Museum Pusat TNI AU "
Dirgantara Mandala" adalah
Museum yang digagas oleh
TNI Angkatan Udara yang berisikan benda-benda koleksi sejarah, dimana sebagian besarnya berupa pesawat terbang yang pernah mengabdikan diri di lingkungan
TNI AU.
Museum ini berlokasi kurang lebih 6 kilometer arah timur dari
Pusat Kota Yogyakarta, yaitu di kompleks Pangkalan Udara Adi Sutjipto, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Museum ini sebelumnya berada berada di Jalan Tanah Abang Bukit, Jakarta dan diresmikan pada 4 April 1969 oleh Panglima
AU Laksamana Roesmin Noerjadin lalu dipindahkan ke Yogyakarta pada 29 Juli 1978.
Sejarah
= Latar Belakang
=
Museum ini didirikan dengan berdasarkan dua hal utama yaitu:
Mendokumentasikan segala kegiatan dan peristiwa bersejarah dalam bertumbuhnya
TNI Angkatan Udara
Nilai-nilai luhur perjuangan 1945, yang bisa diwariskan kepada para anak cucu negeri ini.
Berdasarkan dua hal tersebut, dituangkan dalam Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara Nomor 491 tanggal 6 Agustus 1960 tentang dokumentasi, sejarah dan
Museum Angkatan Udara Republik Indonesia, yang baru bisa diwujudkan dalam bentuk embrio pada tanggal 21 April 1967 dan dibawah pembinaan Asisten Direktorat Hubungan Masyarakat Angkatan Udara Republik Indonesia. Dalam bentuk embrio ini, ia sudah memiliki tiga bagian yaitu:
Bagian pembinaan benda-benda
Bagian administrasi dan deskripsi
Bagian dokumentasi dan pameran
dengan kegiatan yang masih terbatas.
Mulai ada kegiatan lebih berarti setelah adanya Instruksi Menteri/Panglima Angkatan Udara Nomor 2 tahun 1967 tanggal 30 Juli 1967 tentang peningkatan kegiatan bidang sejarah, budaya dan
Museum Angkatan Udara. Pada tanggal 4 April 1969,
Museum ini diresmikan oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Roesmin Noerjadin, dengan nama
Museum Pusat Angkatan Udara Republik Indonesia. Dalam peresmiannya turut dihadiri oleh beberapa tokoh penting
TNI AU, antara lain:
Laksamana Udara R. Soerjadi Soerjadarma
Laksamana Udara (Purn) Dr. Suhardi Hardjo Lukito
Pangkowilu V - Laksda Udara Saleh Basarah
Kapusjarah ABRI - Kol Tit. Drs Nugroho Notosusanto
Awalnya,
Museum berada kawasan Markas Komando Wilayah Udara V (Makowilu V) di Jalan Tanah Abang Bukit, Jakarta. Dan pada saat bersamaan berdiri juga
Museum Pendidikan/Karbol di Lembaga Pendidikan AKABRI Bagian Udara, Yogyakarta atau sekarang dikenal dengan nama AAU, sehingga muncul ide untuk penyatuan kedua, selain juga untuk menampung koleksi alat utama sistem senjata
TNI AU yang kian terus berkembang sehingga dibutuhkan tempat yang lebih luas.
= 1978 - 1982
=
Penentuan lokasi
Museum ada di Yogyakarta didasarkan atas pemikiran sebagai berikut:
Kurun masa tahun 1945 - 1949, kota ini memegang peranan penting sebagai
Pusat kelahiran dan perkembangan
TNI AU.
Kota ini adalah tempat dididiknya para Taruna-taruna Angkatan Udara (karbol) calon perwira
TNI AU
Bandar Udara Maguwo atau Bandar Udara Internasional Adisutjipto adalah tempat banyak peristiwa untuk memupuk kejuangan 1945 yang perlu diwariskan kepada generasi kini dan saat mendatang.
Atas dasar itulah maka Kepala Staf
TNI AU mengeluarkan keputusan No. Kep/11/IV/1978 tertanggal 17 April 1978 yang menetapkan bahwa
Museum Pusat AURI dipindahkan ke Yogyakarta dan disinergikan dengan
Museum Pendidikan Pendidikan/Karbol menjadi
Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.
