Hasil Pencarian:
- Kepanikan
- Penjualan panik
- Serangan panik
- Beli panik
- Klaustrofobia
- Bikin Panik
- Alprazolam
- Malu-Malu Kucing (seri televisi)
- Hamengkubuwana IX
- Perang Dunia I
- Keruntuhan Wall Street 1929
- Benzodiazepina
- Krisis finansial Asia 1997
- Fluoksetin
- Rukmini Soekarno
- Hierarki kebutuhan Maslow
- Partai Komunis Indonesia
- Kepanikan moral
- Kepanikan tahun 1907
- Alzi Markers
Artikel: Kepanikan
Sejarah Kata Panik
Dalam makna "ketakutan" merupakan kependekan dari frase dalam Bahasa Yunani panikon deima, "ketakutan yang membuat panik." Berasal dari kata Panikos, "tentang Pan." Dengan Pan yaitu tokoh mitologi Yunani Pan yang memiliki kemampuan menimbulkan ketakutan yang tidak berdasar pada sekelompok orang atau hewan di hutan, yang sedang sendiri atau berada di daerah terbuka. Diserap ke dalam Bahasa Perancis dari Bahasa Yunani pada abad ke-15 sebagai panique, dan mulai digunakan sebagai peristilahan psikiatrik sejak tahun 1970. Selain makna yang dijelaskan dalam artikel ini, tokoh mitologi yang sama juga dianggap sebagai asal kata dari panic dalam arti "keprihatinan/kecemasan/ketakutan yang luas dalam hal kondisi keuangan" yang mulai digunakan sejak tahun 1757; serta frase tombol panik sebuah makna kiasan yang mulai digunakan dalam Bahasa Inggris sejak tahun 1955.Penyebab
Gangguan panik dapat diwariskan secara turun-temurun dalam keluarga, namun tidak dapat diketahui secara akurat siapa saja di dalam keluarga yang dapat mengalami gangguan ini dan siapa saja yang tidak akan mengalaminya. Para peneliti menemukan ada beberapa bagian pada otak, dan juga proses biologis memainkan peranan penting sebagai penyebab gangguan tersebut. Beberapa peneliti yang lain berpendapat bahwa mereka yang menderita gangguan ini menanggapi berbagai macam sensasi biasa sebagai ancaman. Sebagian ilmuwan berpendapat bahwa panik adalah sebuah reaksi di dunia yang tidak lagi berbahaya. Sementara pada zaman purba mekanisme semacam ini sangat berguna bagi manusia karena menghadapi alam dan hewan buas dalam rimba raya dengan perlindungan yang tidak memadai. Sementara dalam situasi di keramaian atau ruang tertutup (dalam lift, misalnya) pada zaman modern dalam kondisi yang aman, hal itu memiliki fungsi psikologis yang tidak lagi relevan. Namun karena secara turun-temurun manusia mewarisi gen yang serupa, maka hal itu masih dialami oleh manusia, walaupun ancaman seperti itu tidak ada atau tidak lagi berarti. Sebagaimana kecemasan yang lainnya, panik melibatkan mekanisme fisik. Dengan mempelajari secara seksama bagaimana otak dan tubuh berfungsi pada gangguan ini, para ilmuwan dapat mengharapkan cara penanganan masalah tersebut dengan lebih baik. Peneliti juga mempelajari bagaimana pengaruh stres dan peran lingkungan (yaitu faktor psikologis dan sosial) pada masalah ini.Gejala
= Gejala fisik
= Beberapa gejala fisik dari orang yang mengalami panik antara lain: Jantung berdebar-debar dan berdenyut sangat cepat Sesak nafas dan/atau dada terasa sesak Sakit dada Sensasi tersedak Mulut kering Mulas Mual-mual Kebelet untuk buang air kecil atau buang air besar Gemetaran Berkeringat dingin Parestesia (merasa kulit menjadi kebas, terbakar, nyeri, dsb) Hilangnya kemampuan untuk fokus kepada sesuatu hal Daya penglihatan menurun= Gejala psikologis
= Sedangkan beberapa gejala psikologis dari orang yang panik antara lain: Gelisah Ketegangan psikologis Takut kehilangan kendali, merasa tidak dapat mengendalikan diri, atau merasa sama sekali tidak berdaya Cemas bahwa ada bencana atau sesuatu yang buruk yang akan terjadi Takut mati Depersonalisasi Derealisasi Merasa sendirianPenanggulangan
Dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan dan meneliti riwayat kesehatan untuk memastikan tidak ada masalah fisik lain yang dapat menjadi penyebab masalah panik ini. Dokter dapat merujuk orang yang mengalaminya kepada profesional kesehatan jiwa seperti psikater atau psikolog klinis. Pada umumnya gangguan panik dapat ditangani melalui psikoterapi (yaitu terapi wicara), obat-obatan medis, atau keduanya. Dokter atau profesional kesehatan jiwa dapat menentukan mana yang merupakan penanganan atau kombinasi penanganan yang terbaik.= Psikoterapi (atau Terapi Wicara)
= Ada satu bentuk terapi kejiwaan, psikoterapi yang disebut Cognitive Behavioral Therapy (CBT – yaitu terapi pengubahan sudut pandang dan perilaku) sebagai terapi pertama yang sangat berguna untuk mengatasi masalah seperti ini. CBT melatih untuk dapat berpikir, berperilaku, dan bereaksi secara berbeda dalam menghadapi serangan panik. Serangan tersebut dapat hilang setelah belajar untuk bereaksi secara berbeda terhadap berbagai sensasi fisik dan rasa takut yang terjadi selama serangan panik.= Obat Medis
= SSRI dan SNRI adalah obat yang umum digunakan untuk mengatasi depresi, namun juga sangat berguna untuk mengatasi gejala-gejala serangan gangguan panik. Obat-obat medis tersebut membutuhkan waktu beberapa pekan untuk dapat dirasakan khasiatnya. Obat-obatan ini bisa menyebabkan efek samping seperti sakit kepala, mual, dan susah tidur. Efek samping ini biasanya tidak terlalu parah untuk sebagian orang, terutama apabila pengobatan dimulai dari dosis rendah dan baru kemudian ditingkatkan dosisnya dari waktu ke waktu. Obat lain yang dapat digunakan adalah penghambat beta (beta blockers) yang dapat membantu anda untuk mengatasi gejala-gejala yang muncul pada gangguan panik, seperti detak jantung yang cepat. Meskipun demikian dokter jarang meresepkan penghambat beta untuk gangguan panik, tetapi obat ini mungkin dapat membantu untuk situasi-situasi tertentu sebelum serangan panik terjadi. Benzodiazepin, yang merupakan obat dengan efek menidurkan, sangat efektif dalam mengurangi gejala-gejala serangan panik, namun obat ini dapat menghasilkan resistensi (yaitu kondisi ketika obat medis sudah tidak lagi efektif mengatasi gangguan) dan ketergantungan obat jika anda menggunakannya dalam jangka waktu yang lama. Oleh sebab itu dokter anda hanya akan memberikan obat ini untuk jangka waktu yang pendek jika memang diperlukan. Dokter dapat bekerjasama dengan orang yang mengalaminya untuk menemukan obat dan dosis yang terbaik. Psikoterapi dan obat-obatan medis membutukan waktu untuk dapat bekerja dengan baik. Gaya hidup sehat juga dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah ini. Selalu cukup tidur dan olahraga, cukup makanan bergizi, dan selalu ada keluarga dan teman (dukungan secara sosial) dianggap para ahli sebagai faktor yang juga penting untuk penyembuhannya.Beberapa Zat yang Harus Dijauhi
Beberapa zat harus dijauhi oleh orang yang mengalami panik karena zat-zat tersebut tidak hanya memperparah Kepanikan namun juga dapat menjadi pemicu Kepanikan itu sendiri. Orang yang mengalami panik harus menjauhi: Alkohol Nikotin Amfetamin Kokain MDMA Halusinogen Antihistamin (dengan sifat stimulan) Yohimbin Obat pelangsing Zat yang mempengaruhi tiroid Senyawa xantin (seperti teofilin dan kafeina)Referensi
Pranala luar
(Inggris) Panic! How it works and What To Do About It (Inggris) Panic: Myth or Reality? Diarsipkan 2006-02-17 di Wayback Machine. (Inggris) Bruce Schneier on the Myth of Panicpanik
No More Posts Available.
No more pages to load.