Pubertas atau baligh adalah proses perubahan fisik saat tubuh anak berubah menjadi tubuh dewasa (datang dewasa) yang mampu melakukan reproduksi seksual. Proses ini dimulai dengan sinyal hormonal dari otak ke gonad: ovarium pada anak perempuan, testis pada anak laki-laki. Menanggapi sinyal tersebut, gonad memproduksi hormon yang merangsang libido dan pertumbuhan, fungsi, dan transformasi otak, tulang, otot, darah, kulit, rambut, payudara, dan organ seks. Pertumbuhan fisik (tinggi dan berat badan) meningkat pada paruh pertama masa
Pubertas dan selesai saat tubuh orang dewasa telah berkembang. Sebelum
Pubertas, organ seks luar yang dikenal sebagai ciri seksual primer merupakan ciri seks yang membedakan laki-laki dan perempuan.
Pubertas mengarah pada dimorfisme seksual melalui pengembangan karakteristik seks sekunder, yang selanjutnya membedakan jenis kelamin.
Rata-rata, anak perempuan mulai
Pubertas pada usia 10-11 dan berakhir pada usia 15-17; anak laki-laki umumnya mulai
Pubertas pada usia 11-12 dan berakhir pada usia 16-18.
Pada dasarnya
Pubertas ini merupakan fase transisi dari anak menuju ke dewasa atau memang proses pendewasaan dari seseorang.
Pubertas memang lekat kaitannya dengan hal-hal yang terkait dengan seksual.
Pada fase ini, remaja yang sudah mengalami
Pubertas mampu melakukan reproduksi seksual. Singkatnya pada fase ini, remaja laki-laki bisa membuahi, sedangkan perempuan sudah bisa hamil.
Artinya, selain sebagai penanda pendewasaan seseorang,
Pubertas ini juga berfungsi untuk reproduksi manusia.
Tanda Pubertas pada perempuan
Pada remaja perempuan proses
Pubertas akan menimbulkan berbagai tanda. Penanda utama
Pubertas bagi perempuan adalah:
= menarche
=
menstruasi pertama, yang terjadi rata-rata antara usia 12-13 tahun.
Namun, menstruasi pertama setiap perempuan dapat berbeda, tanda
Pubertas ini dialmi sejak berusia 9 tahun, ada pula yang mengalami tanda
Pubertas ini ketika usianya 16 tahun.
Biasanya tanda
Pubertas berupa haid terjadi dalam waktu renang kurang lebih 2 atau 2,5 tahun setelah payudara mulai tumbuh.
= Bau badan
=
Akibat pengaruh hormon selama
Pubertas, kelenjar keringat pada perempuan akan lebih aktif sehingga menghasilkan banyak keringat. Hal ini pun bisa memicu terjadinya bau badan. Untuk mengatasi hal ini dapat digunakan pengawabau atau yang lebih dikenal sebagai deodorant
= Jerawat
=
Jerawat pada perempuan selama masa
Pubertas adalah kondisi kulit yang umum terjadi akibat perubahan hormonal. Peningkatan produksi minyak oleh kelenjar sebaceous dapat menyumbat pori-pori kulit, menyebabkan pembentukan jerawat. Jerawat pada perempuan
Pubertas biasanya berhubungan dengan fluktuasi hormon.
= Pertumbuhan tinggi badan
=
Tingga badan pada perempuan akan bertambah juga seperti laki-laki. Tetapi, pada perempuan pertumbuhan itu umumnya hanya sebesar 5 cm sampai 7,5 per tahun
= Pertumbuhan payudara
=
Hal pertama yang umumnya dijadikan tanda bahwa remaja perempuan sudah memasuki masa
Pubertas adalah payudara yang mulai tumbuh, diawali dari area sekitar puting. Ini biasanya terjadi pada saat anak perempuan memasuki usia 8–13 tahun.
Pada remaja perempuan yang baru
Pubertas, bentuk payudara yang berubah mungkin bisa berbeda antara payudara yang satu dan yang lainnya, tergantung sisi mana yang lebih dulu tumbuh.
