Kepulauan Padaido adalah distrik di Kabupaten
Biak Numfor, Papua, Indonesia. Kepulauan Padaido merupakan gugusan pulau yang terletak di sebelah utara Papua. Kepulauan ini juga menyimpan banyak kekayaan alam bawah lautnya seperti terumbu karang yang indah dan ikan-ikan yang hidup di sekitar perairan tersebut. Selain itu, di perairan Kepulauan Padaido juga terdapat peninggalan-peninggalan sisa bangkai kapal perang yang terjadi di masa lalu. Di samping keindahan lautnya, Kepulauan Padaido juga memiliki keindahan daratan dan juga kekayaan tumbuhan seperti pohon kelapa, tanaman obat, dan juga tanaman sagu.
Geografi
Kepulauan Padaido merupakan bagian dari Kabupaten
Biak Numfor. Kabupaten
Biak Numfor adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua, Indonesia. Letak Kabupaten
Biak Numfor berada di Teluk Cenderawasih pada koordinat 0°21'-1°31' LS dan 134°47'-136°48' BT dengan ketinggian 0 - 1000 meter dpl. Kabupaten ini merupakan gugusan pulau yang berada di sebelah utara daratan Pulau Papua dan berseberangan langsung dengan Samudera Pasifik. Posisi ini menjadikan Kabupaten
Biak Numfor sebagai salah satu tempat yang strategis dan penting untuk berhubungan dengan negara luar terutama negara-negara di kawasan Pasifik, Australia, atau Filipina. Letak geografis ini memberikan kenyataan bahwa posisinya sangat strategis untuk membangun kawasan industri, pariwisata, perikanan, dan penelitian ruang angkasa. Secara geografis, Kabupaten
Biak Numfor terdiri dari beberapa pulau. Pulau-pulau yang besar adalah
Biak,
Numfor, dan Supiori. Kemudian beberapa pulau-pulau kecil yang termasuk dalam Kepulauan Padaido atau disebut juga Distrik padaido.
Kepulauan Padaido terletak di sebelah timur Pulau
Biak, terletak pada 0°- 55° LS dan 134°-136° BT. Kepulauan Padaido terbagi dalam dua kawasan, yaitu kawasan Padaido Atas dan Padaido Bawah. Kawasan Kepulauan Padaido terdiri dari pulau Padaidori Yeri, Meosmangguandi, Mbromsi, Pasi, Rasi, Kubori, Dauwi, Nukori, Samakur, Inasfuri, Wamsoi, Workbundi (Meoswarek), dan Pakreki. Sedangkan kawasan Kepulauan Padaido Bawah terdiri dari Pulau Owi, Auki, Wundi, Pai, Nusi, Ureb, dan kepulauan kecil lainnya. Pulau Pakreki dijadikan sebagai pembatas antara kawasan Padaido Atas dengan Padaido Bawah.
Kawasan Kepulauan Padaido yang terletak di utara daratan Papua yang termasuk dalam perairan Samudra Pasifik membuat kawasan tersebut memiliki keindahan alam bawah lautnya. Kawasan Kepulauan Padaido sering dianggap sebagai surganya para penyelam karena keindahan keanekaragaman hayatinya yang ada di bawah permukaan laut. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 91/KPTS-VI/97, Kepulauan Padaido yang mempunyai luas 183.000 hektar, telah ditetapkan sebagai taman wisata laut. Hal tersebut kemudian diperkuat dengan keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 62/Kepmen-KP/2014 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Taman Wisata Perairan Kepulauan Padaido dan Laut Disekitaranya di Provinsi Papua tahun 2014-2034.
Geologi
Dalam sejarah geologisnya, Pulau Papua dan kepulauan sekitarnya tergolong ke dalam Kepulauan Muda. Proses geologi pembentukan Papua dan pulau-pulau di sekitarnya terbentuk dari pergerakan lempeng tektonik Australia dengan Lempeng tektonik Pasifik yang mengakibatkan terjadinya pengangkatan batuan sampai ke atas permukaan laut. Kejadian tersebut berlangsung pada zaman Mesozoikum tengah atau pada periode Miosen. Oleh karena letaknya di perbatasan dua lempeng tersebut, maka sering terjadi aktivitas tektonik seperti pengangkatan batuan dan gempa, dan aktifitas tersebut masih berlangsung sampai saat sekarang sehingga kawasan tersebut menjadi kawasan yang rawan bencana.
Pantai timur Pulau
Biak dan Kepulauan Padaido memiliki topografi landai dengan ketinggian antara 0 – 50 m dpl. Pulau-pulau di Kepulauan Padaido terbentuk dari batuan induk kapur atau karst dan bantuan gamping koral. Jenis tanah yang terdapat di Kepulauan Padaido adalah jenis tanah redzina dan terarosa. Menurut bahasa setempat, jenis tanah tersebut dibagi menjadi lima macam berdasarkan tekstur tanah, yaitu tanah pasir, batu kapur dengan lapisan top soil yang tipis, pasir dengan kandungan tanah liat, tanah liat, dan tanah merah.
