Revolusi April, kadang-kadang disebut
Revolusi 19
April atau Gerakan 19
April, adalah pemberontakan populer pada
April 1960, dipimpin oleh kelompok buruh dan mahasiswa, yang menggulingkan Republik Korea Pertama yang otokratis di bawah Syngman Rhee.
Revolusi ini menyebabkan pengunduran diri Rhee dan peralihan ke Republik Korea Kedua. Peristiwa ini tercetus oleh penemuan mayat seorang siswa sekolah menengah atas di Pelabuhan Masan yang tewas karena bom gas air mata dalam demonstrasi menentang pemilihan umum Maret 1960.
Latar belakang
Presiden Rhee telah menduduki kursi kepresidenan sejak tahun 1948, tetapi menghadapi ketidakpuasan dalam negeri yang meningkat karena pemerintahannya telah menghasilkan pembangunan ekonomi dan sosial yang terbatas, sementara dianggap korup karena Rhee mengamendemen konstitusi untuk memperpanjang masa jabatan kekuasaannya. Amerika Serikat telah mengurangi bantuan ekonominya dari senilai $382.893.000 pada tahun 1957 menjadi $222.204.000 pada tahun 1959. Rhee terkejut dan terancam oleh dukungan Amerika yang berkurang ini dan dia mulai mengambil langkah-langkah yang semakin putus asa untuk memastikan keberlangsungan politiknya. Pada Desember 1958 dia memaksakan suatu amendemen melalui Majelis Nasional terhadap Undang-Undang Keamanan Nasional yang memberi pemerintah kekuatan baru yang luas untuk membatasi kebebasan pers dan mencegah para anggota oposisi untuk memberikan suara.
Untuk pemilihan umum kepresidenan 1960, dua partai utama maju melawan Rhee. Partai Progresif kecil yang memperoleh satu juta suara dalam 1956 diwakili oleh Cho Bong-am, sementara Partai Demokratik diwakili oleh Cho Pyong-ok. Pada Juli 1959, Rhee menuduh Cho Bong-am sebagai seorang Komunis. Dia dipenjara dan dieksekusi dengan cepat. Cho Pyong-ok pergi ke Amerika Serikat untuk operasi perut tetapi meninggal di sana karena serangan jantung. Kematian kedua pesaing ini tampaknya terlalu kebetulan bagi publik Korea dan mereka berasumsi bahwa kematian adalah akibat dari kecurangan.
Untuk pemilihan wakil presiden, yang dilakukan secara terpisah di Korea, Rhee bertekad untuk mengusahakan anak didiknya Lee Ki-poong terpilih. Lee maju sebagai kandidat melawan Chang Myon dari Partai Demokratik, yang merupakan mantan duta besar untuk Amerika Serikat selama Perang Korea. Pada 15 Maret, Lee, yang kebanyakan terbaring di tempat tidur, memenangkan pemilihan umum dengan margin suara yang sangat lebar, meraih 8.225.000 suara, sementara Myon hanya memperoleh 1.850.000 suara. Hal ini menjadi jelas bagi rakyat bahwa pemungutan suara tersebut besifat curang. Menurut Laporan Korea, unjuk rasa Demokratik dilarang di seluruh negara dan ratusan surat suara yang sudah ditandai sebelumnya dimasukkan ke dalam surat suara pada hari pemungutan suara.
Lihat juga
Sejarah Korea Selatan
Referensi
Bacaan lebih lanjut
Mark Peterson, 2009, A Brief History Of Korea (Brief History), Facts on File. (ISBN 0816050856)
Pranala luar
KBS archive footage of the
April protests