Selain terlihat besar sebelah, payudara juga akan terasa sakit atau nyeri, terutama saat disentuh. Rasa nyeri ini akan menghilang seiring dengan berjalannya waktu.
= Pertumbuhan Perempuan
=
Ciri fisik lain yang muncul pada perempuan adalah pinggul yang membesar. Perubahan ini terjadi karena hormon estrogen dan hormon progesterone yang memicu peningkatan jaringan lemak.
Setelah jaringan lemak meningkat hormon itu akan menyebarkan ke tubuh dan efeknya adalah membesarnya bagian pinggul.
= Perubahan suara lebih rendah
=
Perubahan suara pada perempuan, yang juga dikenal sebagai mutasi suara, melibatkan peningkatan panjang dan ketebalan pita suara. Perubahan suara pada perempuan biasanya terjadi di usia sekitar usia 9 hingga 14 tahun. Dan berkembang hingga sempurna di usia 20 tahun. Ini mengakibatkan perubahan dalam resonansi suara, menyebabkan suara menjadi lebih matang dengan nada yang lebih stabil. Proses ini bisa membuat suara perempuan menjadi lebih rendah dan lebih stabil.
= Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu
=
Seperti juga remaja laki-laki, remaja perempuan akan mengalami tumbuhnya rambut-rambut halus di sekitar kemaluan, ketiak, dan terkadang wajah.
Tanda Pubertas pada laki-laki
Pada remaja laki-laki proses
Pubertas akan menimbulkan berbagai tanda. Penanda utama
Pubertas bagi laki-laki adalah:
= Mimpi basah
=
Mimpi basah adalah keluarnya air mani yang terjadi saat sedang tidur. Pada remaja laki-laki, ejakulasi pertama rata-rata terjadi pada usia 13 tahun. Hal ini merupakan hal yang wajar terjadi, karena anak laki-laki yang
Pubertas mulai memproduksi lebih banyak hormon testosteron dan menghasilkan sel sperma.
= Bau badan
=
Akibat pengaruh hormon selama
Pubertas, kelenjar keringat pada laki-laki akan lebih aktif sehingga menghasilkan banyak keringat. Hal ini pun bisa memicu terjadinya bau badan. Untuk mengatasi hal ini dapat digunakan pengawabau atau yang lebih dikenal sebagai deodorant
= Jerawat
=
Saat mengalami
Pubertas, kelenjar minyak anak laki-laki cenderung lebih aktif. Itulah sebabnya anak laki-laki kerap mengalami jerawat.
= Pertumbuhan Tinggi Badan
=
Normal dan umumnya tinggi badan remaja laki-laki akan bertambah pada kisaran 7 sampai 9,5 cm saat sedang masa
Pubertas. Pertumbuhan tinggi badan laki-laki biasanya lebih cepat dibanding dengan perempuan
= Pertumbuhan penis dan testis
=
Pada remaja laki-laki,
Pubertas ditandai dengan bertambahnya ukuran penis dan ukuran testis. Namun, tidak ada patokan yang baku mengenai kapan perubahan ini, tapi diperkirakan dapat terjadi sejak usia 9−18 tahun.
Selain itu, adanya sedikit perbedaan ukuran antara testis juga tak perlu dikhawatirkan karena hal ini normal.
= Perubahan suara lebih berat
=
Ukuran laring yang mengalami pertumbuhan, yaitu organ di mana pita suara terletak, akan membuat suara remaja laki-laki terdengar lebih berat. Hal ini normal terjadi karena tubuh sedang beradaptasi dengan ukuran laring yang baru.
Suara pecah ini akan terjadi selama beberapa bulan, dan biasanya terjadi pada rentan usia 12–16 tahun. Setelah itu, suara akan terus berkembang hingga sempurna dan biasanya menetap pada usia 17 tahun.
= Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu
=
Seperti juga remaja perempuan, remaja laki-laki akan mengalami tumbuhnya rambut-rambut halus di sekitar kemaluan, ketiak, dan wajah. Tak hanya itu, rambut pada area kaki dan lengan juga umumnya menjadi lebih tebal dan gelap.
