Ranjau laut adalah alat peledak yang ditempatkan di air untuk menghancurkan kapal atau kapal selam. Tidak seperti peledak dalam,
Ranjau laut ditempatkan dan menunggu sampai dipicu untuk diledakkan oleh kapal musuh yang mendekat.
Ranjau laut dapat digunakan secara ofensif dengan menempatkannya di dekat kapal musuh atau menguncinya di sebuah pelabuhan, atau secara defensif dengan membuat semacam area aman untuk melindungi kapal-kapal teman.
Ranjau laut dapat disebar dari kapal, kapal selam, pesawat atau secara perorangan dari pelabuhan. Harga sebuah
Ranjau laut bervariasi dari yang murah berkisar sekitar seribu dolar AS sampai jenis yang canggih yang berharga jutaan dolar AS yang dilengkapi dengan sejumlah sensor serta dapat menembakkan hulu ledak dengan roket atau torpedo.
Fleksibilitas dan faktor biayanya membuat
Ranjau laut menjadi favorit senjata dalam sebuah perang yang tidak seimbang. Biaya produksi dan penyebarannya umumnya berkisar antara 10% dan 0,5% dari biaya untuk penyingkirannya. Beberapa area
Ranjau bekas Perang Dunia II masih ada dikarenakan terlalu luas area sebarannya dan biayanya yang tinggi untuk mengamankannya — dan secara teoretis beberapa
Ranjau laut dapat tetap aktif sampai ratusan tahun.
Hukum internasional mengharuskan setiap negara untuk mengumumkan kapan mereka akan menempatkan
Ranjau di suatu wilayah agar kapal sipil dapat menghindari wilayah tersebut. Peringatan tersebut tidak harus detail; selama Perang Dunia II, Britania Raya menyatakan mereka telah menebarkan
Ranjau di Selat Inggris,
laut Utara dan pantai-pantai di Prancis.