Pertempuran Bandara
Antonov, juga dikenal sebagai
Pertempuran Bandara Hostomel, adalah peristiwa
Pertempuran militer yang terjadi di Bandara
Antonov di kota Hostomel, Oblast Kyiv, dalam peristiwa serangan Kyiv selama terjadinya invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022.
Pada 24 Februari 2022, beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan dimulainya "operasi militer khusus" di Ukraina, tentara Rusia dari Pasukan Lintas
Udara Rusia (VDV) melakukan serangan
Udara di Bandara
Antonov yang bertujuan untuk merebut
Bandar Udara tersebut.
Bandar Udara ini memiliki letak yang strategis karena hanya berjarak kurang dari 10 kilometer (6,2 mi) di luar ibu kota Kyiv, yang memungkinkan bagi pasukan Rusia untuk mengangkut lebih banyak pasukan dan mobilisasi peralatan yang lebih berat untuk secara langsung dapat menyerang kota. Namun, pasukan militer Ukraina dapat menangkis serangan awal pasukan Rusia tersebut, melalui upaya serangan balasan dengan mengepung pasukan Rusia yang tidak memiliki pasukan pendukung. Serangan ini terus berlanjut keesokan hari, melalui serangan
Udara oleh pasukan VDV lain bersamaan dengan serangan pasukan darat oleh bala bantuan lapis baja yang datang dari perbatasan Belarusia-Ukraina, kemudian menerobos wilayah pertahanan Ukraina. Bandara tersebut kemudian berhasil diduduki oleh pasukan Rusia. Meskipun demikian, perlawanan Ukraina yang tak terduga, dapat menggagalkan rencana penundukan Kyiv dan bandara tersebut terlalu hancur untuk dapat digunakan sebagai lapangan terbang fungsional.
Dampak atas serangan tersebut, mengakibatkan pesawat angkut terbesar di dunia
Antonov An-225 Mriya, hancur di hanggarnya karena gempuran pasukan Rusia.
Latar belakang
Bandar Udara Antonov atau bandara Hostomel, adalah bandara utama kargo internasional yang terletak di kota Hostomel, tepat di pinggiran ibu kota Ukraina, Kyiv. Bandara ini dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan
Udara milik negara Ukraina, yakni
Antonov State Enterprise. Bandara ini menampung satu-satunya pesawat kargo terbesar di dunia
Antonov An-225 Mriya. Selain itu, bandara ini juga digunakan sebagai lapangan terbang bagi tentara Angkatan
Udara Ukraina.
Karena letak Hostomel yang hanya berjarak sekitar 10 kilometer (6,2 mi) dari luar Kyiv, menjadikannya lokasi yang strategis untuk akses menuju Ibu kota. Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) memperoleh informasi terperinci tentang rencana serangan Rusia menjelang invasi Rusia ke Ukraina. Dalam kunjungannya ke Ukraina pada Januari 2022, direktur CIA William J. Burns menginformasikan kepada para pemimpin Ukraina atas rencana Rusia, untuk merebut Bandara
Antonov yang akan digunakan sebagai "jembatan
Udara", sehingga memungkinkan pasukan Rusia dapat bergerak cepat menuju Kyiv untuk "menggulingkan pemerintah". Menurut Kepala Direktorat Utama Intelijen Ukraina, Kyrylo Budanov pada 23 Februari 2022, seorang bankir yang bernama Denys Kireyev, memperoleh informasi dari sumber-sumber Rusia bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan dimulai pada tanggal 24 Februari dan Bandara
Antonov akan menjadi lokasi tujuan serangan utama invasi tersebut. Para analis meyakini bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan para pemimpin Rusia lainnya beranggapan, operasi cepat tersebut akan membuat kekacauan yang mengakibatkan lumpuhnya militer Ukraina, sehingga memungkinkan Rusia untuk menciptakan pemerintahan boneka. John Spencer dari Analis Forum Kebijakan Madison berpendapat, hal ini akan memastikan kemenangan bagi militer Rusia, walaupun hal ini mungkin akan menyebabkan terjadinya pemberontakan besar-besaran di Ukraina. Meskipun demikian, informasi peringatan yang disampaikan oleh CIA dan Kireyev, sangat membantu pihak militer Ukraina dalam menghadapi serangan di Bandara
Antonov. Namun, di bandara tersebut hanya bersiaga garnisun kecil yang terdiri dari sekitar 300 tentara Garda Nasional, karena unit pasukan lainnya telah dipindahkan ke garis depan di bagian timur Ukraina.