Perbedaan Pubertas pada laki-laki dan perempuan
Dua perbedaan paling signifikan antara
Pubertas pada anak perempuan dan
Pubertas pada anak laki-laki adalah usia dimulainya, dan steroid seks utama yang mempengaruhinya, androgen dan estrogen.
Karakteristik paling menonjol di antara perubahan morfologis dalam ukuran, bentuk, komposisi, dan fungsi tubuh
Pubertas, adalah perkembangan karakteristik seks sekunder, "pengisian" tubuh anak; dari perempuan menjadi wanita dewasa, dari laki-laki menjadi pria dewasa. Istilah
Pubertas berasal dari bahasa Latin puberatum (usia kedewasaan), kata
Pubertas menggambarkan perubahan fisik menuju kematangan seksual, bukan kematangan psikososial dan budaya yang dilambangkan dengan istilah perkembangan remaja dalam budaya Barat. Masa remaja adalah masa transisi mental dari masa kanak-kanak hingga dewasa, yang tumpang tindih dengan sebagian besar periode
Pubertas fisik.
Meskipun terdapat berbagai rentang usia normal, anak perempuan biasanya mulai
Pubertas sekitar usia 10–11 dan berakhir
Pubertas sekitar 15–17; anak laki-laki mulai sekitar usia 11-12 dan berakhir sekitar 16-17. Anak perempuan mencapai kematangan reproduksi sekitar empat tahun setelah perubahan fisik pertama kali muncul. Sebaliknya, pada anak laki-laki justru lebih lambat, tetapi terus tumbuh selama sekitar enam tahun setelah perubahan
Pubertas pertama yang terlihat. Setiap peningkatan tinggi badan di luar usia pasca
Pubertas jarang terjadi.
Pada anak laki-laki, testosteron androgen adalah hormon seks utama; sementara testosteron diproduksi, semua perubahan anak laki-laki dicirikan sebagai virilisasi. Produk substansial dari metabolisme testosteron pada pria adalah estradiol. Pengubahan testosteron menjadi estradiol bergantung pada jumlah lemak tubuh dan kadar estradiol pada anak laki-laki biasanya jauh lebih rendah dibandingkan pada anak perempuan. "Percepatan pertumbuhan" lelaki juga dimulai kemudian, berakselerasi lebih lambat, dan berlangsung lebih lama sebelum epifisis menyatu. Meskipun anak laki-laki rata-rata lebih pendek 2 cm (0,8 inci) daripada anak perempuan sebelum masa
Pubertas dimulai, laki-laki dewasa rata-rata lebih tinggi 13 cm (5,1 inci) daripada perempuan. Sebagian besar perbedaan jenis kelamin pada tinggi badan orang dewasa ini disebabkan oleh timbulnya lonjakan pertumbuhan yang lebih lambat dan perkembangan pertumbuhan yang selesai lebih lambat. Hal ini merupakan akibat langsung dari kenaikan dan penurunan kadar estradiol pada pria dewasa.
Hormon yang mendominasi perkembangan wanita adalah estrogen yang disebut estradiol. Sementara estradiol meningkatkan pertumbuhan payudara dan rahim, hormon ini juga merupakan hormon utama yang mendorong percepatan pertumbuhan
Pubertas serta pematangan dan penutupan epifisis. Kadar estradiol meningkat lebih awal dan mencapai tingkat yang lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria.
Pematangan hormonal pada anak perempuan jauh lebih rumit daripada pada anak laki-laki. Hormon steroid utama, testosteron, estradiol, dan progesteron serta prolaktin memainkan fungsi fisiologis penting pada masa
Pubertas. Steroidgenesis gonad pada anak perempuan dimulai dengan produksi testosteron yang biasanya dengan cepat diubah menjadi estradiol di dalam ovarium. Namun tingkat konversi dari testosteron menjadi estradiol (didorong oleh keseimbangan FSH/LH) selama
Pubertas awal sangat individual, menghasilkan pola perkembangan karakteristik seksual sekunder yang sangat beragam. Produksi progesteron di ovarium dimulai dengan perkembangan siklus ovulasi pada anak perempuan (selama fase lutheal dari siklus). Sebelum masa
Pubertas, kadar progesteron yang rendah diproduksi di kelenjar adrenal pada anak laki-laki dan perempuan.
