Selir Pan (潘淑妃, nama pribadi tidak diketahui) (meninggal 453) merupakan seorang gundik yang berasal dari Tiongkok, Dinasti Liu Song. Ia merupakan
Selir Kaisar Wen.
Meskipun ia pernah terkenal dimasanya, namun tidak banyak yang diketahui mengenai latar belakangnya. Rankingnya adalah Shufei yang merupakan ranking keempat tertinggi untuk
Selir kerajaan pada saat itu, ia konon merupakan gundik kesayangan Kaisar Wen dan ternekal karena kecantikannya. (Sebuah kisah yang berasal dari Sejarah Dinasti Selatan menceritakan bahwa Kaisar Wen suka bepergian dengan sebuah gerobak yang dikendarai oleh kambing-kambing di dalam istana, dan
Selir Pan kemudian menarik kambing-kambing tersebut dengan memercikkan air garam ke atas tanah di luar kamarnya. Namun kisah ini diragukan karena menyerupai kisah yang dilakukan oleh
Selir Sima Yan.) Ia memiliki seorang putra, Liu Jun Pangeran Shixing yang lahir pada tahun 429.
Karena Kaisar Wen menyayangi
Selir Pan, istrinya, Permaisuri Yuan Qigui, sangat cemburu kepadanya dan jatuh sakit karenanya yang mengakibatkan kematiannya pada tahun 440. (Permaisuri Yuan semula marah kepada Kaisar Wen karena Kaisar Wen menyetujui pengiriman kerabat
Selir Pan yang enam sampai sepuluh kali lebih besar jumlahnya daripada apa yang disetujui oleh Kaisar dengan kerabat Permaisurinya.) Karena masalah ini, putra Kaisar Yuan, Liu Shao Putra mahkota sangat membencinya dan juga putranya Liu Jun, terutama setelah kematian Permaisuri Yuan,
Selir Pan menjadi penanggung jawab istana kerajaan menggantikan Permaisuri Yuan, meskipun Kaisar Wen tidak pernah menjadikannya seorang permaisuri. Untuk meredakan kebenciannya, Liu Jun dengan hati-hati mencoba untuk mengambil hati Liu Shao, dan kedua bersaudara itu akhirnya menjadi akrab. Liu Shao dan Liu Jun menggunakan seorang penyihir, Yan Daoyu (嚴道育), untuk mengutuk Kaisar Wen sampai mati sehingga Liu Shao dapat menjadi kaisar. Pada tahun 452, rencana itu terbongkar dan Kaisar Wen sangat marah dan kecewa. Liu Shao dan Liu Jun hanya mendapat teguran, dan tidak mengambil tindakan apa-apa untuk menghukum mereka. Namun pada tahun 453 ketika Kaisar mengetahui bahwa meskipun telah ditegur Liu Shao dan Liu Jun masih berhubungan dengan Yan (dan Liu Jun juga menyembunyikannya di tempat kediamannya), ia akhirnya berencana untuk menghukum mereka. Setelah mendengar berita bahwa anaknya akan dihukum,
Selir Pan kemudian menangis dan meratap bahwa ia memilih untuk mati bunuh diri daripada menyaksikannya tertimpa bencana besar dan memintanya untuk memohon ampun kepada ayahandanya.
Namun Liu Jun tidak memperdulikannya dan ia mengatakan bahwa ia akan bertanggung jawab sepenuhnya atas tindakannya itu dan ia tidak akan menimbulkan masalah untuknya.
Pada saat itu, Kaisar Wen diam-diam berunding dengan para pejabat tingginya Xu Danzhi (徐湛之), Jiang Dan (江湛), dan Wang Sengchuo (王僧綽) bagaimana caranya menghukum Liu Shao dan Liu Jun, dan ia berniat untuk memecat Liu Shao dan memaksa Liu Jun untuk bunuh diri. Namun ia ragu dan meskipun ia telah mencoba untuk menutup-nutupi pertemuan rahasianya dengan Xu, Jiang, dan Wang, ia memberitahu
Selir Pan, dan
Selir Pan segera memberitahu Liu Jun yang juga menyampaikan kabar tersebut kepada Liu Shao. Liu Shao kemudian mempersiapkan pemberontakan dengan membunuh ayahandanya dan merebut takhta. Di dalam pemberontakan tersebut, ia juga memerintahkan pasukannya untuk memasuki istana untuk membunuh
Selir Pan dan orang-orang yang ada hubungannya dengan Kaisar Wen. Ketika Liu Shao akhirnya memberitahu Liu Jun bahwa
Selir Pan telah meninggal (dengan pura-pura menyalahkan pasukannya yang bertindak sembarangan), Liu Jun menyatakan, "Itu seusai dengan keinginanku. Saya sudah lama mengharapkan hal tersebut." Kemudian, setelah Liu Shao dan Liu Jun dikalahkan dan dibunuh oleh saudara mereka, Liu Jun (karakter berbeda) Pangeran Wuling, yang kemudian bertakhta sebagai Kaisar Xiaowu, Kaisar Xiaowu kemudian memberikan ranking Furen (夫人) kepada
Selir Pan dan memakamkannya kembali dengan kehormatan.
Referensi
History of Southern Dynasties, vol. 41.[1] Diarsipkan 2008-02-07 di Wayback Machine.
Zizhi Tongjian, vols. 126, 127.