= 24 Februari 2022
=
Pada 24 Februari 2022, sekitar pukul 05:30 waktu setempat, Presiden Putin mengumumkan "operasi militer khusus" untuk "demiliterisasi dan denazifikasi" Ukraina. Kemudian, sekitar pukul 8:00 pagi, sebuah formasi yang terdiri dari 20 hingga 34 helikopter Rusia tiba di Bandara
Antonov yang bertujuan untuk mengamankan Bandara tersebut, dalam upaya membuat "jembatan
Udara" agar dapat mengerahkan pasukan dan mobilisasi peralatan. Formasi yang dikawal oleh helikopter serang berjenis Ka-52 tersebut, terdiri dari helikopter berjenis Mi-8 yang membawa ratusan tentara VDV, kemungkinan terdiri dari pasukan Brigade Serangan
Udara Garda ke-11 dan/atau Brigade Serangan
Udara Garda ke-31. Helikopter Rusia melakukan pendekatan dari arah Sungai Dnieper dengan terbang rendah, yang segera diserang oleh tembakan senjata ringan Ukraina dan MANPADS. Helikopter Rusia lalu menangkal serangan tersebut dengan mengerahkan suar. Rusia setidaknya kehilangan 6-7 helikopter dan dipastikan dua di antaranya berjenis Ka-52 yang ditembak jatuh dan kedua pilotnya melontar keluar. Formasi helikopter tersebut menyiapkan pendaratan melalui serangan ke arah bandara dengan roket. Selama serangan awal ini, beberapa pertahanan
Udara Ukraina di bandara berhasil digempur dan dihancurkan secara tepat. Pejabat Ukraina kelak menyimpulkan bahwa seorang karyawan bandara telah disewa oleh intelijen Rusia untuk mengungkap posisi-posisi strategis di bandara, yang memudahkan pasukan Rusia melakukan serangan. Meskipun pengeboman roket berhasil melindungi pendaratan, tetapi hal tersebut gagal melemahkan pertahanan Ukraina secara signifikan di sekitar bandara.
Segera setelah mendarat, unit pasukan lintas
Udara Rusia mulai menduduki bandara. Sekitar 300 pasukan pertahanan Ukraina hanya dapat melakukan perlawanan secara terbatas, karena tidak dilengkapi dengan persenjataan dengan baik, termasuk di antaranya para prajurit wajib militer yang belum pernah terlibat dalam
Pertempuran sebelumnya. Namun, semangat para prajurit tersebut bangkit, ketika salah seorang prajurit Garda Nasional, Serhiy Falatyuk, berhasil menembak jatuh sebuah helikopter Rusia dengan senjata portabel 9K38 Igla. Helikopter yang ditumpangi komandan Rusia Kapten Ivan Boldyrev, terpaksa melakukan pendaratan darurat, karena tertembak oleh pasukan pertahanan Ukraina, akibat
Pertempuran yang semakin sengit. Sementara itu, pasukan pertahanan Ukraina makin kewalahan ketika sejumlah pasukan terjun payung Rusia semakin banyak yang berhasil mendarat dan menyebar ke seluruh sudut bandara, sehingga pasukan Rusia berhasil menguasai bandara tersebut. Pendudukan bandara ini karena serangan awal pasukan Rusia yang dilakukan secara cepat dan mengejutkan, meskipun pasukan militer Ukraina telah melakukan persiapan-persiapan setelah peringatan awal yang disampaikan oleh CIA sebelumnya. Pasukan terjun payung Rusia kemudian mulai mempersiapkan kedatangan 18 unit pesawat angkut strategis berjenis Ilyushin Il-76 yang membawa bala bantuan dan pasukan baru dari Rusia.
