Kota
Borodianka, di distrik Bucha, Oblast Kyiv, dibombardir secara luas oleh Angkatan Bersenjata Rusia dalam invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022.
Satu minggu setelah terungkapnya peristiwa pembantaian Bucha, Kepala Negara Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan laporan tentang kehancuran kota pada 7 April 2022. Layanan Darurat Negara Ukraina juga melaporkan temuan sejumlah 41 korban tewas yang ditemukan di bawah puing dan reruntuhan. Hingga 6 Mei, polisi setempat juga melaporkan penemuan lebih dari 300 korban tewas di penguburan yang dibuat oleh penduduk setempat selama pendudukan Rusia.
Serangan Rusia
Sebelum berlangsungnya invasi Rusia ke Ukraina,
Borodianka yang terletak di sebelah utara Kyiv, adalah "kota satu jalan" yang lengang, dengan populasi sekitar 13.000 orang penduduk.
Borodianka berada di jalan akses penting yang strategis, ketika pasukan Rusia melakukan pertempuran di dalam dan di sekitar Kyiv, sehingga menjadi target serangan-serangan udara Rusia. Pada malam tanggal 1 Maret dan pagi tanggal 2 Maret, pasukan penerbang Rusia menghancurkan 8 bangunan hunian bertingkat yang menewaskan sedikitnya 40 warga sipil. Hal ini merupakan serangan
Pengeboman yang paling mematikan.
Menurut Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova dan kantor Kejaksaan Oblast Kyiv, pasukan Rusia menggunakan bom udara berjenis FAB-250 dan beberapa peluncur roket Smerch dan Uragan. Terungkap bahwa kerusakan-kerusakan tersebut secara karakteristik disebabkan oleh bom klaster yang ditemukan di kota. Menurut Venediktova, pasukan Rusia melakukan serangan
Pengeboman "pada malam hari, ketika sebagian besar warga berada dalam rumah". Sebagian besar gedung dan bangunan di kota tersebut hancur, termasuk hampir seluruh jalan-jalan utamanya. Bom menghantam di tengah-tengah gedung dan bangunan hingga menyebabkan gedung tersebut runtuh, sementara rangkanya tetap berdiri. Menteri Pertahanan Oleksiy Reznikov, mengatakan banyak warga terkubur hidup-hidup oleh serangan udara tersebut dan tergeletak sekarat hingga jangka waktu seminggu. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa para warga yang membantu, ditembaki oleh pasukan Rusia.
Venediktova juga menuduh tentara Rusia melakukan "pembunuhan, penyiksaan dan pemukulan" terhadap warga sipil.
Beberapa warga bersembunyi di dalam gua selama 38 hari. Kemudian pada 26 Maret 2022, pasukan Rusia, yang dipukul mundur dari Kyiv, secara bertahap menarik pasukannya dari wilayah tersebut untuk berkonsentrasi di Donbas. Walikota
Borodianka mengatakan bahwa ketika konvoi Rusia bergerak melewati kota, tentara Rusia memberondong tembakan ke setiap jendela rumah yang terbuka. Ia memperkirakan setidaknya 200 orang tewas.
Hanya tersisa beberapa ratus penduduk di
Borodianka ketika pasukan Rusia bergerak mundur, dengan sekitar 90% penduduk telah melarikan diri dan sejumlah warga yang tewas di puing dan reruntuhan. Pasukan Rusia tersebut menempatkan ranjau di penjuru kota.
Perkembangan selanjutnya
Pada 5 April, kantor berita Agence France-Presse tiba di
Borodianka. Namun, AFP tidak melihat satu pun korban tewas, tetapi melaporkan kehancuran yang luas dan beberapa hunian "telah rata dengan tanah". Belum diketahui berapa jumlah korban tewas, tetapi seorang penduduk melaporkan bahwa ia mengetahui adanya korban tewas setidaknya lima warga sipil, sementara yang lainnya berada di bawah puing dan reruntuhan serta belum ada pihak yang berusaha untuk mengevakuasi mereka.
Pada 7 April, Venediktova mengumumkan dalam temuan awal bahwa terdapat 26 mayat di bawah puing dan reruntuhan dua bangunan yang telah hancur. Ia menyatakan bahwa
Borodianka adalah "kota yang paling hancur di kawasan tersebut" dan "tidak ada situs militer, hanya penduduk sipil yang menjadi sasaran." Volodymyr Zelenskyy selanjutnya mengatakan bahwa jumlah korban tewas di
Borodianka "bahkan lebih buruk" daripada korban di Bucha.
Referensi