- Source: Pecut kuda
Pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis) adalah salah satu tanaman liar yang hidup di Indonesia. Nama pecut kuda adalah nama lokal tanaman ini di Indonesia, sedangkan nama ilmiah dari tanaman ini adalah Stachytarpheta jamaicensis. Masyarakat Filipina menyebut tanaman pecut kuda dengan sebutan Kandikandilaan dan di Cina disebut dengan istilah Yulongbian. Tanaman ini berasal dari daerah selata Florida. Tanaman pecut kuda juga dikenal sebagai gulma di beberapa negara, keberadaan tanaman pecut kuda dapat mengganggu pertumbuhan tanaman lain yang dibudidayakan. Tanaman ini, biasanya menjadi gulma pada area perkebunan. Nama pecut kuda diambil dari bentuk tangkai bunga dan bunga yang membentuk seperti pecut pada kereta kuda. Pecut kuda adalah bahasa jawa dari cemeti atau cambuk yang sering digunakan oleh kusir kereta kuda untuk memberikan perintah kuda supaya berjalan, berlari atau berhenti.
Gambaran
Tanaman pecut kuda memiliki tinggi antara 1 meter hingga 3 meter. Tanaman ini memiliki daun berwana hijau sepanjang tahun di semua musim. Daun pecut kuda tersusun secara berlawanan pada batang utama. Bentuk daunnya adalah mulai dari bulat hingga lonjong dengan tepi daun bergerigi kecil dan pangkal daunnya tidak berteoreh. Permukaan daun pecut kuda, memiliki tekstur berkerut seperti kulit jeruk tetapi kerutannya lebih tajam. Ukuran daun tidak terlalu besar, yaitu lebarnya antara 1 sampai 4,5 inchi dan panjang daun antara 3/4 sampai 2,5 inchi. Daun pecut kuda yang terpapar sinar matahari seharian penuh akan berwarna hijau gelap atau hijau tua.
Tanaman pecut kuda adalah tanaman yang berbunga sepanjang tahun, tetapi tanaman ini bunganya lebih sedikit saat bulan Desember hingga Februari. Bunga pecut kuda berwarna ungu dan ada pula yang ungu kebiruan. Kelopak bunga terletak pada sebuah tangkai berwarna hijau dan seperti bersisik. Setiap satu tangkai panjang terdiri dari beberapa bunga yang mengumpul sepanjang tangkai. Lebar bunga kurang lebih 03 inchi. Mahkota bunga rata-rata terdiri dari kelopak bunga yang berjumlah lima atau ganjil. Keunikan bungan pecut kuda adalah bunga awalnya berupa kuncup di sepanjang tangkai bersisik kemudian mulai dari bawah kuncup akan mekar beurutan terus sampai ke ujung tangkai. Bunga yang sudah mekar hanya tahan dalam waktu sehari semudian digantikan oleh kuncup diatasnya yang mekar.
Batang tumbuhan pecut kuda termauk ke dalam batang berkayu, meskipun kecil. Seluruh permukaan batang berwarna hijau tua sama dengan warna daunnya. Batang tanaman juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan secara vegetatif buatan, sedangkan secara generatif tumbuhan ini berkembangbiak dengan menggunakna bijinya. Akar pecut kuda termasuk jenis akar tunggang.
Habitat
Tanaman pecut kuda dapat ditemukan di pinggir jalan dan kebun-kebun yang tidak terawat. Pecut kuda biasa hidup di padang rumput dan area terbuka yang mendapatkan sinar matahari. Tanaman tersebut juga biasanya ditemukan pada ketinggian Hingga 700 meter di atas permukaan laut. Pecut kuda lebih tumbuh subur pada tanah berpasir.
Manfaat
Pecut kuda memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan manusia yaitu untuk obat. Tumbuhan pecut kuda memiliki kanduangan kimia seperti alkaloid fan glikosa. Alkaloid dan glikosa dapat menangani penyakit amandel, radang tenggorokan, batuk dan hepatitis A. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk pengobatan adalah bunga, akar dan daunnya. Tanaman pecut kuda juga dapat digunakan untuk mengobati infeksi kencing batu, reumatik, haid tidak teratur dan keputihan. Bunga dan tangkai pecut kuda dapat mengobati radang hati atau hepatitis A. Keputihan yang sering dialami oleh wanita juga dapat diatasi menggunakan air rebusan akar pecut kuda. Selain untuk obat, pecut kuda juga bisa digunakan untuk tanaman hias, kerena bunganya berbunga sepanjang tahun sehingga dapat lebih lama menghiasi rumah.
Penyebaran
Tanaman pecut kuda terdistribusi ke beberapa negara di dunia. Beberapa negara tersebut adalah Asia tenggara, Australia, Hawaii, Mikronesia, Kepulauan Cook dan Kepulauan Samudera Pasifik lainnya. Pecut kuda juga tumbuh di Afrika Timur, tetapi tidak dalam keadaan dibudidayakan melainkan tumbuh liar.
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Pecut kuda
- Kuda lumping
- Stachytarpheta cayennensis
- Pecut Samandiman
- Cambuk
- Taman Wisata Alam Danau Buyan–Danau Tamblingan
- Marung
- Turonggo Seto
- Jaranan Kediri
- Reog