Meskipun dapat menghadapi perlawanan awal pasukan Ukraina, unit-unit pasukan Rusia juga terlibat baku tembak dengan warga sipil bersenjata dan pasukan dari Resimen Fungsi Khusus ke-3 Ukraina. Kemudian, tentara Ukraina juga mulai membombardir bandara dengan senjata artileri berat. Menyadari akan bahayanya posisi pangkalan terdepan Rusia di Hostomel, Jenderal Ukraina Valery Zaluzhny memerintahkan Brigade Mekanik ke-72 yang berada di bawah komando Kolonel Oleksandr Vdovychenko untuk mengatur serangan balik dalam menghadapi gempuran pasukan Rusia. Pada "momen kritis"
Pertempuran, serangan balik Ukraina dengan skala besar, diluncurkan oleh Brigade Reaksi Cepat ke-4 dari pasukan Garda Nasional yang didukung oleh Angkatan
Udara Ukraina. Untuk mencegah pasukan Ukraina bergerak maju, pasukan Rusia hanya bergantung pada dukungan serangan melalui
Udara, karena kekurangan armada kendaraan tempur lapis baja, yang terlihat dengan dua pesawat tempur berjenis Sukhoi Su-25 menyerang posisi pasukan Ukraina berada. Pesawat tempur Ukraina yang berhasil menghindari serangan rudal Rusia, turut ambil bagian dalam dukungan serangan
Udara bagi unit-unit pasukan Garda Nasional, setidaknya dengan dua pesawat Sukhoi Su-24 dan MiG-29. Ukraina dengan cepat menerjunkan lebih banyak bala bantuan ke bandara untuk mendukung serangan balik atas penyebuan Rusia. Bala bantuan ini termasuk Legiun Georgia dan Pasukan Serangan
Udara Ukraina. Dengan adanya
Pertempuran sengit yang tengah berlangsung di area bandara, pesawat angkut Il-76 Rusia yang membawa bala bantuan, tidak dapat melakukan pendaratan, sehingga kemungkinan pesawat-pesawat tersebut terpaksa kembali ke Rusia.
Pada malam hari, unit-unit militer Ukraina mengepung area bandara dan memukul mundur pasukan Rusia, kemudian menghalau Pasukan Lintas
Udara Rusia yang tersisa, untuk mundur ke hutan-hutan di luar bandara. Komandan Legiun Georgia, Mamuka Mamulashvili mengakui bahwa ketika anggota pasukannya kehabisan amunisi dalam
Pertempuran, ia menggunakan mobilnya untuk menabrak pasukan Rusia yang tengah bergerak mundur. Belakangan, anggota pasukan Brigade Reaksi Cepat ke-4, memposting di halaman Facebook, foto anggota pasukannya yang tengah merayakan kemenangan, sambil memegang bendera Ukraina yang penuh dengan lubang peluru.
Pada fase awal terjadinya
Pertempuran, pesawat angkut terbesar di dunia
Antonov An-225 Mriya, tengah berada dalam hanggarnya dan seorang pilot
Antonov memastikan bahwa pesawat tersebut masih dalam kondisi utuh, meski terjadi baku tembak. Namun, pada 27 Februari, melalui sebuah siaran pers, Ukroboronprom mengklaim bahwa Mriya telah dihancurkan oleh serangan
Udara Rusia. Kemudian pada 4 Maret, saluran televisi milik Rusia, Channel One Russia menayangkan cuplikan yang menunjukkan pesawat kargo terbesar tersebut telah hancur.
= 25 Februari 2022
=
Pada 25 Februari 2022, pasukan infanteri mekanis Rusia yang bergerak maju dari Belarus, bersamaan dengan aksi serangan
Udara lainnya oleh VDV, berhasil menguasai bandara setelah sebagian pasukan menerobos pertahanan Ukraina dalam
Pertempuran Ivankiv. Beberapa kendaraan tempur lapis baja Rusia, dapat disergap pasukan Ukraina sebelum tiba di Hostomel, menghentikan bala bantuan untuk sementara waktu, tetapi, akhirnya pasukan Rusia dapat memasuki bandara dan menghalau pasukan Ukraina. Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, pendudukan bandara tersebut adalah operasi yang melibatkan sekitar 200 helikopter dan diumumkan pula, jumlah korban dari pihak Ukraina sekitar 200 dan tidak adanya korban dari pihak Rusia. Klaim ini langsung dibantah dan ditanggapi dengan skeptis oleh Timur Olevsky, seorang jurnalis yang menyaksikan
Pertempuran tersebut. Namun demikian, pasukan darat Rusia membangun kedudukan di Hostomel dan mulai menjaga pos pemeriksaan di dalam kota. Terdapat kemungkinan spekulasi tentang pasukan Ukraina yang sebelumnya telah menyabotase landasan pacu bandara.
Pada awalnya, Kementerian Dalam Negeri Ukraina menyangkal bahwa bandara tersebut telah direbut sepenuhnya oleh pasukan Rusia, dengan menyatakan bandara tersebut telah "berpindah tangan" dan
Pertempuran tengah berlangsung. Pihak Kementerian juga menegaskan tentang klaim Rusia atas jatuhnya banyak korban di Ukraina adalah "kebohongan mutlak". Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan bahwa lapangan terbang tersebut dalam kondisi yang rusak parah untuk dapat digunakan oleh pasukan Rusia. Kemudian pada akhir hari, Ukraina mengkonfirmasi bahwa bandara telah dikuasai oleh pasukan Rusia.