= 1982 - Sekarang
=
Pimpinan
TNI-
AU kemudian menunjuk gedung bekas pabrik gula di Wonocatur Lanud Adisutjipto yang pada masa pendudukan Jepang digunakan sebagai gudang logisitik sebagai
Museum Pusat TNI-
AU Dirgantara Mandala. Pada tanggal 17 Desember 1982, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal
TNI Ashadi Tjahjadi menandatangani sebuah prasasti. Hal ini diperkuat dengan surat perintah Kepala Staf
TNI-
AU No.Sprin/05/IV/1984 tanggal 11 April 1984 tentang rehabilitasi gedung ini untuk dipersiapkan sebagai gedung permanen
Museum Pusat TNI-
AU Dirgantara Mandala. Dalam perkembangan selanjutnya pada tanggal 29 Juli 1984 Kepala Staf
TNI-
AU Marsekal
TNI Sukardi meresmikan penggunaan gedung yang sudah direnovasi tersebut sebagai gedung
Museum Pusat TNI AU “
Dirgantara Mandala” dengan luas area
Museum seluruhnya kurang lebih 4,2 Ha. Luas bangunan seluruhnya yang digunakan 8.765 m2.
= Akses
=
Ada beberapa cara untuk menuju ke lokasi
Museum ini, yaitu sebagai berikut:
Mempergunakan kendaraan pribadi. Untuk menuju ke
Museum ini bisa langsung ke Lanud Adisutjipto dengan cek point yaitu SD Angkasa Lanud Adisutjipto yang berada di tepi jalan raya Janti.
Mempergunakan kendaraan umum, bus atau kereta api. Untuk menuju ke
Museum ini bisa dengan menaiki bus Trans Jogya dan turun di halte "Jembatan Layang Janti".
Dengan pesawat udara. Mendarat di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta dan menuju ke arah Barat, kurang lebih 3 kilometer dengan cek point SD Angkasa.
=
Pelbagai koleksi maupun benda bersejarah
TNI AU dipamerkan dalam ruangan berbeda dengan nama sebagai berikut:
Ruang Utama; berisikan koleksi lambang
TNI AU beserta jajarannya, foto KASAU dari tahun 1946 hingga sekarang yang dilengkapi dengan Kode QR. Selain itu ia juga memuat patung para pahlawan nasional dari
TNI AU, foto para tokoh penerima bintang Swabuana Paksa, tanda pangkat
TNI AU serta tanda-tanda kehormatan militer.
Ruang Kronologi; menggambarkan sejarah perjuangan dan perkembangan
TNI AU dari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Ruang Pahlawan dan Seragam
TNI AU; berisikan benda-benda koleksi yang pernah dipakai oleh pahlawan
TNI AU dan seragam
TNI AU dari tahun 1946 sampai dengan sekarang.
Ruang Kotama; berisikan benda-benda koleksi yang berhubungan dengan Kotama di jajaran
TNI AU diantaranya:
Korps Pasukan Khas
TNI AU
Kodikau
AAU
Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara
Koharmatau
Koopsau
Kohanudnas
Perkembangan Sekolah Penerbang
TNI AU, dan
Benda koleksi yang pernah dimiliki oleh mantan Kepala Staf
TNI Angkatan Udara
Ruang Alutsista I & II; berisikan koleksi alat utama sistem senjata udara yang pernah dipergunakan oleh
TNI AU dari tahun 1945 sampai dengan 1980-an.
Ruang Diorama I; berisikan 4 buah diorama
Ruang Diorama II; berisikan 3 buah diorama
Ruang Diorama III; berisikan 16 buah diorama
Ruang Diorama SKSD Palapa
Ruang Minat
Dirgantara
Ruang Mini Teater
= Koleksi Memorabilia TNI-AU
=
Museum ini menyimpan sejumlah foto tokoh-tokoh sejarah serta diorama peristiwa sejarah Angkatan Udara Indonesia.
Ruang Alutsista I dan II
Ruangan ini menyimpan sejumlah pesawat tempur dan replikayang kebanyakan berasal dari masa Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan, diantaranya:
Pesawat A-4 Skyhawk
Pesawat ini merupakan buatan dari pabrik Douglas Aircraft Company, Amerika Serikat dan mulai dioperasikan oleh
TNI AU sejak Mei 1980. Ia memiliki beberapa julukan diantaranya : "Scooter", "Bantan Bomber", "Tinker Toy Bomber", Heinemann Hot Red" dan di kalangan para penerbang
TNI AU ia lebih dikenal sebagai "Si Bongkok". Ia merupakan pesawat yang tangguh, dirancang untuk dioperasikan di kalangan Angkatan Laut Amerika Serikat dengan ditenagai oleh satu mesin turbojet Pratt & Whitney J52-P8A, dengan daya dorong 9.200 lbs dan bisa membawa beban seberat 4,5 ton di luar badannya sendiri dan memiliki kecepatan melesat 420 Knots pada ketinggian kurang dari 500 kaki.