Iklim
Iklim di Kepulauan Padaido adalah tropis basah. Secara umum, pola iklim dipengaruhi oleh angin monsoon dan maritim, yang di mana porsi besaran pengaruhnya adalah pada maritimnya. Sebagai akibatnya, curah hujan yang jatuh relatif merata sepanjang tahun, sehingga batas antara musim kemarau dan musim penghujan di Kabupaten
Biak Numfor dan Kepulauan Padaido khususnya tidak tampak tegas. Secara umum curah hujan tahunan di
Biak Numfor rata-rata 309,3 mm. Suhu rata-rata di Kabupaten
Biak Numfor mencapai 25.5 °C dengan iklim kisaran rata-rata antara 21 °C sampai dengan 32 °C. Tingkat Kelembaban udara di wilayah Kabupaten
Biak Numfor secara keseluruhan sangat tinggi, yaitu berkisar antara 85 persen - 88 persen dengan kecepatan angin 3.2 knot.
Flora dan Fauna
Secara umum, kawasan Kepulauan Padaido merupakan kawasan yang terdiri atas vegetasi hutan tropis basah. Dengan keadaan yang demikian jenis tumbuhan pohon kelapa merupakan jenis flora yang banyak ditemukan di sini. Rata-rata tumbuhan pohon kelapa ini tumbuh di setiap pulau di kawasan Kepulauan Padaido. Pohon kelapa tumbuh mulai dari bibir pantai hingga 100 sampai 200 meter masuk ke daratan. Hal ini tidak mengherankan karena penyebaran kelapa dapat dibantu oleh arus laut yang bisa membawa buah kelapa ke manapun termasuk ke daratan. Populasi pohon kelapa di kawasan ini diperkirakan puluhan ribu pohon. Selain itu, jenis lain flora atau tumbuhan yang terdapat di kawasan Kepulauan Padaido antara lain; Cemara laut (Casuarina equisetifolia), Ketapang (Terminalia cattapa), Waru (Hibiscus tilliaceus), Beringin (Ficus sp), Kayu besi (Intisia bijuga), Matoa (Pometiasp), Orew (Premna corymbosa), Moref (Palaquium mboinense), Darmor (Homonoia javanensi), Bram (Uranda brasii), Barnesem (Macaranga sp), Manin (Anisoptera polyandra), Rumbia (Scleria caricina), Pandan laut (Pandanus tectrarius), Pakis haji (Cycas rumplii), Rumput Pantai (Polytrias poraemorsa), Kangkung Darat (Ipomoea pescaprae).
Fauna atau hewan yang ada di Kepulauan Padaido tidak tergolong kepada binatang yang berbadan besar atau fauna besar. Persebaran fauna di Kepulauan Padaido juga sama dengan fauna yang terdapat di Pulau
Biak. Rata-rata fauna yang dapat dijumpai yaitu fauna yang tergolong sedang dan kecil. Fauna yang dapat dijumpai antara lain jenis mamalia seperti kuskus, babi hutan, dan beberapa jenis reptil seperti ular, ular laut, dan buaya. Selain itu juga terdapat beberapa burung lokal seperti burung cendrawasih dan beberapa burung-burung yang datang ke kepulauan ini pada saat musim-musim tertentu. Termasuk juga hewan-hewan di laut dan kelompok-kelompok serangga kecil. Keadaan di Kepulauan Padaido tersebut juga memiliki spesies endemik, yaitu burung myiagra atra.
Pariwisata
Kepulauan Padaido yang berada di Teluk Cenderawasih memberikan keindahan wisata bahari tersendiri. Kepulauan Padaido yang tersusun atas 30 buah pulau kecil ini sebagian besarnya terdiri atas pulau-pulau karang. Beberapa pulau mempunyai pantai yang indah, salah satu diantara pulau tersebut adalah Pulau Padaido. Pulau ini mempunyai hamparan pasir putih yang memukau. Air lautnya yang jernih dan tampak biru membentang serta ombaknya yang tenang. Pantai Pulau Padaido sangat cocok untuk berenang, berjemur, dan snorkeling.
Potensi yang paling memikat di Kepulauan Padaido adalah wisata perairan lautnya. Perairan di Kepulauan Padaido memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi yang hidup di air laut. Kepulauan Padaido juga memiliki keragaman ekosistem koral terbesar di dunia. Karang di kepulauan ini menyimpan 95 spesies koral dan 155 spesies ikan. Air laut yang tenang dan jernih membuat penyelam leluasa menikmati keindahan bawah laut kepulauan ini. Selain itu keindahan biota laut di perairan ini dapat juga disaksikan oleh para wisatawan di tepi pantai pada saat air laut sedang surut.
Referensi
Daftar pustaka
Laksono, P.M. dkk (2001). Kepulauan Padaido. Yogyakarta: Pusat Studi Asia Pasifik Univeristas Gajah Mada. ISBN 979-96557-1-4.
Giyarto (2010). Pesona Wisata Papua. Klaten: PT Intan Pariwara. ISBN 9789792806786.