Stasiun Catang (CT) merupakan
Stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Bojong
Catang, Tunjung Teja, Serang.
Stasiun yang terletak pada ketinggian +17 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta dan merupakan salah satu
Stasiun yang letaknya cukup terpencil di Kabupaten Serang. Hanya ada satu kereta api yang melayani angkutan penumpang di
Stasiun ini, yaitu KA Commuter Line Merak.
Sejarah
Agar mobilitas penumpang dari Batavia hingga kawasan Banten semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan Staatsspoorwegen (SS) berencana membangun sebuah jalur kereta api yang menghubungkan daerah Duri hingga daerah Serang, melalui daerah Tangerang dan Cikande.
Proyek jalur pun sudah dikerjakan. Di tengah jalannya pembangunan, rencana trase jalur ini akhirnya dibatalkan dan diubah menjadi melalui daerah Parung Panjang hingga ke Rangkasbitung, jalur ini selesai pada 1 Oktober 1899. Trase jalur kereta api pertama yang sudah terlanjur dibangun pun dicukupkan pembangunannya hanya sampai di daerah Tangerang saja, dan diresmikan sebagai jalur kereta api Tangerang-Duri yang berstatus sebagai jalur cabang. Jalur ini selesai dibangun pada 2 Januari 1899.
Jalur kereta api dari
Stasiun Rangkasbitung diteruskan pembangunannya oleh Staatsspoorwegen (SS) hingga ke daerah Serang pada 1 Juli 1900 (termasuk membuka
Stasiun Tjatang), yang kemudian dilanjutkan kembali hingga ke dekat Pelabuhan Anyer Kidul pada 1 Desember 1900. Pada 1 Desember 1914, dibuat sebuah jalur percabangan di
Stasiun Krenceng yang mengarah ke daerah Merak untuk mengakomodasi Pelabuhan Merak yang lebih dekat untuk menyeberang ke Lampung.
Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar.
Desain bangunan
Stasiun Catang memiliki model yang serupa yang juga terdapat di lintas ini, yaitu bangunan Halte Rawa Buntu. Pada dinding bangunan, terdapat ejaan nama
Stasiun 'Tjatang'.
Dahulu, pada petak antara
Stasiun Tjatang dan
Stasiun Tjikeusal (Cikeusal) terdapat Halte Pasirmanggoe (Pasirmanggu), tetapi kini halte tersebut sudah tidak aktif lagi.
Bangunan dan tata letak
Stasiun Catang hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus.
Stasiun ini terletak di daerah yang cukup terpencil di Kabupaten Serang.
Bangunan
Stasiun ini yang merupakan peninggalan Staatsspoorwegen masih dipakai hingga sekarang dan dijadikan sebagai aset cagar budaya. Bangunannya terdiri dari dua buah ruangan; ruangan pertama adalah ruangan Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) dan ruang kepala
Stasiun, sedangkan ruang kedua merupakan loket dan administrasi.
Jenis bangunan yang serupa dengan
Stasiun Catang juga terdapat di lintas ini, yaitu bangunan Halte Rawa Buntu. Di dinding bangunan
Stasiun ini terdapat tulisan nama
Stasiun yang masih menggunakan ejaan lama, yaitu 'Tjatang'.
Stasiun ini dilengkapi dengan 2 peron penumpang yang berukuran tinggi dan rendah. Peron tinggi ini dibangun bersamaan dengan proyek revitalisasi rel KA lintas Rangkasbitung-Merak pada tahun 2021.
Pada tahun 2020, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub) berencana akan mengelektrifikasi jalur KA pada petak Rangkasbitung-Serang agar dapat menambah frekuensi angkutan penumpang dengan moda kereta rel listrik (KRL), serta akan ditambah dengan pembangunan jalur ganda jika frekuensi penumpang KRL tersebut terus meningkat. Rencana ini diawali dengan revitalisasi jalur KA lintas Rangkasbitung-Merak dari rel R42 ke R54 guna meningkatkan kecepatan kereta, dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemasangan tiang listrik aliran atas (LAA). Namun, hingga saat ini hanya revitalisasi jalur saja yang baru terlaksana, sedangkan kabar tentang rencana elektrifikasi belum terdengar lagi.
Layanan kereta api
= Lokal (Commuter Line)
=
Insiden
Pada 14 Februari 1977, lokomotif CC1009 yang sedang berhenti di emplasemen
Stasiun Catang mengalami jebol pada bagian prop timah sehingga membuat uap panas dan air panas menyembur ke kabin masinis. Akibat kejadian ini, sembilan orang menjadi korban dan tiga di antaranya meninggal dunia. Masinis dan juru api ikut menjadi korban, serta sisanya merupakan penumpang liar. Setelah kejadian ini, lokomotif CC1009 diperbaiki dan diperkirakan langsung dialokasi dari Depo Lokomotif Rangkasbitung ke Depo Lokomotif Cibatu.
Galeri
Referensi