Karena dirancang untuk keperluan Angkatan Laut Amerika Serikat, maka ia juga memiliki tingkat keamanan yang tinggi bagi awak pesawatnya karena dilengkapi dengan kursi lontar "zero zero ejection seat", dimana kursi lontarnya bisa dioperasikan pada ketinggian 0 meter serta kecepatan pesawatnya 0 knot, bahkan bisa melontarkan penerbangnya dengan aman, walau pesawatnya sudah masuk ke laut. Pesawat ini juga dilengkapi dengan sistem belly landing, yaitu ia dapat mendarat dengan aman walau tanpa mengeluarkan roda pendaratan. Dalam pengoperasiannya di Indonesia, pesawat ini mengalami beberapa modifikasi, antara lain:
Pemasangan kamera pengintai VICON 70 Camera
Radio Komunikasi dengan frekuensi standard
TNI ARC 182 (VHF-UHV-AMFM)
Doppler Antena
TANS Computer
Sistem pemandu senjata WDNS (Weapon Delivery Navigation Systems)
Pembidik senjata Ferranti Gun Sight, dan
Front Mounting Gun
Pesawat F-5E/F Tiger II
Pesawat ini buatan pabrik Northrop F-5, Amerika Serikat ini memiliki ketangguhan yang bagus karena dipergunakan selama Perang Vietnam oleh Amerika Serikat. Bentuknya yang panjang dan runcing, supersonik (kecepatan maksimumnya hingga 1,6 Mach) dan bisa dipersenjatai dengan sepasang Canon M.39, rudal udara ke udara AIM-9 P-2 Sidewinder (salah satu rudal terbaik kala itu di kelasnya).
TNI AU memiliki tidak kurang 16 unit pesawat ini dimana 12 unitnya merupakan varian kursi tunggal (F-5E) dan sisanya kursi ganda (F-5F), ditempatkan di Skadron Udara 14, Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur. Pesawat ini dijuluki "Sang Macan" oleh para penerbang
TNI AU dan menjadi tulang punggung dari dekade 1980-an hingga tahun 2016, dimana oleh pabrikannya ia diberi julukan "Freedom Frighter". Ia bisa melesat dengan kecepatan 1,4 Mach di ketinggian jelajah 36.000 kaki karena didorong sepasang mesin J85-GE-13 Turbo Jet buatan pabrik General Electric dan mampu menjangkau ketinggian terbang hingga 50.500 kaki. Apabila dengan tanki penuh, ia bisa menjangkau jarak hingga 1.387 mil dan dengan perlengkapan penuh ia memiliki radius tempur 195 mil, atau dengan tangki penuh dan dua bom di sayap, ia memiliki radius 558 mil.
= Koleksi Pesawat
=
Daftar koleksi di
Museum Dirgantara Mandala
Pesawat Amfibi PBY-5A Catalina PB-501 buatan AS.
Pesawat Tempur/Serang Darat Douglas A-4E TT-0440 buatan AS.
Pesawat Tempur Northrop F-5E Tiger II TS-0503 buatan AS.
Pesawat Tempur BAE Systems Hawk 53 TT-5309 buatan Inggris Raya.
Pesawat Tempur Hawker Hunter F.4 N-112 buatan Inggris Raya (Milik Belanda).
Replika pesawat Ultralight Wiweko Experimental Lightplane WEL-1 R.I X (Pesawat pertama hasil produksi Indonesia).
Pesawat Tempur Mitsubishi A6M5 Zero 30-1153 buatan Jepang.
Pesawat Pengebom B-25J Mitchell M-439 buatan AS.
Pesawat Pengebom B-26 Invader M-265 buatan AS.
Pesawat Pengebom TU-16KS M-1625 buatan Uni Soviet.
Helikopter Hiller 360B buatan AS.
Pesawat Tempur P-51D Mustang P-338 buatan AS.
Replika Pesawat Latih KY51 Cureng buatan Jepang.
Replika pesawat Glider Kampret GX-001 buatan Indonesia.
Pesawat Latih PZL TS-8 Bies STUPA01 buatan Polandia.
Pesawat Tempur Lavochkin La-11 F-911 buatan Uni Soviet.
Pesawat Latih Mikoyan-Gurevich Mig-15UTI J-767 buatan Uni Soviet.
Pesawat Tempur Mikoyan-Gurevich MiG-17 buatan Uni Soviet, terdapat 2 varian koleksi yaitu : MiG-17PF F-1182 dan WSK-Mielec Lim-5 F-1160 buatan Polandia (Lisensi MiG 17F Uni Soviet).
Pesawat Tempur Mikoyan-Gurevich MiG-19SF F-1904 buatan Uni Soviet.
