Sistem penentuan kelamin ZW adalah
Sistem penentuan jenis
kelamin (seks) yang berlaku pada unggas, beberapa reptil (termasuk biawak komodo), sebagian ikan, sebagian amfibia, monotremata, dan sebagian serangga (termasuk kupu-kupu dan ngengat, seperti ngengat sutera).
Dalam
Sistem ini, sel telurlah yang menentukan jenis
kelamin keturunan, berbeda dari
Sistem penentuan kelamin XY dan
Sistem penentuan kelamin X0. Huruf Z dan W digunakan untuk membedakan
Sistem ini dari
Sistem XY. Jenis jantan memiliki
kelamin homogamet ZZ sedangkan betina memiliki
kelamin heterogamet
ZW. Kromosom Z lebih besar dan memiliki gen lebih banyak, seperti pada kromosom X dalam
Sistem XY.
Dasar kerja
Kromosom Z memiliki sebuah gen bernama DMRT1 yang diketahui menentukan perkembangan gonad dan testis pada embrio ayam. Knockdown terhadap gen ini pada individu ZZ mengakibatkan terhambatnya perkembangan testis menjadi seperti ovarium (kandung telur), menurunnya ekspresi gen SOX9 yang merupakan gen penanda bagi ciri jantan dan meningkatnya aromatase yang menjadi penanda ciri betina. Produk ekspresi gen DMRT1 tergantung pada dosis gen yang tersedia. Pada individu ZZ (jantan), terdapat sepasang gen DMRT1 yang berfungsi penuh, sementara pada individu
ZW (betina), hanya satu gen DMRT1 yang berfungsi penuh. Akibat kekurangan dosis ekspresi gen ini, testis tidak mampu berkembang dan terbentuklah ovarium.
Gen DMRT1 diketahui juga dimiliki oleh tikus, manusia (pada kromosom 9, yang menjadi padanan kromosom Z ayam dan menyebabkan peristiwa terbentuknya individu XY berjenis
kelamin wanita), sejenis kadal serta monotremata. Pada ikan Oryzias latipes, gen DMY — yang merupakan salinan (copy) dari DMRT1 — diketahui menentukan terbentuknya kromosom Y. Suatu ekuivalen gen DMRT1 pada lalat buah Drosophila melanogaster dan nematoda Caenorhabditis elegans juga diketahui memepengaruhi perilaku kawin dan organ pengindera
kelamin jantan. Suatu salinan DMRT1 pada kodok Xenopus laevis yang terdapat pada kromosom W (disebut DMW) terlibat dalam perkembangan ovarium, barangkali dengan menghambat tindak DMRT1. Fakta-fakta ini membawa kepada dugaan bahwa DMRT1 yang paling berperan dalam
penentuan kelamin pada
Sistem ZW dan bahwa
Sistem ZW digunakan sebagai
penentuan kelamin moyang dari unggas, reptilia, dan mamalia (Amniota), sebelum kemudian sebagian besar mamalia menggantinya dengan gen SRY yang lebih berperan dalam
Sistem XY.
Catatan kaki
Lihat pula
Kromosom X
Kromosom Y
Pembedaan seksual
Sistem penentuan kelamin
Sistem penentuan kelamin XY
Sistem penentuan kelamin X0
Sistem penentuan kelamin haplodiploid