Setelah pembentukan Uni Emirat Arab, Sheikh Zayid bin Sultan al-Nahyan dipilih menjadi kepala negara dan Ra'is (Presiden) perserikatan tersebut oleh enam penguasa
Monarki Keemiran lainnya, sementara Zayed sendiri memilih Rashid bin Saeed Al Maktoum yang kemudian menjadi Emir Dubai.
Gopala I, kaisar pertama Kekaisaran Pala dipilih oleh panglima perang daerah independen pada abad ke-8. Penetapan ini umum dilakukan oleh masyarakat suku kontemporer di daerah tersebut.
Referensi
Pranala luar
Worsøe, Hans H. "Official Denmark – The Royal House" (dalam bahasa Inggris). Menteri Luar Negeri Kerajaan Denmark. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-02-27. Diakses tanggal 2008-01-02.
"The Noble Republic, 1572–1795". Poland – The Historical Setting (dalam bahasa Inggris). Pusat Informasi Akademik Polandia, Universitas di Buffalo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-04. Diakses tanggal 2008-01-02.
Jędruch, Jacek (1998). Constitutions, Elections and Legislatures of Poland, 1493–1993 (dalam bahasa Inggris). EJJ Books. ISBN 0-7818-0637-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-05-05. Diakses tanggal 2008-01-02.
"Norway's elective monarchy" (dalam bahasa Inggris). The New York Times. 16 November 1905. Diakses tanggal 2008-01-03.