Pesawat Tempur Mikoyan-Gurevich MiG-21F13 F-2160 buatan Uni Soviet.
Rudal Pertahanan Udara S-75 Dvina buatan Uni Soviet.
Rudal Anti Kapal Raduga KS-1 Komet buatan Uni Soviet.
Pesawat Latih de Havilland dH-115 Vampire T.55 J-701 buatan Inggris Raya.
Pesawat Serbu LIPNUR Sikumbang 01 buatan Indonesia.
Pesawat Amfibi Grumman HU-16D Albatross IR-0117 buatan AS.
Pesawat Intai/Serang Darat North American Rockwell OV-10F Bronco TT-1015 buatan AS.
Pesawat Tempur CAC Sabre Mk-32 TS-8618 buatan Kanada.
Pesawat Latih Lockheed T-33A Shooting Star TS-3334 buatan AS, varian
Pesawat Latih Aero L-29 Delfín LL-2902 buatan Cekoslovakia.
Pesawat Latih/Sipil PZL-104 Gelatik-C ST-1419 buatan Indonesia (Lisensi PZL Polandia).
Pesawat Sipil Lipnur LT-200 IN-202 buatan Indonesia (Lisensi Pazmany PL-2).
Pesawat Latih North American T-6G Texan B-475 buatan AS.
Pesawat Latih Vultee BT-13A Valiant B-633 buatan AS.
Pesawat VIP Lockheed L-1329 JetStar A-1645 buatan AS.
Helikopter Mil Mi-4 H-200 buatan Uni Soviet
Helikopter Sikorsky H-34 buatan AS, terdapat 2 varian koleksi yaitu : Sikorsky UH-34 Seahorse H-5802 dan Sikorsky S-58T Twin-Pac H-3404.
Pesawat Latih Piper J3C-L4J Cub R-371 buatan AS.
Pesawat Pengebom Tukik Mitsubishi KI 51 Guntei G-32 buatan Jepang.
Pesawat Tempur Nakajima Ki-43 Hayabusa H-45 buatan Jepang.
Helikopter Bell 204B H-260 buatan AS.
Pesawat Angkut Douglas C-47A T-474 buatan AS.
Pesawat Angkut Fokker F27-400M Troopship T-2707 buatan Belanda.
Pesawat Angkut Avia 14F T-414 buatan Cekoslovakia (Lisensi Ilyushin Il-14 Uni Soviet).
Pesawat Latih Cessna 402A A-4014 buatan AS.
Pesawat Latih Beechcraft T-34 Mentor buatan AS, terdapat 2 varian koleksi yaitu : Beechcraft T-34A Mentor B-681 dan Beechcraft T-34C Turbo Mentor LD-3416
Helikopter Mil Mi-1 H-121 buatan Polandia (PZL SM-1).
Pesawat Sipil IPTN N250 Gatotkaca PK-XNG buatan Indonesia, dirancang oleh (alm.) Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng sebagai seorang ilmuwan di bidang
Dirgantara sekaligus Presiden Republik Indonesia yang ketiga.
Helikopter Bell 47G-3B-1 Soloy H-4711 buatan AS.
Replika Pesawat Latih Mansyu Ki-79 buatan Jepang.
Pesawat Intai Taylorcraft Auster III R-62 buatan Inggris Raya.
Helikopter Aerospatiale NAS-332 Super Puma NS-2136 buatan Indonesia (Lisensi Aérospatiale Perancis).
Pesawat Angkut Lockheed C-130 Hercules T-1301 buatan AS.
Pesawat Latih FFA AS-202/18A Bravo LM-2038 Buatan Swiss.
Helikopter Hughes 500C H-5002 buatan AS (Bekas pakai Pelita Air).
Pesawat Latih Boeing Stearman PT-13 Kaydet TALOA buatan AS.
Museum Pusat TNI-
AU Dirgantara Mandala baru-baru ini mendapat tambahan koleksi berupa Prototype Bom sejumlah 9 buah buatan Dislitbangau yang bekerjasama dengan PT. Pindad dan PT. Sari Bahari. Bom-bom tersebut merupakan bom latih (BLA/BLP) dan bom tajam (BT) yang memiliki daya ledak tinggi (high explosive), sebagai amunisi Pesawat Sukhoi Su-30, F-16, Super Tucano dll.
= Galeri
=
Referensi
Daftar Pustaka
Sudarno, Kolonel Drs. (2015). Panduan
Museum Pusat TNI Angkatan Udara
Dirgantara Mandala. Yogyakarta:
Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. hlm. 1.
Saragih, Maylina (2018). 18 Pesawat Warnai Muspusdirla Yogyakarta. Jakarta: Dinas Penerangan
TNI AU.