Kajian penerjemahan adalah
Kajian akademis terhadap
penerjemahan yang pertama kali diperkenalkan oleh akademisi Amerika Serikat James S. Holmes pada tahun 1972. Holmes melihat adanya kompleksitas permasalahn terkait proses
penerjemahan dan hasil dari
penerjemahan itu sendiri.
penerjemahan adalah kegiatan yang telah dilakukan berabad-abad dan hanya merupakan elemen dalam pembelajaran bahasa asing.
Aspek-Aspek Akademis
Munday menuliskan ada tiga aspek akademis yang menekankan pentingnya
Kajian penerjemahan. Aspek yang pertama adalah lokakarya
penerjemahan yang pertama kali diperkenalkan di University of Iowa dan Princeton University. Tujuan dari lokakarya tersebut adalah memperkenalkan
penerjemahan baru untuk suatu target budaya serta membahas aspek-aspek dalam proses
penerjemahan dan pemahaman teks. Aspek kedua adalah sastra perbandingan, terutama terkait
penerjemahan teks yang bersifat transnasional maupun transbudaya. Aspek ini turut mengembangkan
Kajian budaya. Aspek ketiga adalah analisis kontrastif di mana
Kajian dilakukan pada dua bahasa berbeda untuk melihat perbedaan umum dan khusus di antara kedua bahasa tersebut.
Teori-Teori Fungsional
= Tipe Teks
=
Teori ini dikembangkan oleh Katharina Reiss pada tahun 1970an di mana sifat
penerjemahan bergantung pada bentuk teks asalnya. Empat tipe teks yang dikembangkan leh Reiss ialah komunikasi fakta biasa dikategorikan sebagai teks informatif, penulisan kreatif dikategorikan sebagai teks ekspresif, teks yang berusaha membentuk respons perbuatan dikategorikan sebagai teks operatif, dan teks audiomedial. Masing-masing tipe memiliki metode penerjemahannya sendiri dengan memperhatikan kriteria intralinguistik dan ekstralinguistik.
=
Teori ini dikembangkan oleh Holz-Mänttäri dengan mengambil konsep-konsep dari teori komunikasi dan teori tindakan. Teori ini melihat perbuatan menerjemahkan sebagai interaksi manusia dengan tujuan tertentu dan mengedepankan hasil serta proses
penerjemahan sebagai proses transfer interkultural.
= Teori Skopos
=
Skopos adalah kata dalam bahasa Yunani yang bermakna 'tujuan'. Dengan demikian, teori skopos melihat tujuan dari
penerjemahan dari tindakan
penerjemahan.Dalam teori ini tujuan dari kenapa teks orisinil harus diterjemahkan dan apa dampak dari teks yang telah diterjemahkan itu penting untuk diketahui oleh si penerjemah. Ada lima aspek
penerjemahan berdasarkan teori ini yakni:
Teks terjemahan (translatum) ditentukan oleh skopos-nya.
Teks terjemahan memberikan informasi bagi target budaya dan target bahasa terkait tawaran informasi dari budaya asal dan bahasa asal.
Teks terjemahan tidak menawarkan informasi yang jelas-jelas bertentangan.
Teks terjemahan harus jelas kandungannya.
Teks terjemahan harus sesuai dengan teks asal.
Lima aturan di atas bersifat hierarkis dengan mengutamakan skopos.
= Analisis Teks
=
Teori ini menekankan analisis teks sumber dan memilih metode
penerjemahan yang sesuai seperti teori yang dikembangkan Reiss tetapi mengutamakan teks sumber dengan melihat fitur-fitur intratekstual dan ekstratekstual yang terkandung di dalamnya.
Referensi