Analisis
Menurut analis keamanan Andrew McGregor mengenai gambaran
Pertempuran di Bandara
Antonov, ia menyatakan
Pertempuran tersebut sebagai "Bencana Lintas
Udara Rusia". Ia juga berpendapat bahwa operasi awal Rusia, bertujuan mengamankan akses permulaan bagi para pasukan invasi ke Kyiv untuk mengakhiri seluruh perang hanya dalam satu atau dua hari saja. Di sisi lain, intelijen Rusia dinilai telah gagal memperhitungkan jumlah konsentrasi sebenarnya dari pasukan pertahanan Ukraina di wilayah sekitar bandara dan berasumsi hanya terdapat pertahanan minimum. Karena serangan awal pendaratan pasukan yang terlalu kecil untuk menahan serangan Ukraina di wilayah bandara, sementara pihak militer Rusia tidak mampu mengamankan jalur transportasi
Udara untuk bala bantuan dan menahan serangan balik Ukraina, hal ini mengakibatkan pasukan pendaratan awal Rusia tersebut menjadi tercerai berai. McGregor berpendapat bahwa Rusia telah kehilangan peluang untuk menyelesaikan konflik bersenjata dengan cepat, karena kegagalannya untuk merebut Bandara
Antonov dan bandara lain di Vasylkiv pada permulaan invasi.
Para peneliti di Dewan Atlantik juga mengutarakan mengenai kemampuan Ukraina untuk mempertahankan bandara selama dua hari, "mungkin dapat mencegah perebutan cepat" Kyiv oleh Rusia. Michael Shoebridge dari Institut Kebijakan Strategis Australia, berpendapat mengenai "serangan cepat [Rusia] dimaksudkan untuk melumpuhkan pemerintah pusat dan melemahkan mental pasukan Ukraina", tetapi operasi tersebut berakhir dengan kegagalan. Direktur Royal United Services Institute Jonathan Eyal menggambarkan tentang kegagalan awal Rusia untuk merebut bandara sebagai "titik balik" dalam perang. Jurnalis Patrick J. McDonnell menyatakan, "Rusia kalah dalam
Pertempuran untuk Kyiv dengan melakukan serangan secara tergesa-gesa" di bandara. Peneliti Stijn Mitzer dan Joost Oliemans berpendapat mengenai operasi tersebut gagal bukan hanya karena pertahanan awal Ukraina di bandara, tetapi juga karena gerak maju pasukan Rusia terhenti pada
Pertempuran berikutnya di Hostomel. Akibatnya, sejumlah besar pasukan dan peralatan Rusia tertahan di Bandara
Antonov, yang terus-menerus dihujani tembakan oleh pasukan Ukraina. Mitzer dan Oliemans juga meyakini tentang
Pertempuran di bandara dan kota Hostomel, "mematahkan serangan Rusia di Kyiv". Peneliti Severin Pleyer menyatakan
Pertempuran Bandara
Antonov ini, menunjukkan kegagalan militer Rusia selama invasi, termasuk permasalahannya dengan sistem persenjataan utama, kegagalan dalam logistik, koordinasi dan perencanaan, serta kurangnya kepemimpinan dan pelatihan. Ia berpendapat bahwa, perebutan bandara juga menyoroti tentang batalion grup taktis Rusia, yang tidak cocok untuk berperang, karena menghambat koordinasi dan komunikasi. Komandan Ukraina Oleksandr Syrskyi, kemudian mengungkap pendapatnya tentang jatuhnya bandara
Antonov, "memainkan peran negatif" bagi pasukan Ukraina, tetapi "tembakan artileri yang diarahkan ke landasan pacu dan lokasi pendaratan, menunda pendaratan [pasukan Rusia] secara signifikan dan menggagalkan rencana [Rusia] untuk merebut Kyiv".
Jurnalis Andreas Rüesch juga mengutarakan pendapatnya, di samping
Pertempuran lain selama invasi Rusia,
Pertempuran Bandara
Antonov ini, mematahkan klaim yang telah dipupuk secara ekstensif oleh propaganda di Rusia dan menyangkal mitos tentang kemampuan ekstrim dan hampir tak terkalahkan dari Pasukan Lintas
Udara Rusia. Mengacu pada hari pertama
Pertempuran, Pleyer bahkan menggambarkan
Pertempuran tersebut sebagai kekalahan terburuk dalam sejarah yang menimpa Pasukan Lintas
Udara Rusia baru-baru ini.
