Hasil Pencarian:
- Krakatau Steel
- Bastian Steel
- Silmy Karim
- United States Steel
- Power Rangers Ninja Steel
- Caress of Steel
- Baja nirkarat
- PSKS Krakatau Steel
- Evan Soumilena
- Kereta rel listrik Rheostatik
- Danielle Steel
- The Caves of Steel
- Ansteel
- Black Steel FC Papua
- Nippon Steel & Sumitomo Metal
- Incheon Hyundai Steel Red Angels
- Stadion Krakatau Steel
- Man of Steel (film)
- Sitha Marino
- Arpeggio of Blue Steel
Artikel: Krakatau Steel
Sejarah
= Era Hindia Belanda dan Jepang
= Jauh sebelum gagasan industri baja nasional muncul, cikal bakal pengolahan bijih besi telah lahir sejak tahun 1861. Kala itu, pemerintah kolonial Hindia Belanda membangun tanur di Lampung. Pembangunan Tanur di Lampung berfungsi untuk mengolah hasil tambang bijih besi berbahan bakar batu bara. Meski berukuran kecil, industri pengolahan tersebut mampu menghasilkan baja kasar yang berfungsi untuk membuat suku cadang pabrik gula, pabrik karet, dan peralatan pertanian. Namun, industri pengolahan bijih besi tersebut terpaksa tutup lantaran pengelolaannya yang tidak profesional. Pada masa pendudukan Jepang, sebuah tanur pernah dibangun di Kalimantan Selatan dengan bahan bakar batu bara. Namun, banyaknya gejolak perang dan revolusi fisik mengakibatkan perintisan industri baja sempat terhenti.= Masa Orde Lama (1945-1966)
= Baru pada tahun 1956, industri baja mulai mendapat perhatian dengan diperkuat adanya gagasan mendirikan industri baja nasional. Menteri Perindustrian dan Pertambangan, Chaerul Saleh bersama Djuanda dari Biro Perancang Negara (kini Bappenas), mulai menyusun cetak biru industri baja nasional. Indonesia yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan sangat membutuhkan keberadaan industri pengolahan bijih besi. Biro Perancang Negara menggandeng konsultan asing untuk merintis industri baja yang bernama Proyek Besi Baja Trikora. Setelah studi kelayakan selesai disusun, Cilegon dipilih sebagai tempat pengolahan dan produksi hasil olahan bijih besi karena memiliki kelebihan seperti, lahan luas yang tidak mengalihfungsikan lahan pertanian, terdapat sumber air yang melimpah, aksesnya yang terjangkau dari berbagai pulau untuk mendatangkan besi tua melalui pelabuhan Merak. Penandatanganan kerja sama pembangunan dengan Tjazpromexport (All Union Export-Import Corporation) dari Uni Soviet pada 7 Juni 1960 berlanjut dengan peletakan batu pertama pada 20 Mei 1962. Sekali lagi, pembangunan ini kembali terhenti karena gonjang-ganjing politik G30S/PKI.= Pembangunan
= Setelah vakum selama lima tahun, Proyek Besi Baja Trikora dilanjutkan lewat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35, 31 Agustus 1970 dengan didirikannya PT Krakatau Steel (Persero). Pendirian Krakatau Steel disahkan dengan Akta Notaris Tan Thong Kie Nomor 34, pada tanggal 23 Oktober 1971 di Jakarta. Sejak saat itu, Krakatau Steel mulai mengejar ketertinggalannya dengan mempercepat pembangunan industri baja terpadu di Indonesia. Gerak maju dan usaha keras itu dapat dilihat dari serangkaian peresmian unit-unit pabrik dan sarana pendukungnya. Pada tahun 1977, peresmian perdana oleh Presiden Soeharto atas sejumlah pabrik seperti pabrik Besi Beton, pabrik Besi Profil dan Pelabuhan Cigading. Dua tahun kemudian, 1979, secara resmi pembangunan pabrik Besi Spons, pabrik Billet Baja, pabrik Batang Kawat, Pembangkit Listrik Tenaga Uap 400 MW, pusat pengolahan air dan PT KHI Pipe selesai dan beroperasi penuh. Pada tahun 1983 pembangunan pabrik Baja Slab, pabrik Baja Lembaran Panas (Hot Rolled Coiled) dan pabrik Besi Spons selesai dibangun dan resmi dioperasikan. Hingga pada 1993, masih ada peresmian perluasan dan modernisasi.= Identitas Baru
