Pabrik Sutera Tomioka (富岡製糸場
Tomioka Seishijō) adalah
Pabrik pemintalan
Sutera modern tertua di Jepang, yang didirikan pada tahun 1872 oleh pemerintah untuk memperkenalkan mesin modern pemintalan
Sutera dari Prancis dan menyebarkan teknologi ini di Jepang.
Pabrik ini ditetapkan Pemerintah Jepang sebagai situs bersejarah, dan seluruh sisa bangunan yang dilestarikan masih dalam kondisi sangat baik hingga saat ini.
Pabrik besar ini terletak di kota tua
Tomioka, di Prefektur Gunma, Jepang — sekitar 100 km sebelah barat laut dari Tokyo.
Sejarah
Segera setelah Restorasi Meiji di akhir abad ke-19, Pemerintah Jepang mempercepat modernisasi industri untuk mengejar ketertinggalan dengan negara-negara di Eropa.
Sutera mentah Jepang merupakan komoditas ekspor paling penting dan menopang pertumbuhan ekonomi Jepang pada waktu itu. Namun, pada masa booming tersebut, industri
Sutera Jepang mulai mengorbankan kualitas suteranya demi mengejar kuantitas, yang dengan cepat mencederai reputasi Jepang sebagai produsen
Sutera mentah berkualitas. Melihat kondisi ini, Pemerintah Jepang memutuskan untuk mendirikan
Pabrik Sutera Tomioka sebagai fasilitas yang dilengkapi dengan mesin paling canggih pada jamannya untuk meningkatkan kuantitas produksi
Sutera mentah tanpa mengorbankan kualitas.
Pada tahun 1870, Paul Brunat, yang bekerja di sebuah perusahaan perdagangan Prancis di Yokohama, meneliti lokasi yang cocok untuk mendirikan
Pabrik Sutera di wilayah Kanto dan memilih Kota
Tomioka di antara kandidat yang ada.
Pembangunan
Pabrik dimulai pada tahun 1871 dan selesai pada bulan Juli tahun berikutnya. Tiga bulan kemudian
Pabrik tersebut mulai beroperasi. Pada awalnya, terdapat 150 mesin pemintal
Sutera dan sekitar 400 pekerja perempuan yang mengoperasikan mesin di
Pabrik Sutra
Tomioka. Keseharian para pekerja pada saat itu terekam dalam buku catatan harian yang ditulis Wada Ei.
Pabrik Sutera Tomioka berkonsentrasi untuk menyediakan
Sutera mentah berkualitas tinggi. Namun, meski
Sutera yang dihasilkan mendapat reputasi yang tinggi di luar negeri karena kualitasnya yang sangat baik, keuangan
Pabrik selalu dalam kondisi merugi. Bahkan setelah melakukan penghematan dengan mengurangi biaya,
Pabrik terus mengalami defisit kronis. Pemerintah Jepang akhirnya memutuskan untuk melakukan privatisasi
Pabrik Sutera Tomioka dan kemudian pengoperasian
Pabrik diambil alih Grup Mitsui pada tahun 1893. Pada tahun 1902, kepemilikan
Pabrik kembali berpindah dari Grup Mitsui kepada Perusahaan Hara.
Pada tahun 1939 (tahun ke-14 Zaman Showa),
Pabrik Sutera Tomioka diambil alih Katakura Industries Co., Ltd, perusahaan
Sutera terbesar di Jepang.
Pabrik Sutera Tomioka berkontribusi aktif terhadap pertumbuhan ekonomi Jepang selama dan setelah Perang Dunia II.
Pabrik Sutera Tomioka ditutup pada bulan Maret 1987, dan dirawat dengan baik sebagai tempat bersejarah hingga saat ini.
Pada tahun 2005,
Pabrik Sutera Tomioka ditetapkan oleh Pemerintah Jepang sebagai situs sejarah dan pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Kota
Tomioka. Tanggal 21 Juni 2014,
Pabrik Sutera Tomioka resmi terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO untuk kategori situs budaya.
Galeri
Lihat juga
Wada Ei
Daftar Situs Warisan Dunia di Jepang
Pranala luar
Tomioka Silk Mill World Heritage Promotion Homepage
Referensi