Pubertas yang dimulai lebih awal dari biasanya dikenal sebagai
Pubertas dini. Pada abad ke-21, rata-rata usia
Pubertas anak-anak, terutama perempuan, lebih rendah dibandingkan abad ke-19, yaitu 15 tahun untuk anak perempuan dan 16 tahun untuk anak laki-laki. Hal ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk peningkatan nutrisi yang mengakibatkan pertumbuhan tubuh yang cepat, peningkatan berat badan dan penumpukan lemak, atau akibat paparan zat pengganggu endokrin seperti xenoestrogen, yang terkadang dapat disebabkan oleh konsumsi makanan atau faktor lingkungan lainnya.
Pubertas yang dimulai lebih lambat dari biasanya disebut
Pubertas tertunda.
Pubertas yang terlambat bisa terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan. Pada anak laki-laki, tanda nya bisa dilihat ketika ukuran penis belum meningkat di usia 14 tahun. Sementara pada anak perempuan, tandanya terlihat ketika payudara belum berkembang di umur 13 tahun.
Ada beberapa penyebab yang memungkinkan remaja mengidap
Pubertas tertunda:
= Faktor keturunan
=
Faktor keturunan merupakan penyebab yang sering terjadi ketika remaja mengalami masa
Pubertas tertunda.
= Faktor penyakit
=
Anak yang mempunyai kondisi penyakit kronis seperti diabetes, ginjal, atau bahkan asma ada kemungkinan mengalami keterlambatan
Pubertas.
= Faktor kromosom
=
Sebagian remaja yang mengalami keterlambatan masa
Pubertas juga bisa disebabkan karena adanya masalah kromosom. Misalnya seperti sindrom turner, yaitu ketika salah satu dari kromosom X perempuan tidak normal atau hilang.
Pada laki-laki misalnya mengalami sindrom klinefelter dengan kromosom ekstra X.
Tidak bisa mengalami Pubertas
Dalam medis, kondisi ini disebut sebagai sindrom Kallmann. Ini merupakan kelainan genetik langka pada manusia yang didefinisikan terjadinya penundaan atau tidak adanya tanda
Pubertas.
Kondisi yang bisa terjadi pada perempuan atau laki-laki ini disertai dengan indra penciuman yang terganggu. Kadar testosteron pada laki-laki serta estrogen dan progesteron pada perempuan mengalami penurunan jumlah dalam tubuh.
Kondisi ini mengakibatkan terjadinya kegagalan pertumbuhan seks sekunder pada masing-masing jenis kelamin. Adapun perawatan utama kondisi ini adalah terapi penggantian hormon.
Jumlah penggantian hormon disesuaikan dengan kadar hormon seks normal pada rentang usia tersebut, tergantung pada usia seseorang saat terdiagnosis.
Lihat pula
Konsep beranjak dewasa di berbagai budaya
Pubertas dini
Pubertas tertunda
Haid
Endokrinologi
Hormon
Hormon Estrogen
Hormon pelutein
Hormon perangsang folikel
Hormon Progesteron
Hormon Testosteron
Referensi
Bacaan lanjutan
Pranala luar
Support for teens (archive)
University of Maryland guide to puberty and adolescence
Growing Up Sexually: A World Atlas
Pictures and detailed information about breast development during puberty
"Research shows how evolution explains age of puberty", ScienceDaily, December 1, 2005
Gluckman PD, Hanson MA; Hanson (2006). "Evolution, development and timing of puberty". Trends in Endocrinology and Metabolism. 17 (1): 7–12. doi:10.1016/j.tem.2005.11.006. PMID 16311040.
Terasawa E, Fernandez DL; Fernandez (2001). "Neurobiological mechanisms of the onset of puberty in primates". Endocrine Reviews. 22 (1): 111–51. doi:10.1210/er.22.1.111. PMID 11159818.
Puberty in girls: interactive animation of Tanner stages
Puberty in boys: interactive animation of Tanner stages