Beberapa hari setelah bandara diduduki, pasukan Rusia dapat memulihkan sebagian landas pacu bandara untuk pesawat-pesawat dapat mendarat, meskipun bandara tersebut sebagian besar difungsikan sebagai pusat penyimpanan peralatan dan menampung pasukan.
Kesudahan
Pasukan Ukraina terus melakukan aksi perlawanan terhadap pasukan Rusia di Hostomel, meski telah kehilangan bandara
Antonov. Para saksi mata, merekam sebagian kejadian, termasuk sebuah tank yang diduga milik Rusia terbakar dikejauhan dan helikopter Mi-24 Ukraina yang tengah menembakkan roket ke posisi Rusia. Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov menyatakan bahwa pasukan Ukraina mengerahkan BM-21 Grad di Kyiv untuk membombardir pasukan Rusia yang menduduki bandara. Jurnalis Olevsky juga menyatakan bahwa ia menyakini korban dari pihak Rusia dan Ukraina mungkin mencapai ratusan.
Pada 26 Februari 2022, pasukan Ukraina mengklaim bahwa unit Grup Alfa Ukraina, telah menghancurkan kendaraan lapis baja Rusia dekat Hostomel. Seorang anggota Verkhovna Rada, Sophia Fedyna menuduh Spetsnaz Rusia telah menangkap beberapa anggota Garda Nasional Ukraina. Ia juga meminta warga dan para pejuang Ukraina untuk hanya berbicara dalam bahasa Ukraina untuk membantu menandai para penyabot dari Rusia.
Pada 27 Februari 2022, bandara
Antonov tetap berada di bawah pendudukan Rusia karena bentrokan mulai bergeser ke kota Bucha dan Irpin di wilayah selatan, ketika pasukan Ukraina mengklaim telah menghalangi gerak maju Rusia dan menghadapi pasukannya di Hostomel dalam
Pertempuran yang sengit. Pada 27 Februari, Dinas Keamanan Ukraina merilis percakapan yang diduga disadap dari pasukan Rusia di Hostomel yang melaporkan jatuhnya korban dan meminta para korban untuk segera dievakuasi. Pada hari yang sama, pasukan Ukraina membombardir bandara dengan artileri dan mengklaim mereka telah menghancurkan peralatan, kendaraan dan pasukan Rusia. Lalu, pada keesokan harinya, konvoi militer Rusia yang membentang sepanjang 64 km, tiba di bandara sebagai persiapan untuk melakukan serangan ke Kyiv.
Pada 28 Maret 2022, citra satelit tidak menunjukkan adanya pasukan Rusia di dalam area bandara. Kemudian, pada 29 Maret, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin, mengumumkan penarikan pasukan Rusia dari wilayah Kyiv, termasuk pasukan yang berada di Bandara
Antonov.
Pada 2 April, pasukan Ukraina telah menguasai kembali bandara
Antonov setelah penarikan besar-besaran pasukan Rusia di sepanjang poros Kyiv. Dalam proses penarikan mundur pasukan yang dilakukan tergesa-gesa, pasukan Rusia menghancurkan sebagian besar peralatan mereka sendiri, sementara material lainnya, dapat direbut secara utuh oleh pasukan Ukraina. Sementara itu, peralatan Rusia lainnya, sebagian telah dihancurkan oleh serangan artileri Ukraina sebelum penarikan mundur pasukan. Secara keseluruhan, Rusia kehilangan setidaknya tujuh kendaraan tempur lapis baja, 23 kendaraan tempur infanteri, tiga pengangkut personel lapis baja, satu senjata antipesawat, dua artileri, tiga helikopter, serta 67 truk, kendaraan dan jip di Bandara
Antonov.
Lihat pula
Pertempuran Vasylkiv
Referensi
= Kutipan pustaka
=
Pleyer, Severin. "Truppe ohne Moral" [Force without morale]. .Loyal (de) (dalam bahasa Jerman) (edisi ke-Mei 2022). Bonn: Verband der Reservisten der Deutschen Bundeswehr (de). hlm. 8–15.
Pranala luar
Marson, James (3 Maret 2022). "Putin Thought Ukraine Would Fall Quickly. An Airport Battle Proved Him Wrong". The Wall Street Journal (dalam bahasa Inggris). Dow Jones & Company. eISSN 1042-9840. ISSN 0099-9660. OCLC 781541372. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Maret 2022. Diakses tanggal 8 Maret 2022.