Rawa Sicao (Hanzi: 四草; Hanyu Pinyin: Sìcǎo; Tongyong Pinyin: Sìhcǎo; Wade–Giles: Ssu4-ts'ao3) merupakan suaka margasatwa yang terletak di Distrik Annan, Kota Tainan.
Sicao berada diantara pertemuan Sungai Zengwen, Sungai Luermen, Sungai Yanshui dan Drainase Sungai Yanshui (Jalur Drainase Jianan Dazhen), di sisi barat daya. Area ini memiliki luas total sekitar 515 hektar, termasuk tambang garam, saluran air, kanal, parit, dll. Dibuka tanggal 30 November 1983,
Sicao memiliki lebih dari 200 spesies burung dalam 49 famili dan sebagian besar diantaranya burung migrasi.
Ekologi
Daerah
Sicao menjadi rumah atau tempat persinggahan bagi 200 spesies burung dalam 49 famili. Sekitar 75% burung, singgah dari bulan September hingga November setiap tahun. Sejumlah besar burung air bermigrasi ke selatan. Mereka tinggal sementara, mencari makan dan menambah kekuatan fisik, serta beberapa burung yang bermigrasi menghabiskan musim dingin di sini. Akhir Maret hingga pertengahan Mei tahun berikutnya adalah periode migrasi burung musim semi. Di antara mereka, Sandpiper menjadi burung paling banyak. Ada juga burung Camar, Bangau, dan Anana. Ada lebih dari 100 pasang burung cerpelai dan 300 sendok burung berwajah hitam di
Sicao. Puncak musim kawin adalah sekitar Mei dan Juni. Hal ini menjadikan daerah
Sicao sebagai kawasan populasi burung terbesar di Taiwan.
Sekitar 200 spesies tanaman vaskular tercatat tumbuh dirawa ini. Kawasan ini merupakan bekas tambang garam sehingga tanahnya mengandung terlalu banyak garam menyebabkan kebanyakan tumbuhan tahan garam. Diantara tanamannya ialah sagebrush laut bakau, prem zaitun, semi-mangrove Taiwan Pittosporum dan lain-lain. Tanaman dominan utama berupa rerumputan dan kacang-kacangan.
Krisis
Selain perburuan oleh segelintir orang, kesulitan untuk memperoleh makanan menjadi faktor utama krisis burung. Sejak tahun 1985, proyek-proyek pengembangan Kawasan Industri Sains dan Teknologi Tainan, mengakibatkan pengurangan luas lahan basah sebagai habitat burung. Hal ini, menjadi masalah utama yang harus segera diatasi pemerintah.
= Terancam bahaya
=
Ibis sendok berwajah hitam (Platalea minor)
Bangau putih (Ciconia ciconia)
Trinil Nordmann (Tringa guttifer)
= Langka
=
Kuntul China (Egretta eulophotes)
Bangau Hitam (Ciconia nigna)
Hitam Putih (Threskiornis melanocephalus)
Sparrowhawk (Accipiter virgatus)
Elang Perut Merah (Accipiter soloensis)
Burung Elang Jambul (Accipiter trivirgatus)
Ukiran bunga (Aquila changa)
Hering berwajah abu-abu (Butastur indicus)
Sirkus aeruginosus
Elang (Milvus migrans)
Pernis ptilorhynchus
Sparrowhawk Jepang (Accipiter gularis)
Osprey (Pandion haliaetus)
Kestrel (Falco tinnunculus)
Walet (Glareola maldivarus)
Dara laut kecil (Sterna albifron)
Burung hantu rumput (Tyto capensis)
Burung hantu bertelinga pendek (Asio flammeus)
Oriole (Oriolus chinensis)
Sariawan (Garrulax canorus)
= Hewan lain
=
Magpie (Pica pica)
Ulat ekor merah (Lanius cristatus)
Wisata
Terletak di Lahan Basah
Sicao, Kuil
Sicao Dazhong, menjadi daya tarik bagi wisatawan. Selain itu ada terowongan bakau hijau yang melengkung berusia 50 tahun yang dikenal sebagai “Hutan Amazon Mini”, wisatawan dapat menaiki rakit atau perahu untuk menikmati kesejukan hutan bakau. Ketika musim imigrasi, pengunjung akan mendengar riuh suara burung. Kemudian, dikedua sisi
Rawa terdapat kepiting fiddler.
Referensi