= Sejak 28 Agustus 2020, Krakatau Steel resmi meluncurkan identitas baru mulai dari logo hingga nilai-nilai perusahaan. Terhitung sejak kuartal pertama 2020, Krakatau Steel kembali meraih laba setelah 8 tahun terakhir. Nilai positif ini yang menjadi cikal bakal perubahan identitas Krakatau Steel yang semula dominan warna merah menjadi warna biru yang mengasosiasikan keberhasilan restrukturisasi dan transformasi yang telah dilakukan sejak tahun 2019 sehingga membukukan keuntungan setelah 8 tahun terakhir. Pendapatan dari PT. Krakatau Steel (KRAS) pada tahun 2021 meningkat 5,7 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan yang diraih produsen baja plat merah ini sebesar Rp 312 miliar sepanjang tahun 2021. Hal ini menurut banyak pihak hasil dari program hilirisasi yang dilakukan oleh perusahaan, selain tentu dengan adanya perbaikan manajemen yang terjadi di perusahaan yang terletak di Kota Cilegon ini. Dengan semangat yang baru, Krakatau Steel akan terus berusaha dalam mendorong kemajuan para partner dengan pemanfaatan segala aset agar dapat digunakan sebagai sumber kebaikan bersama. Krakatau Steel adalah group of companies yang turut mendukung pertumbuhan dan keberlangsungan industri dan infrastruktur nasional dengan menjadi perusahaan terpercaya dan kredibel.= Mitra dan Anak Usaha
== Mitra
= Nippon Steel (Jepang) Pohang Iron & Steel Corporation (Korea Selatan)= Anak Usaha
= Pada 10 November 2010, di tengah kondisi pasar yang masih bergejolak, PT Krakatau Steel (Persero) berhasil menjadi perusahaan terbuka dengan melaksanakan penawaran umum perdana (IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk membukukan pendapatan bersih sebesar Rp17,9 triliun dan laba bersih Rp1.02 triliun. Pada tahun 2011, Perseroan dan anak perusahaan dengan aset senilai Rp21,5 triliun memiliki 8.023 orang karyawan. Pada 26 November 2014, Krakatau Steel meresmikan pabrik pipa baja kedua milik anak perusahaannya PT KHI Pipe Industry di Cilegon, Banten,. Dengan beroperasinya pabrik baru ini, PT KHI bakal menjadi produsen pipa baja terbesar di Indonesia, pabrik ini fokus membuat pipa baja untuk sektor industri minyak dan gas (migas)= Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur
= Krakatau Sarana Infrastruktur merupakan subholding yang dibentuk oleh Krakatau Steel dan resmi berdiri pada tanggal 30 Juni 2021. Krakatau Sarana Infrastruktur ini merupakan anak usaha Krakatau Steel yang terdiri dari PT Krakatau Sarana Properti (KSP), PT Krakatau Tirta Industri (KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS). Krakatau Sarana Infrastruktur merupakan perusahaan yang bergerak di bidang layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area bisnis utama yang terdiri dari kawasan industri, penyediaan air industri, penyediaan kebutuhan energi, dan kepelabuhan yang disebut dengan Empat Area Bisnis Krakatau Sarana Infrastruktur. Subholding ini memiliki lahan industri seluas 3.250 hektar, kapasitas air industri sebesar 3.000 liter per detik untuk kebutuhan Kota Cilegon, dan kapasitas 1.600 liter per detik untuk kebutuhan di luar Cilegon. Kapasitas energi listrik sebesar 120 MW3 dan pengembangan pembangkit listrik tenaga surya untuk peningkatan kebutuhan ke depan. Serta fasilitas kepelabuhan yang terdiri dari 17 jetty dengan kapasitas 25 juta ton, kedalaman pelabuhan yang mencapai 21 meter, serta 280.000 ton kapasitas gudang pelabuhan..= Subholding Krakatau Baja Konstruksi
= PT Krakatau Baja Konstruksi didirikan pada tahun 1992. Saat ini telah menjadi produsen baja terkemuka di Indonesia. PT Krakatau Baja Konstruksi memproduksi produk berkualitas tinggi seperti Deformed Bar, Plain Bar, Equal Angle, Channel, Wide Flange, H Beam and I Beam. Sebagai anak perusahaan PT Krakatau Steel, dengan kepemilikan saham 99.9997% oleh PT Krakatau Steel dan 0.0003% oleh PT Krakatau Engineering.Referensi
Pranala luar
(Indonesia) Situs web resmi PT Krakatau Steel (Indonesia) Situs web resmi PT Krakatau Bandar Samudra (Indonesia) Situs web resmi PT Krakatau Engineering (Indonesia) Situs web resmi PT Krakatau Baja Konstruksi (Indonesia) Situs web resmi PT KHI Pipe Industries (Indonesia) Situs web resmi PT Krakatau Tirta Industri (Indonesia) Situs web resmi PT Krakatau Information Technology (Indonesia) Situs web resmi PT Krakatau Posco (Indonesia) Situs web resmi PT Krakatau Sarana Infrastruktur (Indonesia) Situs web resmi PT Krakatau Sarana Propertisteel
Real Steel (2011)
Reign of the Supermen (2019)
- 1
- 2
No More Posts Available.
No more pages to load.